Preferensi konsumen – Kali ini akan membahas tentang pengertian preferensi konsumen beserta sifat dan juga proses pengambilan keputusan konsumen. Berikut penjelasannya…
Pengertian Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dapat berarti preferensi, pilihan, atau hal-hal yang disukai oleh konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk (Munandar et al. 2012).
Seseorang dapat selalu membuat atau menyusun peringkat dari semua situasi/kondisi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Pada dasarnya konsumen mengikuti proses tahapan dalam pengambilan keputusan di mana proses pengambilan keputusan konsumen yang paling kompleks terdiri dari lima tahap (Mowen dan Minor, 2002), yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian konsumen dimulai ketika dia menyadari bahwa ada masalah yang perlu dipenuhi. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan seperti konsumen internal dan eksternal.
Stimulasi internal konsumen biasanya dalam memenuhi kebutuhan normal seseorang seperti kehausan dan kelaparan
sehingga suatu hari akan meningkat menjadi dorongan, atau kebutuhan dapat timbul karena disebabkan oleh rangsangan dari luar dirinya.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tertarik dengan kebutuhan mereka akan didorong untuk mencari informasi lebih lanjut. Pencarian informasi ini dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkat perhatian yang kuat dan tingkat pencarian informasi yang aktif.
Sumber informasi konsumen diklasifikasikan ke dalam empat kelompok, yaitu sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, tenaga penjualan, pemasok, pengemasan), sumber publik (media massa, penentu tingkat konsumen), dan sumber pengalaman (penanganan, penilaian dan penggunaan produk). (Kotler, 2005)
3. Evaluasi Alternatif
Sebelum konsumen menentukan pembelian, ia akan mengevaluasi alternatif produk dengan menggunakan informasi yang tersimpan dalam memori dan informasi lain yang berasal dari luar.
4. Keputusan Pembelian
Setelah konsumen membentuk preferensi untuk merek dan atribut dalam koleksi pilihan barulah Keputusan pembelian akan diambil.
Untuk membeli produk yang paling disukai konsumen juga membentuk niat, di mana niat dan keputusan pembelian dipengaruhi oleh sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak diantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen mengharapkan dampak dari pembelian, apakah konsumen puas atau tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah apa yang akan mempengaruhi pembelian suatu produk selanjutnya.
Sifat Dasar Preferensi Konsumen
Menurut Nicholson (1989), hubungan preferensi konsumen diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, termasuk:
1. Kelengkapan (Completeness)
Jika A dan B adalah dua kondisi/situasi, maka setiap orang harus selalu dapat menentukan apakah A lebih disukai daripada B, B lebih disukai daripada A atau A dan B sama-sama disukai.
Atas dasar ini setiap orang dianggap tidak pernah ragu dalam membuat pilihan, karena mereka tahu apa yang baik dan apa yang buruk, dan dengan demikian selalu dapat menjatuhkan pilihan antara dua alternatif.
2. Transitivitas (Transitivity)
Jika seseorang mengatakan dia lebih suka A ke B, dan lebih suka A ke C, maka dia harus lebih suka A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak dapat mengartikulasikan preferensi yang bertentangan.
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang mengatakan dia lebih suka A ke B, ini berarti bahwa semua kondisi di bawah A lebih disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.
Menurut Jeremy Bentham dalam Nicholson (1989)
Item yang lebih diinginkan menghadirkan kepuasan yang lebih besar daripada item yang kurang diinginkan. Ukuran kepuasan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Jadi kepuasan yang diterima tidak hanya ditentukan oleh bentuk atau jenis barang, tetapi juga oleh sikap psikologis, tekanan kelompok, pengalaman pribadi dan lingkungan.
Menurut Pindyck dan Rubinfeld (2012)
Preferensi memiliki tujuan yang merupakan keputusan akhir dalam proses pembelian untuk dapat dinikmati oleh konsumen sehingga dapat mencapai kepuasan pelanggan.
Dengan preferensi dan anggaran yang tersedia, dapat dilihat bagaimana setiap konsumen memilih berapa banyak barang untuk dibeli.
Dapat diasumsikan bahwa konsumen dapat membuat pilihan rasional, mereka yang memilih barang untuk memaksimalkan kepuasan yang dapat mereka capai dengan anggaran terbatas yang mereka miliki
Berikut ini adalah deskripsi kepuasan konsumen dalam kurva indiferensi sesuai dengan anggaran (budget) yang ada.
Pada gambar menunjukkan tiga dari banyak kurva ketidakpedulian konsumen (U1, U2, dan U3). Kombinasi konsumsi barang X dan barang Y pada setiap kurva akan memberikan kepuasan yang sama.
Sama seperti pada titik A yang merupakan kombinasi konsumsi barang X dan barang Y pada kurva indiferen (U1).
Karena pada umumnya konsumen akan memilih untuk bisa mengkonsumsi setiap item lebih banyak, kurva indiferensi yang lebih tinggi (U3)
menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dan oleh karena itu lebih disukai daripada kurva indiferensi yang lebih rendah (U1) yang menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih kecil.
Kemiringan kurva indiferensi adalah negatif. Ini berarti bahwa jika seseorang menginginkan lebih banyak barang X, ia harus mengorbankan barang lain sehingga kepuasan yang diterima tetap sama.
Namun, seorang konsumen dapat mengalokasikan sejumlah pendapatan terbatas untuk membeli barang dan jasa yang tersedia di pasar dengan berbagai jenis sehingga tingkat kepuasan yang didapat bisa maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari titik singgung antara garis anggaran dan kurva indiferen yang terjadi pada titik B.
Jadi kepuasan maksimal yang dapat diperoleh dengan anggaran yang ada adalah memilih kombinasi. Pada gambar, utilitas yang diterima juga lebih tinggi (U2> U1).
Baca dulu :
Demikianlah pembahasan tentang pengertian preferensi konsumen beserta sifat dan juga proses pengambilan keputusan konsumen. Semoga bermanfaat.