Terraveu.com kali ini akan membahas tentang pengertian VOC dan juga Macam-macam Kebijakan VOC yang ada di Indonesia. VOC datang ke Indonesia pada tahun 1603. Selama menguasai indonesia, banyak kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh VOC.
Mayoritas kebijakan ekonomi ini menguntungkan Belanda dan sangat merugikan penduduk asli. Bagaimana kebijakan ekonomi VOC di Indoensia? Berikut penjelasan tentang Kebijakan VOC.
Apa itu VOC?
Awal penjajahan Belanda di Indonesia adalah karena kedatangan para pedagang dari Negeri Kincir Angin tersebut. Para pedagang Belanda ini berada di bawah naungan kemitraan dagang yang lebih dikenal dengan VOC yang merupakan singkatan dari Vereenigde Oost-Indische Compagnie.
Dari nama compagnie tersebut pula diperkirakan akan muncul penyebutan kata kompeni. VOC adalah gabungan dari perusahaan dagang Belanda untuk berdagang di Hindia Timur. Lantas, seperti apa sejarah berdirinya VOC?
Sejarah VOC
Perusahaan patungan perdagangan atau VOC ini didirikan di Amsterdam pada tahun 1602. VOC didirikan karena adanya persaingan dan permusuhan antar pedagang Belanda, sehingga jika pencegahan tidak dilaksanakan dapat membawa bencana dan bencana.
Saat itu, terjadi negosiasi yang alot antara Staten Generaal (Dewan Perwakilan Rakyat) dan manajemen perusahaan dagang Belanda dan perusahaan Zeeland yang telah dibentuk antara tahun 1596 dan 1602 untuk berdagang di Kepulauan Hindia Timur.
Staten Generaal sendiri diwakili oleh pengacara Belanda yang tangguh dan terkenal, Johan van Oldenbarneveldt. Pada tahap kritis dalam perundingan yang diadakan pada tanggal 15 Januari 1602, Oldenbarneveldt mendapat respon positif dari penguasa, Pangeran Maurits, yang menjadi titik awal pembentukan VOC dengan hak yang dimilikinya.
Sedangkan tujuan didirikannya VOC adalah untuk memonopoli perdagangan saat itu, ketika terjadi persaingan dan perebutan hegemoni perdagangan, khususnya perdagangan rempah-rempah dari Timur termasuk Indonesia diantara penjajah Barat, seperti Spanyol, Portugal, Inggris, Perancis dan Perancis. Belanda.
Dengan demikian, perusahaan yang juga dikenal sebagai perusahaan atau perseroan Belanda itu dibentuk sebagai perusahaan yang memperdagangkan monopoli antara Asia dan Belanda. Pedagang Belanda yang ingin berdagang di Asia harus bergabung dengan VOC dengan membeli saham atau membeli barang di pusat lelang di Belanda, dengan komoditas utama rempah-rempah.
Kebijakan-kebijakan VOC di Indonesia
Jika kita membaca kembali awal mula penjajahan Belanda di Indonesia tepatnya tahun 1592, maka kita dapat melihat bahwa tidak sedikit hal mengenai Belanda yang masih berpengaruh hingga saat ini. Selain itu, ada juga wilayah tempat orang Eropa bisa berdagang dengan Jepang.
Daerah tersebut terletak di Deshima, yang merupakan pulau buatan di Nagasaki. Kemudian, pada 1603 VOC mendirikan kantor perwakilan di Banten.
Beberapa tahun kemudian, pada 1603, Gubernur Jenderal VOC yang pertama diangkat, Pieter Both, yang menjabat selama empat tahun dan menjadikan Jakarta sebagai basis administratif VOC. (Baca juga: Sejarah berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Tak hanya itu, kebijakan VOC juga menyasar Kerajaan Banten dan Mataram. Hal ini dilakukan karena di dalam kerajaan banyak sekali potensi yang nantinya akan menguntungkan Belanda untuk menambah kas negara. Potensi tersebut antara lain bahan dasar seperti gula merah, lada, kacang-kacangan dan beras.
Berdasarkan hal tersebut, akhirnya VOC memutuskan dan menetapkan beberapa kebijakan mengenai tata niaga dan juga wilayah. Apa itu Kebijakan VOC? Berikut uraiannya:
1. Membangun Benteng
Bangun benteng dan kendalikan beberapa pelabuhan untuk melakukan monopoli perdagangan. Salah satu pelabuhan yang pernah dikuasai VOC adalah pelabuhan Jayakarta. Awalnya pelabuhan ini dikuasai oleh Kesultanan Banten, kemudian VOC menyita dan mendirikan pelabuhan Jayakarta.
Di pelabuhan ini juga didirikan pusat kota bernama Batavia, yang sekarang dikenal dengan Jakarta. Setelah itu, melalui kota pelabuhan inilah VOC semakin menguasai perdagangannya di nusantara.
