Pemberontakan APRA – Dalam sebuah peristiwa pemberontakan APRA pecah pada tanggal 23 Januari 1950 di wilayah Bandung. Untuk sementara ini, APRA dapat melakukan serangan dan menduduki Bandung.
Pemberontakan yang awal terjadi setelah Indonesia mengakui kedaulatan nya dengan Belanda. Hasil dari meja bundar, yang dapat menghasilkan dengan bentuk negara yang federal.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan yakni mengenai Pemberontakan APRA. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak penjelasan selanjutnya sebagai berikut.
Bagaimanakah Latar Belakang Pemberontakan APRA ?
Di antara dalam kelompok KNIL (Koninklijk Nederlands Indian Leger), banyak yang tidak puas dengan sebuah hasil dari keputusan dalam Konferensi Meja Bundar. Singkatnya, mereka tidak suka pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia, yang dalam waktu dapat disebut sebagai RIS.
Selain itu, KNIL harus dapat bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari suatu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (APRIS). Bagi TNI untuk pejuang kemerdekaan yang loyal, tentu saja, cukup sulit untuk menerima kehadiran KNIL, dan juga sulit bagi KNIL untuk bergabung dalam TNI karena mereka saling berhadapan selama pertempuran.
Kecemburuan dalam KNIL dengan TNI terus bertambah setelah diputuskan bahwa kepemimpinan APRIS harus berasal dari TNI. Ini diperkuat oleh respons yang sifatnya yakni simpatik kepada keberadaan TNI.
Pada titik itu, pada sebuah kaum reaksioner subversif mengambil keuntungan dari situasi untuk terus menyebarkan insentif untuk melemahkan pemerintah Indonesia. Dalam adanya pertengahan November 1949, seorang tokoh militer Belanda muncul, Raymond Pierre Westerling.
Westerling yakni dianggap sebagai prajurit yang dapat kejam dan berpengalaman. Perjalanan dalam hidupnya di wilayah Indonesia ditandai dengan genangan seperti darah. Ia pertama kali dapat digunakan sebagai kapten Angkatan Darat Kerajaan Belanda yakni sebagai menekan semangat dalam juang rakyat di Seasarana Sulawesi.
Tujuan Pemberontakan APRA
Dalam sebuah tujuan Westerling yakni sebagai mendirikan sebuah APRA merupakan sebagai mengganggu proses pengakuan kedaulatan Kerajaan Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949.
Upaya itu dicegah dengan Panglima Angkatan Darat Belanda dan Letnan Jenderal Buurman van Vreeden. Dalam tujuan yang mempertahankan bentuk negara di wilayah Indonesia dan kehadiran dalam pasukan terpisah di RIS.
Dampak Pemberontakan APRA
Setelah pemberontakan APRA (Ratu Pasukan Adil) di bawah arahan Raymond Pierre Westerling, adanya pengakuan dalam pemerintah RIS, yang ingin diakui sebagai tentara di Pasunda, akan diperoleh.
Selain itu, dalam pemberontakan yakni memiliki sebuah tujuan sebagai mempertahankan dalam pemerintah Republik Federal beserta tidak memerlukan transfer kehadiran dan kedaulatan dalam pasukan terpisah di negara-negara RIS. Jadi ada pemberontakan APRA di daerah Bandung.
Penumpasan APRA
Jika ada pemberontakan yang signifikan antara APRA dan tidak dalam sebuah perlawanan yang signifikan, kondisi ini disebabkan dengan adanya beberapa faktor. Pertama, karena dalam serangannya begitu mendadak, tidak ada pembalasan karena terhadap orang-orang APRA yakni dapat dicampur dengan KL dan KNIL.
Adapun latar belakang tindakan tersebut, diduga kuat bahwa APRA ingin mendukung pendirian negara dalam Pasundan hingga negara tersebut dapat bergaul tanpa campur tangan TNI dan menggunakan dalam APRA untuk tentara.
Pada umumnya, pasukan Divisi Siliwangi TNI tidak mau, karena mereka telah menyerbu dengan wilayah Bandung tepat setelah perjanjian KMB terhadap Belanda, beserta melakukan kunjungan ke Kota Subang pada saat kejadian.
Pada pukul 11.00, sebuah sidang diadakan di Jakarta antara perdana menteri RIS dan Komisaris Tinggi Kerajaan Belanda di Indonesia. Ternyata tentara Belanda (diperkirakan 300 tentara Belanda) terlibat dalam insiden di wilayah Bandung. Selanjutnya, aksi bersama diputuskan.
Dalam sebuah peristiwa pemberontakan APRA pecah pada tanggal 23 Januari 1950 di wilayah Bandung. Untuk sementara ini, APRA dapat melakukan serangan dan menduduki Bandung.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini, kami telah menyampaikan secara jelas dan lengkap mengenai Pemberontakan APRA. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.