Sejarah Angklung – Sebagai negara yang kaya secara dengan budaya, berarti bahwa Indonesia adalah sebuah negara tempat orang-orang dengan rasa keindahan dalam kehidupan.
Dikenal sebagai alat musik multitonal yang telah berkembang dengan masyarakat Sunda Jawa Barat dan merupakan seni dalam pertunjukan.
Bagaimana sejarah angklung? Dalam pembahasan kali akan membahas secara jelas dan singkat mengenai angklung. Yukk… Simak ulasan nya sebagai berikut.
Apa itu Angklung ?
Angklung merupakan sebuah alat musik yang terbuat dari bambu polifonik. Alat musik tradisional jenis angklung ini, yakni berasal dari bahasa Sunda di wilayah Jawa Barat.
Cara memainkan nya cukup sederhana hanya dengan menggoyangkan nya dan memegang bagian atas angklung dan sisi lain bagian bawah angklung yang lain dan kemudian menggoyangkannya.
Suara yang telah dihasilkan dapat menyebabkan dengan dampak dari tubuh tabung bambu. Suara yang telah dihasilkan akan bergetar dalam komposisi 2, 3 hingga 4 nada dari berbagai ukuran, baik besar maupun dalam ukuran kecil.
Jenis – Jenis Angklung
Mengembangkan pada sebuah alat musik Angklung yakni telah menghasilkan dengan berbagai jenis Angklung baru, yang membuat pada alat musik Angklung begitu semakin beragam. Adapun jenis-jenis angklung diantaranya ialah:
1. Angklung Reog
Angklung Reog merupakan ngklung dengan suara keras yang telah dimainkan dalam sebuah tarian Reog Ponorogo, dan tarian khas wilayah Jawa Timur.
2. Angklung Dogdog Lojor
Angklung Dogdog Lojor merupakan dapat disebut dengan Dogdog Lojor, karena salah satu jenis instrumen yang telah dimainkan di Dogdog Lojor. Lojor dogodog sendiri merupakan sebuah seni yang dilakukan dengan orang-orang di wilayah Banten Kidul berguna sebagai menghormati padi.
3. Angklung Banyuwangi
Angklung Banyuwangi merupakan sebuah suara Angklung yang disebut dengan Caruk di Bayuwangi yang telah menciptakan suara yang begitu khas pada budaya Banyuwangi.
4. Angklung Gubrag
Angklung Gubrag merupakan berasal dari daerah Bogor dan menyertai dalam acara panen padi. Setelah kisah Angklung, Angklung ini merupakan sebuah Angklung yang tua.
5. Angklung Kanekes
Angekung Kanekes yakni berasal dari Baduy. Game Angklung Kanekes sering dilakukan selama dalam upacara penanaman sebuah padi. Karena ritual tertentu dalam membuat angklung Kaneke, hanya manusia dari suku Baduy Dalam yang dapat memproduksi angklung Kaneke.
6. Angklung Buncis
Angklung Buncis yakni sering digunakan sebagai sebuah seni hiburan yang telah berkembang dengan berbagai wilayah Baros, dan pada masa pemerintahan di wilayah Bandung.
7. Angklung Bali
Angklung Bali merupakan terletak di wilayah Bali, dan angklung tersebut telah menyerupai Calung dan menyandang dengan sebuah nama Rindik.
8. Angklung Padaeng
Ketika Angklung pada umumnya telah memainkan suara pentatonik, padaeng angklung ini dapat memainkan dengan suara yang berjenis diatonis. Angklung ini telah diperkenalkan dengan Daeng Soetigna. Angklung Padaeng, yang hanya menggunakan sebuah bunyi nada bundar, yang disebut dengan Angklung Sarinande.
9. Angklung Badeng
Angklung Badeng merupakan berasal dari wilayah Garut. Angklung tersebut telah digunakan sebagai menemani atau telah mengiringi dalam Dakwah Islam.
10. Angklung Sir Murni
Angklung Sir Murni merupakan prakarsai dengan Eko Mursito Budi sebagai robot pada sebuah Angklung.
11. Angklung Badud
Angklung Badud telah digunakan sebagai memangkas atau mengarak pada pengantin yang berasal dari wilayah Tasikmalaya.
12. Angklung Bungko
Angklung Bungko merupakan sebuah tarian Bungko yang telah dilakukan dalam tarian yang mewakili sebuah kemenangan atas perang dari wilayah Cirebon.
13. Angklung Toel
Angklung Toel telah diciptakan dengan seorang Yayan Udjo. Angklung tersebut hanya dapat dimainkan dengan satu pemain saja.
Sejarah Angklung
Angklung adalah alat musik buatan dari wilayah Jawa Barat yang terdiri atas beberapa pipa bambu dengan ukuran berbeda yang melekat pada bingkai bambu. Cara memainkan angklung ialah dengan cara memegang bagian atas angklung dengan satu tangan dan sisi bawah angklung dengan tangan lain dan kemudian menggoyangkannya.
Akibatnya, pipa bambu yang terdiri dari angklung saling bertabrakan dan akan menghasilkan suara tersebut. Setiap instrumen angklung hanya dapat menghasilkan suatu satu not saja. Dalam kuran pada angklung yang bergetar atau terguncang yang berbeda akan menghasilkan sebuah suara yang begitu berbeda.
Oleh karena itu, banyak pemain Angklung perlu menghasilkan melodi yang begitu indah yang dapat didengar. Seorang pemain pada angklung dapat memainkan dengan 2 atau 3 instrumen pada angklung tersebut.
Dari abad ke-12 hingga ke-16, kepulauan ini adalah rumah bagi kerajaan Sunda, yang pada saat itu merupakan awal dari sejarah Angklung. Pada saat itu, masyarakat di Kerajaan Sunda percaya bahwa yang memainkan Angklung yakni Nyai Sri Pohaci yang mungkin menarik.
Nyai Sri Pohaci dianggap sebagai seorang dewi untuk kesuburan bagi para rakyat di wilayah Kerajaan Sunda. Nyai Sri Pohaci, yang terpesona oleh varietas alat musik bambu, akan turun dan menyuburkan tanah rakyat dan menghasilkan semua tanaman yang ditanam orang pada waktu itu.
Angklung tidak hanya mengundang Nyai Sri Pohaci, tetapi juga membangkitkan semangat para prajurit yang bertikai. Karena alasan ini, pemerintah Hindia Belanda telah melarang permainan instrumen ini. Larangan keras terhadap pemerintah Hindia Belanda membuat pemain Angklung semakin berkurang.
Pada alat ini, merupakan musik yang terbuat dari bambu polifonik. Alat musik tradisional dan berasal dari bahasa Sunda di wilayah Jawa Barat. Cara memainkan nya cukup sederhana dengan menggoyangkan nya.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini yang dapat kami sampaikan secara singkat, jelas dan mudah untuk dipahami yakni mengenai Sejarah Angklung. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.