2. Menunjuk Gubernur
Menunjuk Gubernur Jenderal yang bertujuan untuk mengontrol dan memperkuat posisi. Saat itu, tepatnya pada tahun 1610 hingga 1614, Pieter Both adalah pemimpin pertama VOC, dimana pada saat itu Pieter Both mengeluarkan kebijakan.
Salah satunya dengan pendirian pos perdagangan di wilayah Banten dan juga kesepakatan penguasaan rempah-rempah di wilayah Maluku. Kebijakan ini berlanjut hingga pemerintahan Gubernur Jenderal yang baru karena sukses.
3. Melaksanakan Hak Octrooi
VOC Melaksanakan semua hak octrooi yang diberikan sepenuhnya oleh pemerintah Belanda. Hak-hak tersebut berupa hak monopoli perdagangan, hak untuk memiliki mata uang sendiri, hak untuk bersepakat dengan pemimpin dan penguasa setempat, hak untuk membentuk tentara dan juga berperang, serta hak untuk memungut pajak.
4. Mendirikan Markas VOC
Mendirikan kantor pusat VOC di Banten dan Ambon, yang kemudian dipindahkan ke Jakarta atas perintah seorang gubernur. Pembangunan kantor pusat di Banten ini didirikan pada 1603, setahun setelah VOC didirikan. Ini bertujuan untuk memperlancar aktivitas perdagangan. Selain Malaka dan Makassar, Banten juga termasuk pusat perdagangan rempah-rempah di Nusantara.
5. Melakukan Pelayaran Hongi
Lakukan pelayaran Hongi. Pelayaran ini jelas diawasi oleh VOC untuk mempertahankan monopoli rempah-rempah. Orang-orang juga diwajibkan memberikan kora-kora kepada VOC untuk digunakan ke pulau lain untuk diperdagangkan.
6. Meluncurkan Rencana Perpecahan Politik Divide
Meluncurkan rencana perpecahan politik divide et impera melawan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Rencana ini merupakan strategi politik dan ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan membagi kelompok besar menjadi kelompok kecil.
Ini bertujuan untuk memfasilitasi serangan untuk tujuan kontrol. Misalnya, jika ada dua kerajaan yang bermusuhan, VOC akan ambil bagian dengan membantu salah satu pihak. Dari layanan yang diberikan, VOC diberi penghargaan berupa teritori. Oleh karena itu, semakin banyak wilayah yang dikuasai oleh koloni Belanda di Indonesia.
7. Adanya Hak Untuk Memusnahkan Rempah-Rempah Yang Melebihi Ketentuan
Adanya hak memusnahkan rempah-rempah yang melebihi ketentuan. Dalam pelayaran ini VOC membuat aturan dan kesepakatan dengan meminta raja dan pemimpin negara untuk menghancurkan pala dan cengkeh.
8. Kewajiban Yang Disebut Verplichte Leverantie
Ada kewajiban yang disebut verplichte leverantie, yaitu kewajiban yang dibebankan pemerintah Belanda kepada masyarakat Indonesia untuk menjual rempah-rempah dengan harga yang telah ditentukan. Bumbu tersebut berupa hasil pertanian, seperti tembakau dan kopi.
9. Berlakuknya Sistem Priangan
Penerapan sistem yang disebut dengan sistem priangan, yaitu larangan menjual kopi kepada pedagang swasta. Selain itu, VOC juga menetapkan aturan dimana kepala daerah secara rutin melakukan penyetoran wajib pada penanaman kopi.
Pengaruh Kebijakan VOC
Dengan adanya kebijakan-kebijakan VOC tersebut tentunya memiliki pengaruh yang besar dan juga hasil dari penjajahan Belanda ini. Beberapa efeknya adalah sebagai berikut:
- Karena kerajaan-kerajaan di Indonesia ditangani oleh VOC, beberapa kerajaan akhirnya terpecah dan lahirlah kerajaan-kerajaan baru yang dikuasai oleh VOC.
- Masyarakat Indonesia mengenal sistem intelektual, mata uang, kemajuan modern, dan senjata api termasuk meriam yang berasal dari pemerintahan Belanda.
- Adanya hak khusus bagi Belanda membuat rakyat Indonesia menderita dan miskin.
- Ada ancaman kematian bagi rakyat karena hak untuk menghilang
- Pelayaran Hongi mengandung unsur perampokan, penyitaan, pembunuhan, serta perbudakan.
Dalam prakteknya, pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung yang disebut dengan sistem feodalisme. Sistem ini telah lama diterapkan dan dikembangkan di Indonesia yang struktur kekuasaannya dijalankan oleh aristokrasi.
Struktur ini bertugas mengontrol kerja sama dengan pimpinan daerah di berbagai daerah. Pada artikel kali ini kami telah memberikan informasi mengenai kebijakan VOC yang pernah menguasai Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda tentang masa penjajahan VOC.
Penutup
Demikianlah pembahasan tentang pengertian VOC, Sejarah, Macam-macam kebijakan VOC dan juga pengaruh dari kebijakan tersebut. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan referensi untuk kalian belajar. Terimakasih sudah berkunjung.