Penjajahan Belanda – Dalam sebuah peristiwa ini, selamanya akan tetap menjadi sejarah dan tidak akan pernah dilupakan dengan orang Indonesia. Selama 350 tahun, orang Indonesia telah dijajah terhadap Belanda.
Pada tahun 1956, terdapat empat kapal yang dipimpin dengan seorang kapten Dieter Keyzer dan Cornelis de Houtman mencapai pelabuhan Banten setelah melakukan perjalanan selama satu tahun menandai awal kedatangan Belanda di wilayah Indonesia.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara jelas, singkat, dan mudah untuk dipahami mengenai Penjajahan Belanda. Untuk penjelasan selanjutnya, mari simak ulasan selanjutnya sebagai berikut.
Bagaimana Latar Belakang Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia ?
Pada tahun 1956, empat kapal yang dipimpin dengan seorang kapten Cornelis De Houtman dan Dieter Keyzer yakni telah mencapai dalam sebuah pelabuhan Banten setelah melakukan sebuah perjalanan selama satu tahun menandai awal kedatangan Belanda di wilayah Indonesia.
Karena memiliki sebuah sifat yang begitu kasar dan arogan pada Cornelis de Houtman, kedatangan Belanda di pelabuhan Banten tidak diterima dengan baik. Dua tahun kemudian, berdasarkan pengalaman Belanda yang mencoba kembali ke Indonesia di bawah kepemimpinan Jacob Van Neck, namun kedatangan Belanda diterima dengan baik oleh penguasa Banten.
Latar belakang dan tujuan asli kedatangan Belanda merupakan adanya sebuah perdagangan rempah-rempah. Karena Belanda merasa mereka mendapat banyak keuntungan dari rempah-rempah perdagangan di Indonesia, Belanda akhirnya memutuskan untuk mengejar monopoli perdagangan, dan ini sejalan dengan awal kolonialisme Belanda di Indonesia.
Pendudukan Belanda atas Indonesia adalah suatu peristiwa yang akan selamanya menjadi sejarah dan tidak akan pernah dilupakan oleh orang-orang Indonesia. Selama 350 tahun, orang Indonesia dijajah oleh Belanda. Era kolonial adalah masa yang sulit bagi rakyat Indonesia karena menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.
Berdirinya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia
Herman Willem Daendels merupakan seorang gubernur dalam bagian Belanda yang telah ditugasi untuk memerintah dan memerintah di wilayah Indonesia. Daendels ditugaskan oleh Raja Belanda untuk memerintah Indonesia, untuk membela Indonesia dari serangan Kerajaan Inggris dan untuk mengatur monarki.
Daendels dapat dikenal sebagai labu bersenjata besi. Istilah ini memang sangat tepat karena rakyat Indonesia telah sangat menderita di bawah pemerintahan Daendels. Karena ternyata dia melanggar undang-undang yang mengatur penjualan ilegal tanah negara, Daendels ditarik dari posisinya.
Setelah periode Daendels berakhir, Janssens digantikan dengan pemerintah Indonesia sampai pemerintah akhirnya jatuh ke tangan Van Den Bosch, yang dapat memperkenalkan adanya sebuah sistem penanaman paksa dan meningkatkan kemiskinan, kelaparan dan kesengsaraan rakyat Indonesia. Belanda, di sisi lain, mendapat untung besar dari sistem penanaman paksa karena membawa kemakmuran untuk mengisi kembali uang Belanda.
Ketika Sistem Budidaya Paksa (RODI) telah dihentikan, dalam pihak lain dapat menginvestasikan modal dalam sistem pintu terbuka. Ini tidak jauh berbeda, karena memberi orang Indonesia pengaruh yang menyedihkan, dan memicu perlawanan dari orang Indonesia, yang datang dari berbagai daerah seperti Perang Bali, Perang Banjar, Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh, Perang Aceh, gerakan protes petani, dan lain-lain.
Penyebab Runtuhnya Hindia Belanda
Pada 7 Desember 1941, dalam pasukan Jepang tiba-tiba melancarkan adanya sebuah serangan di pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor, Hawaii. Lima jam yakni setelah adanya sebuah kejadian itu, pemerintah Hindia Belanda Jepang menyatakan perang terhadap Jepang.
Untuk mengantisipasi serangan Jepang, negara-negara Sekutu membentuk komando bersama di Asia Tenggara dengan nama Abdacom (Amerika, Inggris, Belanda, Australia, Komando). Kantor pusat Abdacom berada di Lembang, wilayah Jawa Barat, sedangkan kantor pusat Angkatan Lautnya berada di daerah Surabaya.
1. Perundingan yang gagal
Sebelum invasi Jepang pada Februari 1940, duta besar Jepang untuk Den Haag mengajukan gugatan kepada Belanda. Gerakan ini mencakup perluasan perdagangan dengan India Jepang dan Belanda. Selain itu, wilayah Jepang menginginkan lebih banyak minyak goreng dan bauksit. Karena Jepang belum pernah bertemu dengan perusahaan eksplorasi pertambangan, maka klaim Jepang lainnya ditolak. Namun, Jepang tidak menyerah begitu saja. Dalam sebuah perundingan yakni memakan waktu selama berbulan-bulan.
2. Perang Hindia Belanda dan Jepang
Sasaran utama invasi Jepang di wilayah Hindia Belanda merupakan sebuah pengeboran minyak di Balikpapan, Tarakan, dan Palembang. Kemajuan ini dapat mungkinkan yakni setelah pertahanan Hindia Belanda di utara Pulau Sulawesi pada tanggal 26 Desember 1941 berhasil dilumpuhkan.
Penghancuran agen pengeboran minyak di Tarakan yakni menjadi sebuah masalah besar bagi Jepang. Untuk memastikan bahwa adanya sebuah tindakan ini tidak terjadi, dua perwira Belanda dikirim dengan peringatan ke Balik papan bahwa semua tentara dan warga sipil akan dibunuh jika Jepang tidak dapat menjaga sebuah otoritas dalam adanya sebuah pertambangan di kota itu tetap utuh.
Latar belakang dan tujuan asli kedatangan Belanda merupakan adanya sebuah perdagangan rempah-rempah. Selama 350 tahun, orang Indonesia dijajah oleh Belanda.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini yang telah kami sampaikan secara jelas, singkat, dan tentunya mudah untuk dipahami mengenai Penjajahan Belanda. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda.