Sejarah Freeport di Indonesia – Merupakan suatu perusahaan Freeport-McMoRan Copper dan Gold Inc beserta PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero)
Awal mula dalam PT Freeport uakni dapat dimulai pada 1904-1905, ketika adanya sebuah lembaga swasta dari Belanda, KNAG (Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap), yaitu Institut Geografi terhadap Kerajaan Belanda.
Apa itu Freeport? Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas secara lengkap dan jelas mengenai Sejarah Freeport yang ada di Indonesia. Untuk ulasan selanjutnya, yuukk… Simak penjelasan selanjutnya sebagai berikut.
Apa itu Freeport Indonesia ?
PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
PT Freeport Indonesia memproses, mempromosikan, dan telah meneliti bijih yang mengandung emas, tembaga, dan perak. Operasi di dataran tinggi Tembagapura, Kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia. Freeport di wilayah Indonesia telah memasarkan dalam sebuah konsentrat emas, tembaga, dan perak di seluruh dunia.
Sejarah Freeport di Indonesia
Awal mula dalam sebuah PT Freeport Indonesia dimulai pada 1904-1905, ketika sebuah lembaga swasta dari Belanda, KNAG (Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap), yang dapat menyelenggarakan Institut Geografi Belanda, sebuah ekspedisi ke Papua Barat Daya, dan terdapat suatu tujuan utama yang konon memiliki sebuah terletak di sana. Gunung Salju untuk dikunjungi di tanah Papua.
Catatan pertama dari gunung-gunung salju ini berasal dari Kapten Johan Carstensz, yang pada tahun 1623 dengan dua kapalnya Aernem dan Pera dalam perjalanan ke “Selatan” ke perairan selatan negara Papua, tiba-tiba jauh ke pedalaman untuk melihat salju yang berkilau dan dalam 16 Februari 1623, di atas gunung “sangat tinggi” yang sebagian tertutup salju. Dalam sebuah catatan Carsztensz telah menjadi cemoohan terhadap teman-temannya, yang percaya Carstensz hanya membayangkan.
Meskipun dalam sebuah ekspedisi pertama KNAG tidak berhasil menemukan dalam sebuah gunung es yang disebutkan dalam jurnal Kapten Carstensz, ini adalah pendahulu perhatian Belanda yang besar untuk wilayah Papua. Peta Papua pertama kali dibuat dari tahun 1907 hingga 1915 dari hasil ekspedisi militer ke daerah ini. Ekspedisi militer ini kemudian memicu keinginan ilmuwan sipil untuk mendaki dan mencapai dalam sebuah pegunungan salju.
Pada tahun 1971, Freeport telah membangun pusat pasokan dan Bandara Timika, kemudian juga telah membangun sebuah jalan utama yakni sebagai akses ke tambang dan jalan di daerah terpencil sebagai akses ke desa. Pada tahun 1972 Presiden Soeharto memanggil kota Freeport secara bertahap mendirikan nama yakni Tembagapura.
Freeport pada tahun 1973 telah menunjuk kepada perwakilan utamanya sebagai negara Indonesia dan presiden pertama Freeport Indonesia sebagai direktur. Adalah Ali Budiarjo, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Direktur Pembangunan Nasional pada 1950-an, suami dari Miriam Budiarjo, yang terlibat dalam beberapa sebuah negosiasi pro-kemerdekaan Indonesia, sebagai Sekretaris Delegasi Negosiasi Linggarjati dan dalam anggota delegasi di Renville.
Pelanggaran – Pelanggaran yang Dilakukan Freeport selama di Indonesia
Contoh dalam keterlambatan penjualan saham menunjukkan bahwa Freeport Indonesia belum memenuhi kontrak. Selain itu, Freeport telah melakukan beberapa pelanggaran lain di Indonesia, terutama dalam bentuk hak asasi manusia dan pelanggaran lingkungan.
1. Kerusakan Lingkungan di Area Penambangan
Diketahui bahwa Freeport Indonesia telah melanggar dalam sebuah hukum dengan dapat merusak suatu lingkungan alam sekitar terhadap Tambang Grasberg. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengidentifikasi setidaknya dalam 47 pelanggaran.
Ekosistem dari kawasan sungai, hutan bakau hingga samudera dipengaruhi oleh penambangan limbah. Polusi ini berasal dari TPA limbah tambang atau sering disebut sebagai Daerah Pengendapan Ajkwa yang Dimodifikasi (ModADA). Metode ini telah dianggap buruk karena tidak ramah terhadap lingkungan.
2. Melanggar HAM Pekerja
Selain terhadap lingkungan, terdapat sebuah pelanggaran yang lainnya dan dilakukan dengan Freeport Indonesia adalah pelanggaran hak asasi manusia. Salah satu bentuk pelanggaran HAM paling terkenal yang dilakukan oleh Freeport Indonesia adalah runtuhnya Big Gossan Tunnel pada 2013.
Kecelakaan itu, yang menewaskan 28 pekerja Freeport, dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia karena Freeport Indonesia tidak menghormati kondisi tempat kerja kehidupan pekerja. Pelanggaran ini tentu saja perlu diupayakan dengan tegas agar tidak ada lagi kecerobohan di masa depan yang dapat menantang kehidupan pekerja.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Sejarah Freeport di Indonesia. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat.