Sejarah Nusantara – Istilah yang telah digunakan dengan kalangan masyarakat Indonesia yakni sebagai menggambarkan adanya sebuah kepulauan yang telah membentang dari puncak Sumatera ke Papua.
Sampai saat ini, kepulauan merupakan sebagian besar dari wilayah Indonesia. Pada abad ketiga belas sampai lima belas Raja-Dewa adalah istilah nasional yang diadopsi oleh kerajaan Jawa saat itu.
Bagaimanakah sejarah mengenai Nusantara? Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas apa itu Nusantara. Untuk penjelasan selengkapnya, yuukk… Simak ulasan sebagai berikut.
Apa itu Nusantara ?
Pengertian Nusantara merupakan sebuah istilah yang dapat digunakan yakni sebagai menggambarkan dari kepulauan yang membentang dari wilayah Sumatera ke Papua, yang saat ini sebagian besar ialah Indonesia. Kata ini termasuk pertama kali disebutkan dalam sebuah literatur Jawa Tengah (abad ke 12 sampai 16).
Sebagai menggambarkan adanya sebuah negara yang telah mengadopsi konsep Majapahit. Setelah dilupakan, dalam istilah ini dihidupkan kembali dengan Ki Hajar Dewantara dalam awal abad ke-20 sebagai nama yang alternatif bagi penerus wilayah Hindia Belanda, sebuah negara yang telah merdeka dan belum masuk.
Karena adanya sebuah perkembangan dalam bidang politik, istilah ini kemudian dapat digunakan yakni sebagai menunjuk unit dalam pulau geografis-antropologis yaitu antara benua Australia dan benua Asia termasuk Semenanjung Melayu, akan tetapi biasanya tidak termasuk di wilayah Filipina.
Latar Belakang
Area daratan utama dalam sebuah kepulauan yang telah terbentuk dari dua ujung super benua Pangea di Mesozoikum (250 juta tahun yang lalu), tetapi bagian dari lempeng sebuah benua yang telah berbeda. Dalam kedua bagian ini telah bergerak lebih dekat bersama karena pergerakan lempeng, sehingga selama zaman es terakhir terbentuk selat besar antara paparan Sunda di bagian barat dan adanya sebuah paparan Sahara di wilayah timur.
Dalam pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekelilingnya, telah mengisi suatu ruang yakni antara dua benua yang berlawanan. Dalam pulau-pulau perantara ini sekarang disebut oleh para ahli biologi yakni untuk Wallacea, sebuah wilayah dengan penyebaran fauna yang unik. Situasi geografis dan geologis yakni mempunyai implikasi untuk iklim, topografi, kesuburan tanah, distribusi makhluk hidup (terutama tanaman serta hewan) dan migrasi terhadap orang di daerah tersebut.
Bagian dari pertemuan sebuah lempeng Eurasia di wilayah barat, yakni lempeng Indo-Australia di selatan dan lempeng Pasifik di timur laut menjadi sebuah daerah vulkanik yang aktif, yang memberi tanah di sekitarnya kekayaan mineral, yang membuatnya sangat baik untuk pertanian, tetapi juga rawan gempa, Kebetulan lempeng benua ini juga menimbulkan bagian dasar laut, yang mengarah pada pembentukan bukit karst, yang kaya akan gua di beberapa tempat. Fosil hewan laut ditemukan di wilayah ini.
Kepulauan ini memiliki sebuah letak di daerah tropis, yang berarti mempunyai suatu laut yang hangat dan telah menerima sinar matahari intensitas tinggi dalam sepanjang tahun. Situasi ini telah mendorong terciptanya dalam sebuah ekosistem yang kaya akan organisme yang telah hidup, baik tanaman maupun hewan.
Lautnya hangat dan tempat pertemuan dua samudera besar. Selat antara dua sebuah bagian benua (Wallacea) adalah sebuah bagian dari adanya suatu arus lautan dari Samudera Hindia ke Samudra Pasifik, yang kaya akan adanya sebuah sumber daya laut.
Terumbu karang di bagian ini adalah sebuah tempat dengan keanekaragaman hayati yang begitu sangat tinggi. Adanya sebuah kekayaan alam di laut dan di darat telah membentuk budaya awal dalam penghuninya. Begitu banyak penduduk asli yang hidup bergantung pada kekayaan laut dan membiasakan mereka dengan navigasi dasar. Belakangan mereka membantu pendudukan Samudra Pasifik (Oceania).
Nusantara di Mata Majapahit
Dalam abad ketiga belas sampai lima belas Raja-Dewa adalah istilah nasional yang telah diadopsi dengan sebuah kerajaan Jawa saat itu. Dari sebuah arti Raja-Dewa ialah seorang raja yang naik dan memerintah terhadap takhta dalam waktu itu, inkarnasi dewa. Untuk alasan ini, wilayah Reich harus memancarkan kekuatan dewa. Konsep ini telah digunakan dengan sebuah Kerajaan Majapahit.
Majapahit dapat membagi beberapa wilayah negara menjadi tiga bagian, diantaranya ialah sebagai berikut:
- Wilayah ini telah mencakup adanya sebuah wilayah di sekitar ibukota dalam kerajaan tempat raja telah memerintah.
- Majapahit telah menyebut sebuah nama nusantara yakni sebagai pulau-pulau lain di luar Jawa, yang dalam budayanya tidak dapatg dipengaruhi dengan budaya Jawa. Namun kerajaan Majapahit telah menganggap dalam kepulauan itu sebagai wilayah yang dapat ditaklukkan dalam arti bahwa para penguasa harus membayar upeti kepada Majapahit.
- Menurut Kerajaan Majapahit, wilayah asing merupakan sebuah wilayah di daerah Jawa dan dalam daerah sekitarnya yang telah mempunyai suatu kesamaan dalam budaya dengan kota besar. Dari perspektif ini ialah termasuk daerah Bali, Madura, Lampung dan Palembang yang telah dianggap asing.
Sebuah istilah yang dapat digunakan yakni sebagai menggambarkan dari kepulauan yang membentang dari wilayah Sumatera ke Papua. Terumbu karang di bagian ini adalah sebuah tempat dengan keanekaragaman hayati yang begitu sangat tinggi.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara jelas dan lengkap yakni mengenai Sejarah Nusantara. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.