Sejarah Monas – Dalam momumen ini telah dibangun pada tahun yang sama dengan pelantikan Gerakan Kepanduan Indonesia. Pembangunan gedung dimulai pada tahun 1961 pada kesempatan Yobel Republik Indonesia Serikat (NKRI).
Monumen Nasional, dapat disebut dengan Monas adalah sebuah monumen untuk ketekunan orang Indonesia terhadap kolonialisme kejam di Hindia Belanda.
Pati kalian mengenal dengan istilah monas bukan? Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas mengenai sejarah monas serta penjelasan secara lengkap sebagai berikut.
Apa itu Monas ?
Pengertian Monumen Monas merupakan sebuah monumen dengan ketinggian yakni 132 meter, yang didirikan sebagai perlawanan dan perjuangan terhadap rakyat Indonesia sebagai kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda Timur.
Pembangunan dalam monumen ini yakni telah dimulai pada 17 Agustus 1961 atas perintah dari Presiden Soekarno dan dapat di akses oleh publik pada 12 Juli 1975. Monumen ini di mahkotai dengan api yang ditutupi dengan lempengan emas dan melambangkan semangat juang yang membakar. Monumen Nasional ini memiliki sebuah letak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka di pusat kota Jakarta.
Sejarah Monumen Nasional Jakarta
Ide untuk membangun sebuah monumen Monas sebenarnya ada pada sejak 1949, ketika Presiden Soekarno ingin mulai membangun monumen nasional pada waktu itu. Yang menarik, Ir. Soekarno juga ingin menyeimbangkan dalam suatu ketinggian Monas dengan Menara Eiffel di Prancis. Kemudian pemukiman Monas memiliki letak di depan sebuah Istana Merdeka.
Pembangunan dalam monumen nasional dimulai dengan adanya sebuah kompetisi dalam perencanaan monumen pada tahun 1955. Contoh replika dari monumen nasional itu sendiri adalah 51 karya, yang hanya satu yang bisa dipilih.
Dalam sebuah karya desain Monas oleh Frederich Silaban dipilih dengan sukses karena memenuhi dalam suatu kriteria kompetisi, yang menunjukkan bahwa orang Indonesia lambat dalam karakter mereka untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Namun, dalam perjalanan ke sana, Presiden Soekarno masih tidak setuju dengan desain Frederich Silaban, sehingga Soekarno telah membentuk lingga serta yoni. Hasil akhir rancangan Monas diselesaikan oleh Frederich, tetapi sayangnya sumber daya yang dibutuhkan untuk proses pembuatan cukup tinggi.
Pada saat itu, perekonomian Indonesia belum membaik. Presiden Sukarno bertanya kepada seorang arsitek bernama R.M. Soedarsono untuk membantu menyelesaikan desain untuk Monas.
Bagian – Bagian Monumen Monas
Terdapat beberapa bagian-bagian dalam monumen monas diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Lidah Api
Di bagian monumen nasional terdapat lidah yang nyala dalam sebuah perunggu dengan ketinggian 17 meter dan diameter 6 meter, yang beratnya telah mencapai 14,5 ton. Tidak hanya itu, tetapi dari nyala api ini, terdapat lapisan emas 45kg yang terdiri dari 77 bagian kemudian dirakit.
2. Pengadilan Puncak
Peralatan yang paling atas dengan luas 11 x 11 meter. Dari pintu masuk ke kursi paling atas, sebuah elevator mengarah ke tangga darurat. Pengunjung dapat melihat suatu suasana kota Jakarta dari puncak, meskipun pengunjung yang beruntung dapat melihat Gunung Salak sampai ke Kepulauan Seribu.
3. Pelataran Bawah
Sementara area monumen nasional berada di bawahnya, terdapat suatu halaman dengan luas 45 × 45 meter. Jarak antara ketinggian dalam Monas serta pelataran bawah adalah 17 meter, dan pengunjung dapat melihat Taman Monas, yang merupakan salah satu menjadi hutan kota di Jakarta.
4. Museum Sejarah Pertempuran Nasional
Yang menarik, masih ada bagian dari Museum Nasional Sejarah Tempur berupa Museum Nasional dengan ketinggian langit-langit 8 meter. Area museum dapat mencapai 80 x 80 meter. Di sisi museum terdapat 12 diorama dengan berbagai representasi sejarah Indonesia dari jaman kerajaan hingga saat memajang PKI G30S.
Sayembara Pembangunan Monas
Sebelum dalam pembangunan, memiliki sebuah kompetisi terbuka berlangsung. Hanya semua warga negara Indonesia yang dapat berpartisipasi dalam kompetisi bersama dan secara individu. Kompetisi dibuka pada tanggal 17 Februari 1955 dan ditutup pada bulan Mei 1956. Saat itu 51 peserta ikut serta.
Kompetisi dalam kedua diprakarsai oleh Keputusan Presiden No. 33/1960 tanggal 10 Mei 1960. Bentuk peringatan yang diharapkan harus menggambarkan kepribadian Indonesia, sebuah karya budaya yang dapat menyalakan pencakar langit patriotik, beton yang tidak merata, tiga dimensi, besi dan marmer, dan dapat bertahan dalam 100 tahun.
Dalam sayembara kedua, yang selesai pada tanggal 15 Oktober 1960, tidak terdapat dari 222 peserta dan 136 draft yang dapat memenuhi kriteria yang ditentukan dengan panitia.
Dalam monumen ini, telah dibangun pada tahun yang sama dengan pelantikan Gerakan Kepanduan Indonesia, dan merupakan sebuah monumen dengan ketinggian yakni 132 meter.
Baca Juga :
Demikian pembahasan dari kami dengan singkat dan jelas mengenai Sejarah Monas. Semoga ulasan kali ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.