Macam-macam rasio keuangan – Kali ini akan membahas tentang macam-macam rasio keuangan beserta fungsi dan rumusnya. Tanpa panjang lebar mari kita simak materi di bawah ini:
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja suatu organisasi bisnis, cara kerjanya yaitu dengan melihat dari perbandingan data keuangan.
Perbandingan data keuangan tersebut tertera pada pos laporan keuangan. Perbandingan rasio keuangan ini dapat menunjukkan kinerja perusahaan apakah sudah tergolong baik atau belum.
Macam-macam Rasio Keuangan
Terdapat beberapa macam rasio keuangan yang memiliki fungsi dan juga rumusnya, penjelasannya sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi, contohnya hutang jangka pendek.
Perusahaan yang mampu membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan yang likuid sedangkan jika tidak maka disebut ilkuid.
Pada umumnya rasio likuiditas ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan, rasio likuiditas ini diantaranya:
Cash Ratio
Merupakan perbandingan antara kas dan aktiva lancar dengan hutang lancar yang dapat segera dijadikan uang kas dengan hutang lancar.
Kas yang dimaksud adalah uang milik perusahaan yang disimpan di kantor dan juga di bank dalam bentuk rekening koran.
Rumus :
Cash Ratio= [(Kas + Setara Kas) : Hutang Lancar] x 100%
Fungsi :
Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang tersimpan di bank.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam hal memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek ataupun jangka panjang.
Perusahaan yang termasuk dalam solvable adalah perusahaan yang memiliki harta atau aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang yang dimilikinya.
Namun apabila perusahaan tidak mampu membayar semua hutang dengan seluruh aktivanya maka perusahaan tersebut bisa dikatakan insolvable.
Ada beberapa jenis yang termasuk dalam rasio solvabilitas ini, yaitu:
Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini biasa disebut juga dengan rasio hutang (debt ratio), yang mana pada rasio ini mengukur presentase besarnya dana yang berasal dari hutang.
Hutang yang dimaksud ini adalah seluruh hitang yang dimiliki perusahaan baik yang berjangka panjang ataupun jangka pendek.
Rumus :
Debt Ratio = (Total Hutang : Total Aktiva) x 100%
Fungsi :
Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya.
Debt to Equity Ratio
Perbandingan hutang yang dimiliki suatu perusahaan dengan modal yang dimilikinya. Ketika nilai rasio mencapai 100% atau lebih,
berarti peusahaan memiliki modal yang lebih sedikit dibanding dengan total hutangnya. Semakin kecil rasio ini maka akan semakin baik.
Rumus :
Debt to Equity Ratio = (Total Hutang : Modal) x 100%
Fungsi :
Rasio ini berfungsi untuk pengukuran seberapa besar perusahaan yang dibiayai oleh para pihak kreditur dibanding dengan equitynya.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Rasio ini berhubungan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Terdapat beberapa rasio resio rentabilitas, yaitu:
Profit Margin
Rasio profit margin menghitung kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan yang sudah ditentukan.
Rasio ini dapat membuat pengguna menginterpretasikan kemampuan perusahaan untuk menekan biaya pada periode yang sudah ditentukan.
Rumus :
Profit Margin = (Laba Bersih : Penjualan) x 100%
Fungsi :
Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Gross Profit Margin
Gross profit margin adalah perbandingan antara laba kotor yang didapat oleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang tercapai pada periode yang sama. Rasio ini meunjukkan laba kotor yang dapat diperoleh dari setiap penjualan.
Rumus :
Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Penjualan Bersih) x 100%
Fungsi :
Untuk pengukuran kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba kotor dari setiap penjualan.
Net Profit Margin
Rasio ini disebut juga sebagai margin laba bersih yang digunakan sebagai alat ukur rupiah laba bersih yang diperoleh dalam setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisiensi produksi, administrasi, maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasio maka menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang cukup tinggi pada tingkat penjualan yang telah ditentukan.
Rumus :
Net Profit Margin = (Laba Bersih setelah pajak : Penjualan Bersih) x 100%
Fungsi :
Untuk mengukur nilai rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisiensi produksi, pemasaran, maupun manajemen pajak.
ROI (Return On Investment)
Merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan. Penghitungan rasio ini menggunakan laba bersih setelah pajak.
Rumus :
ROI = (Laba bersih setelah pajak : Investasi) x 100%
Fungsi :
Untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestkan pada keseluruhan aktiva untuk menciptakan pendapatan yang bersih.
Return On Assets
Merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak.
Rumus :
ROA = (Laba sebelum bunga dan pajak : Total aktiva) x 100%
Fungsi :
Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dengan total aktiva yang ada dan setelah biaya modal yang dikeluarkan dari analisis.
4. Rasio Aktivitas
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur efektivitas suatu perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
Rasio yang tergolong dalam Rasio ini melibatkan perbandingan antara penjualan maupun investasi dalam berbagai jenis aktiva.
Berikut beberapa rasio aktivitas yang digunakan:
Perputaran Piutang
Mengukur egektivitas pengelolaan piutang yang dimiliki perusahaan, dengan cara menghitung rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun.
Rumus :
Perputaran Putang = Penjualan Bersih : Rata-rata Piutang Dagang
Fungsi :
Untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang yang dimiliki perusahaan.
Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan rasio yang mencerminkan likuiditas suatu perusahaan dengan cara mengukur tingkat efisiensi pengelolaan dan penjualan persediaan yang dimiliki.
Jika hasil perhitungan rasio tinggi / lebih dari 1, maka perusahaan dipercaya memiliki efektivitas perputaran persediaan dan kinerja manajemen perusahaan yang baik.
Rumus :
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan : Rata-rata persediaan
Fungsi :
Untuk mengukur efisiensi pengelolaan yang dilakukan dan penjualan persediaan yang dimiliki.
Perputaran Aktiva Tetap
Rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh penjualan berdasarkan pada aktiva tetap perusahaan. Rasio ini menilai efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap.
Rumus :
Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Aktiva Tetap
Fungsi :
Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh penjualan berdasarkan aktiva tetap.
Perputaran Total Aktiva
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Apabila hasil perhitungan rasio tinggi, maka menunjukkan bahwa manajemen perusahaan tersebut dinilai baik.
Namun, apabila hasil perhitungan rasio rendah, maka perusahaan harus membuat evaluasi manajemen strategi, pemasaran dan juga pengeluaran investasi.
Rumus :
Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Total Aktiva
Fungsi :
Untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva suatu perusahaan.
Baca juga :
- Pengertian PDB (Produk Domestik Bruto)
- Akumulasi Biaya Proses Perhitungan
- Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
- Sistem Perhitungan Biaya
Demikian pembahasan tentang macam-macam rasio keuangan beserta fungsi dan rumusnya. Semoga dapat bermanfaat bagi kalian semua.