Biografi Wage Rudolf Soepratman – Pahlawan nasional bagi wilayah Indonesia dan beliau ialah penulis lagu kebangsaan Indonesia Indonesia Raya. Telah memperjuangkan suatu kemerdekaan Indonesia dengan cara yang unik dan berbeda.
Dapat dikenal dengan komposer yang telah menciptakan sebuah lagu yakni kebangsaan Indonesia. Judul lagu kebangsaan tersebut ialah Indonesia Raya.
Bagaimanakah Biografi Wage Rudolf Soepratman? Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara singkat, dan jelas. Untuk penjelasan selengkapnya, yuukk… Simak pembahasan nya sebagai berikut.
Bagaimana Biografi Wage Rudolf Soepratman ?
Wage Rudolf Soepratman dikenal sebagai komposer yang telah menciptakan sebuah lagu kebangsaan Indonesia. Judul lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu itu telah berhasil untuk membangkitkan semangat persatuan di antara berbagai kelompok pejuang, yang pada waktu itu tidak benar-benar bersatu sebagai mendapatkan sebuah kemerdekaan. W.R. Soepratman yakni telah hidup melalui pasang surut sebagai warga negara Hindia Belanda.
Sepanjang sejarahnya, W.R. Soepratman berjuang hanya untuk suatu kemerdekaan Indonesia dengan cara yang berbeda dan unik. Tetapi apa yang telah diberikannya terhadap negara ini sangat begitu terpuji dan biografinya dapat ditiru. W.R. Soepratman merupakan seorang anak ketujuh dari sembilan anak pasangan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen. Sang ayah ialah seorang prajurit dalam KNIL Belanda.
W.R. Soepratman telah dipindahkan ke wilayah kota Sengkang yakni ibukota Kabupaten Wajo adalah salah satu kota kecil di wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Tak lama setelah itu, ia meminta berhenti dan kemudian kembali ke Makassar. Kakaknya yang tertua, yang bernama Roekijem, sangat menyukai teater dan musik, dan banyak dari karyanya dipamerkan di pusat-pusat militer.
Selain itu, seorang Roekijem suka memainkan biola, gairah Kaka membuat W.R. Soepratman juga suka musik dan suka membaca buku musik. W.R. Soepratman tidak memiliki istri dan tidak pernah mengadopsi anak.
Perjalanan Karir Wage Rudolf Soepratman
Dalam sebuah perjalanannya yakni telah menjadi seorang guru, W.R. Soepratman telah dipindahkan ke kota Singkang, yang sangat berbeda dari Makassar. Keamanan di Singkang tidak dijamin dan hidup sangat berbeda. Karena itu, W.R. Soepratman bersikeras untuk kembali ke daerah Makassar.
Dalam pekerjaan keduanya ternyata upah tidak bisa bertahan lama juga. Dia kemudian bergabung dengan Karyawan Advokat di sebuah Kantor Advokasi saudara ipar laki-lakinya. Namun kerinduan akan keluarga besar di Jawa membuat W.R. Soepratman meninggalkan sebuah pekerjaan ketiganya. Dia juga memutuskan untuk kembali ke rumah kedua saudara perempuannya di Surabaya, Jawa Timur.
R. Koesnendar Kartodiredjo merupakan suami dari Roekinah Soepratirah, saudara perempuan tertua keduanya. Di Surabaya, Soepratman hanya mengunjungi keluarga saudaranya, yang bekerja di kantor pengiriman. Hari-hari berikutnya melihat Wage kembali ke Jawa Barat untuk bertemu kepada ayah kandung W.R. Soepratman.
Soepratman mencoba untuk peruntungan lain dengan melamar sebuah pekerjaan sebagai jurnalis di surat kabar dengan kantor di Bandung, Jawa Barat. Di koran yakni ‘Kaum Muda’, bakat musiknya muncul kembali di sini. Setelah setahun sebagai jurnalis, seorang kolega baru bernama Harun Harahap berencana untuk mendirikan kantor berita baru yang berbasis di Jakarta.
Menciptakan Lagu Indonesia Raya
Selama tinggal di wilayah Makassar, Soepratman telah menerima sebuah pelajaran hukum musik dari kakaknya. W.R Soepratman pandai memainkan biola dan membuat lagu. Saat tinggal di Jakarta, ia membaca suatu karangan di majalah Timbul.
Penulis karangan itu, telah meminta para pakar musik Indonesia sebagai menulis sebuah lagu kebangsaan tersebut. Soepratman yakni merasa tertantang dan mulai menulis lagu. Pada 1924, lagu Indonesia yang besar ditulis pada waktu itu. Dia berusia 21 tahun dan berada di wilayah Bandung.
Pada malam terakhir Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928, di Jakarta, Soepratman secara terbuka memainkan lagunya dan semua orang yang hadir kagum mendengarnya. Lagu Indonesia Raya menjadi cepat terkenal maka, jika ada pesta mengadakan kongres, lagu itu selalu dinyanyikan. Lagu Indonesia Raya telah mengekspresikan sebuah rasa persatuan dan keinginan untuk merdeka.
Wafatnya W.R. Soepratman
Untuk lagu Indonesia Raya Soepratman dicari oleh polisi Belanda sampai ia jatuh sakit di Surabaya. Karena lagunya yang berjudul “Matahari Terbit”, Soepratman ditangkap pada awal Agustus 1938 ketika ia menyiarkan lagu itu bersama Boy Scouts di NIROM Jalan Embong Malang di Surabaya.
Dia kemudian dipenjara di Penjara Kalisosok di Surabaya. W.R. Soepratman meninggal pada 17 Agustus 1938 karena suatu penyakit.Setelah Indonesia merdeka, lagu tersebut dibawakan oleh Wage Rudolf Soepratman dari Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan. Sayangnya, pencipta tidak bisa merasakan kemerdekaan.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini, kami telah meringkas secara jelas dan mudah untuk dipahami yakni mengenai Biografi Wage Rudolf Soepratman. Semoga ulasan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda.