Sejarah Minangkabau – Suku Minangkabau atau Minang sering disebut sebagai Orang Padang adalah suku yang berasal dari sebuah provinsi Sumatra Barat. Jenis ini terkenal dengan kebiasaan matrilinearnya.
Wilayah Minangkabau mempunyai sebuah sejarah yang juga penting yang harus diketahui. Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Sejarah Minangkabau. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak sebagai berikut.
Bagaimanakah Asal Usul Minangkabau ?
Kata Minangkabau yakni memiliki begitu banyak arti. Kata itu tidak hanya telah merujuk dalam sebuah nama desa di kabupaten tersebut. Kabupaten Sungayang. Namun, Tanah Datar, Sumatra Barat, juga mengacu pada satuan bahasa, suku, dan budaya.
Menurut geografis, Minangkabau terdiri atas daratan Sumatera bagian barat, setengah dari daratan Riau, pada sebuah bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, Negeri Sembilan di Malaysia, pantai barat Sumatera utara, dan pada bagian barat daya Aceh.
Nama Minangkabau tersebut berasal dari kata manang, artinya kabau dan menang, yang artinya kerbau. Nama tersebut telah diketahui dari cerita yang ditulis dalam sebuah Tambo. Cerita dimulai ketika Kerajaan Pagaruyung, dipimpin oleh Raja Adityawarman, ditaklukkan terhadap pasukan Majapahit.
Singkat cerita, adanya sebuah pertarungan kerbau yakni telah memenangkan Kerajaan Pagaruyung. Kemenangan tersebut akhirnya menginspirasi orang untuk menggunakan nama Minangkabau, kata yang berasal dari frasa “Manangkabau”, yang berarti kerbau telah menang.
Suku Minang dikenal dalam sebuah suku terpelajar, itulah sebabnya mereka menyebar di negara Indonesia dan bahkan di luar negeri dalam berbagai profesi dan bidang, termasuk politisi, guru, penulis, jurnalis, cendekiawan, dan pedagang.
Dengan populasi yang relatif kecil (2,7% dari populasi negara Indonesia), Minangkabau adalah salah satu suku yang paling sukses dengan banyak keberhasilan. Dalam edisi khusus tahun 2000, majalah Tempo menemukan bahwa 6 dari 10 tokoh kunci di Indonesia adalah Minang pada abad ke-20.
Budaya Matrilineal
Budaya matrilineal merupakan sebuah identitas penting dari kalangan masyarakat Minang. Matrilineal merupakan sebuah budaya yang menarik garis (Nasab) pada bagian ibu dan bukan ayah. Dari sudut pandang masyarakat, budaya matrilineal yang kuat di wilayah tersebut yakni telah terkait erat terhadap perempuan.
Di Minangkabau, dalam suatu kalangan wanita yakni mempunyai sebuah posisi khusus yang disebut Bundo Kanduang. Di sana wanita memainkan peran penting dalam keberhasilan implementasi keputusan yang dibuat dengan kalangan pria.
Dalam sebuah posisinya yakni sebagai mamak (kerabat ibu atau paman) atau pangeran (kepala suku). Adanya sebuah hak istimewa dan dalam suatu pengaruh besar inilah yang melambangkan adanya seorang perempuan Minang untuk Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama dalam sebuah rumah).
Agama
Islam saat ini adalah agama utama pembangun Minangka. Sebelum itu, mereka diyakini telah mengadopsi agama Buddha karena pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Masuknya Islam ke daerah tersebut diperkirakan telah berkembang di pantai timur dari daerah Inderagiri dan Arcat (Rokan dan Aru), yang pada waktu itu adalah dalam sebuah pelabuhan Minangkabau yakni di dalam Minangkabau tersebut.
Komunitas Minang telah memiliki perang saudara dalam sejarahnya. Itu dipicu oleh konflik antara Ulama dan para pengikutnya, yang bersikeras menerapkan hukum Islam dengan Adat. Perang ini dikenal sebagai sebuah Perang Padri. Perang Padri merupakan sebuah perang saudara yang pertama di wilayah Asia Tenggara yang telah dipicu dengan adanya sebuah konflik agama.
Menurut Minangkabau-Tambo, yakni banyak kerajaan kecil yang telah didirikan di wilayah Sumatra barat pada abad ke-1 dan ke-16. Kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan Kuntu, Kerajaan Kandis, Bagian Koto Batu, Kerajaan Siguntur, Bukit Batu Patah, Pemerintah Inderapura, Kerajaan Taraguang, Pemerintah Sungai Pagu, Kerajaan Dinasti Tuo, Kerajaan Lipo Pink, Laut Bungo Kerajaan, Kerajaan Pagaruyung, Pemerintah Dataran Berbatu, Sejak Kerajaan Kinali, Kerajaan Bungo, dan Pemerintah Pulau Langkawi.
Kerajaan-kerajaan tersebut yakni tidak pernah memiliki sebuah usia yang panjang dan sering di bawah dalam suatu pengaruh terhadap pemerintah Pagaruyung dan Melayu.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Sejarah Minangkabau beserta penjelasannya. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.