Pengertian Etika – Pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara lengkap tentang etika dan penjelasannya. Jadi, ikuti terus sampai akhir!
Apa itu Etika ?
Pengertian Etika merupakan tentang bagaimana cabang-cabang utama filsafat menguji nilai atau kualitas standar dan penilaian. Etika melibatkan analisis dan penerapan konsep seperti benar, baik, salah, buruk dan bertanggung jawab. St Yohanes dari Damaskus (abad ke 7 M) memperkenalkan etika-nya pada studi filsafat praktis.
Etika dimulai ketika orang mempertimbangkan gagasan etika spontan. Kebutuhan mencerminkan bahwa kita menikmati, sebagian karena pendapat etis bahwa kita tidak berbeda dari pendapat orang lain. Ini adalah kebutuhan etika untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan orang.
Secara metodologis, tidak semua yang dipahami hakim adalah tindakan etis. Etika membutuhkan sikap kritis, metodis, dan sistematis untuk mencerminkannya. Jadi etika adalah sains.
Sebagai ilmu, objek etika adalah tindakan manusia. Berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang juga berurusan dengan perilaku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Ini adalah sudut pandang tindakan manusia yang baik dan buruk.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami etika etika, kami dapat berkonsultasi dengan para ahli kami. Berikut ini adalah pemahaman etika oleh para ahli:
1. Menurut Soergarda Poerbakawatja
Menurut Poerbakawatja Soergard, pemahaman etis ialah adanya suatu ilmu yang referensi, memberikan arahan, dan landasan bagi tindakan manusia.
2. Menurut K. Bertens
Menurut K. Bertens, etika berarti bahwa dalam norma moral dan nilai merujuk pada orang atau kelompok yang mengatur semua tindakan.
3. Menurut H. A. Mustafa
Menurut H.A. Mustafa, konsep etika adalah ilmu untuk mempelajari perbuatan baik dan buruk dengan melihat tindakan manusia yang dikenal dari pikiran manusia.
4. Menurut Drs. H. Burhanudin Salam
Menurut Dr. H. Burhanudin Salam, etika adalah cabang filsafat yang membahas norma-norma dan nilai-nilai yang menentukan perilaku manusia sepanjang hidup.
5. Menurut DR. James J. Spillane SJ
Menurut DR. James J. Spillane SJ, etika berkaitan dengan perilaku manusia ketika membuat keputusan moral. Etika adalah untuk penggunaan alasan dengan objektivitas untuk menentukan apakah itu benar atau salah juga merupakan tindakan terhadap orang lain.
6. Menurut W. J. S. Poerwadarminto
Menurut Poerwadarminto, makna etika adalah ilmu tentang tindakan atau perilaku manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruk dan yang sebenarnya bisa ditentukan oleh akal manusia.
Jenis-Jenis Etika
Pada umumnya, dalam sebuah etika yakni bisa dibagi menjadi dua jenis. Sehubungan dengan pemahaman etis di atas, jenis-jenis berikut adalah:
a. Etika Filosofis
Pemahaman etika filosofis adalah etika yang dihasilkan dari aktivitas berpikir orang. Dengan kata lain, etika adalah bagian dari filsafat.
Ketika kita berbicara tentang filsafat, kita perlu mengetahui sesuatu tentang etika, yaitu;
- Empiris, merupakan sebuah cabang filsafat yang membahas sesuatu yang konkret atau konkret. Contohnya, filosofi hukum yang mempelajari hukum.
- Non-Empiris, adalah filosofi yang mencoba mengatasi yang konkret dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada di balik gejala konkret.
b. Etika Teologis
Pada dasarnya, etika teologis ada di setiap agama. Etika teologis ini adalah bagian dari etika umum karena mengandung berbagai elemen etika umum dan dapat dimengerti jika Anda terbiasa dengan etika secara umum.
Contohnya terhadap agama Kristen, etika teologis adalah etika yang muncul dari anggapan tentang Tuhan atau Ketuhanan, dan melihat bahwa moralitas dihasilkan dari kepercayaan pada Tuhan atau Ketuhanan.
Hubungan Etika Filosofis dan Etika Teologis
Telah ada perdebatan dalam sejarah manusia tentang etika teologi dan etika filosofis dalam etika. Ada tiga pernyataan penting dalam menanggapi debat ini:
1. Revisionisme
Pernyataan tentang revisionisme berasal dari Agustinus (354-430), di mana ia berpendapat bahwa etika teologis memiliki tugas untuk memperbaiki, yaitu, untuk membenarkan dan memperbaiki etika filosofis.
2. Diaparalelisme
Jawaban ini diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768 – 1834), berpendapat bahwa etika filosofis dan etika teologis adalah fenomena paralel. Ini dapat dibandingkan dengan sepasang jalur rute yang selalu disertakan.
3. Sintesis
Jawaban sintesis disiapkan oleh Thomas Aquinas (1225 – 1274), di mana ia membentuk sintesis teologis dengan etika filosofis. Hasil sintesis ini adalah satu kesatuan baru di mana etika filosofis dan teologis tetap mempertahankan identitas mereka.
Baca Juga :
Demikianlah pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Pengertian Etika. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.