Sejarah Masjidil Haram – Sebuah bangunan masjid di tengah Mekah, yang dianggap untuk tempat suci bagi umat Islam. Masjid ini juga menjadi tujuan utama ziarah.
Sejarah Masjidil Haram tidak jauh dari pembangunan Ka’bah sebelum penciptaan Adam. Setelah Nabi Adam dan Hawa datang ke bumi, Tuhan telah memerintahkan mereka untuk membangun sebuah bangunan di wilayah lembah yang disebut Bakkah.
Lalu, bagaimanakah sejarah Masjidil Haram? Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan mudah untuk dipahami yakni mengenai bangunan Masjidil Haram. Untuk ulasan selengkapnya, yuukk… Simak ulasannya sebagai berikut.
Apa itu Masjidil Haram ?
Masjidil Haram ialah sebuah masjid di pusat Mekah, dianggap sebagai tempat paling suci bagi umat Islam. Masjid ini juga menjadi tujuan utama ziarah.
Masjid ini telah dibangun di sekitar Ka’bah, yang mewakili arah kiblat bagi umat Islam dalam melakukan sholat. Masjid ini juga merupakan masjid terbesar di dunia, diikuti oleh Masjid Nabawi di Madinah al-Munawarah sebagai bangunan masjid yang terbesar kedua di dunia dan 2 masjid suci terpenting bagi umat Islam.
Pentingnya masjid ini sangat dapat diperhitungkan pada Islam, karena dalam bangunan masjid ini tidak hanya menghadap kiblat, tetapi juga tempat bagi para peziarah untuk melakukan beberapa sebuah ritual wajib, yakni Sa’i dan Tawaf.
Sejarah Masjidil Haram
Dalam sebuah sejarah bangunan Masjid Suci tidak jauh dari pembangunan Ka’bah sebelum penciptaan Adam. Setelah Adam dan Hawa datang ke bumi, mereka diperintahkan dengan Allah yakni sebagai membangun dalam bangunan di lembah yang disebut Bakkah (sekarang sebuah bagian dari wilayah kota Mekah yakni Al-Mukarramah).
Namun, dalam sebuah bangunan itu hancur oleh banjir zaman Nuh. Selama berabad-abad, Tuhan memerintahkan Abraham dan putranya Ismail untuk membangun tempat ibadah di tengah kota Mekah. Sejak perkembangannya, Masjid Suci dan masjid dijaga dengan keturunan Ismail.
Dan dalam tahun 91H atau 709 Masehi. Khalifah Walid bin Abdul Malik dari Umayyah telah memerintahkan adanya sebuah perluasan Masjid Suci dan dapat membangunnya dengan bangunan kokoh. Dia selalu membawa tiang marmer dari Mesir dan rasa malu, dan atasannya mendapat piring emas, dan masjid itu telah dihiasi dengan kayu sajj (kayu jati) yang sudah dihiasi.
Dan dibuat untuk sebuah teras, di bagian dindingnya ialah sebuah lengkungan dan pada alas di mosaik (batu bendera), ekstensi ke timur, ini 2300 m2 tambahan.
Masa Kekhalifahan Utsmaniyah
Pada 979H atau 1571 yang bernama M. Sultan Salim al Uthmani sepenuhnya telah memulihkan masjid tanpa memperbesarnya. Bangunan ini, yang dikenal sebagai Gedung Uthmaniyyah, masih ada sampai sekarang.
Pada tahun 1579, Sultan Selim II dari sebuah Kekaisaran Ottoman menugaskan seorang arsitek terkenal Turki, Mimar Sinan, untuk merenovasi Masjid Agung. Sinan telah mengganti atap yang berbentuk datar pada bangunan masjid dengan kubah yang telah dihiasi dengan kaligrafi didalamnya.
Sinan telah menambahkan 4 pilar tambahan yang dianggap sebagai bentuk arsitektur masjid modern. Pada 1621 dan 1629, banjir bandang melanda Mekah dan sekitarnya dan menyebabkan kerusakan pada Masjid Agung dan Ka’bah. Pada masa pemerintahan Sultan Murad IV. Pada tahun 1629, Kakbah dibangun kembali dengan sebuah batu-batu dari Mekah, sementara Masjid Agung dan direnovasi.
Selama renovasi, dalam 3 menara yakni telah ditambahkan dalam seluruh menara akan menjadi tujuh. Pelapis lantai marmer telah diganti dengan yang baru. Sejak itu, adanya sebuah arsitektur Masjid Agung tidak dapat berubah yakni selama hampir 3 abad.
Baca Juga :
Demikian ulasan yang telah kami sampaikan secara jelas dan lengkap yakni mengenai Sejarah Masjidil Haram. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.