Pada saat melihat kode plat Kalimantan Selatan pastinya Anda menyadari ada hal menarik. Pasalnya, daerah tersebut kode plat nomornya tidak menggunakan awalan huruf K seperti halnya wilayah Kalimantan lainnya.
Rupanya, hal tersebut menjadi pembahasan menarik netizen terutama pada pengguna media sosial X atau twitter. Mereka dibuat penasaran mengapa kombinasi kode plat nomor kendaraan di daerah Kalimantan Selatan berbeda sendiri.
Bahkan, tidak sedikit netizen yang mengeluarkan celetukan bahwa Kalsel tidak kompak. Nah, bagi Anda yang penasaran mengapa kode plat nomor Kalimantan Selatan berbeda, silakan simak penjelasannya berikut ini.
Asal Usul Pembahasan Plat Nomor Kalimantan Selatan
Bukan netizen Indonesia jika tidak melihat hal-hal jeli yang ada di sekitarnya. Paling baru, terdapat post pada media sosial Twitter atau X yang mempertanyakan kenapa kode plat Kalsel berbeda dengan wilayah Kalimantan lainnya.
Lantas, hal itu sontak menjadi ramai diperbincangkan di sosial media X. Netizen dibuat bingung karena di wilayah Kalsel kode plat kendaraannya menggunakan kombinasi huruf “DA”.
Padahal empat provinsi lainnya di Kalimantan menggunakan kode berawalan huruf “K. Di Kalimantan Utara (KU), Kalimantan Tengah (KH), Kalimantan Barat (KB), dan Kalimantan Timur (KT).
Perbedaan tersebut ternyata membuat para netizen penasaran dan ada juga yang menyebut plat daerah Kalsel tidak kompak. Namun, dibalik pemilihan kodenya tersebut pastinya ada alasan mengapa pada daerah Kalsel tidak memakai awalan huruf K.
Penjelasan Pihak Kepolisian Tentang Kode Plat Kalimantan Selatan
Rasa penasaran netizen terhadap kode plat Kalimantan Selatan rupanya mendapatkan respons jawaban dari Polda Kalsel, yakni Kombes Pol Robertho Pardede. Beliau mengatakan bahwa DA sendiri merupakan singkatan dari istilah Distrik Amandit atau sekarang lebih akrab dengan nama Kandangan.
Wilayah yang termasuk kawasan Distrik Amandit mencakup daerah-daerah sepanjang aliran dari Sungai Amandit. Amandit sendiri adalah sub daerah aliran sungai anak Sungai Barito yang mengalir mulai dari pegunungan Meratus menuju ke arah barat.
Sungai tersebut bercabang dua dan memiliki muara di Sungai Tapin dan Sungai Negara. Wilayah ini sekarang masuk ke dalam bagian Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Sementara Kandangan merupakan ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Kandangan saat ini menjadi pusat perekonomian dan pemerintahan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Bapak Kombes Pol Pardede juga menambahkan bahwa Amandit merupakan daerah pertama yang memakai plat nomor kendaraan di masa Hindia Belanda.
Pemakaian Plat DA Sejak Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Di masa pemerintahan Belanda, diberikan ketetapan aturan bernama Kentekens atau saat ini lebih familiar disebut dengan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB). Penetapan Kentekens ini memakai kode wilayah berdasar keresidenan.
Pada wilayah Zuider en Ooster AFdeeling van Borneo, kode plat yang diberikan adalah DA. Pada masa tersebut, Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo adalah daerah timur dan selatan Kalimantan yang kini menjadi Kalteng, Kaltara, Kaltim, dan Kalsel.
Sampai saat ini, plat Kalimantan Selatan “DA” masih tetap digunakan setelah terjadinya kemerdekaan di wilayah Kalimantan Selatan. Meskipun dilihat secara administratif telah menjadi provinsi sendiri, namun kode plat tersebut tetap dipertahankan untuk digunakan.
Fakta Menarik Plat Nomor Kendaraan di Indonesia
Setelah mengetahui kenapa plat kalsel DA, berikutnya akan diberikan juga beberapa fakta menarik lain tentang pelat nomor kendaraan Indonesia. Fakta tersebut mungkin sebenarnya sering dijumpai namun jarang disadari.
Berikut ini adalah beberapa fakta menarik tentang pelat kendaraan bermotor di Indonesia.
1. Kode Tidak Dibuat Secara Asal
Perlu diketahui, penentuan kode pada pelat kendaraan tidak dibuat secara asal-asalan. Setiap kombinasi kode huruf yang digunakan dan susunan nomor polisinya semua memiliki makna serta maksud tersendiri.
Meskipun begitu, tentunya tidak semua masyarakat mengerti dan paham tentang maksud pelat nomor tersebut. Nah, sebenarnya, huruf pertama pada plat merupakan kode wilayah dari kendaraannya.
Sebagai contohnya, kode B untuk wilayah Jakarta, BE untuk kendaraan daerah Lampung, kode F untuk daerah Bogor, L untuk wilayah Surabaya, N daerah malang, dan seterusnya. Sementara susunan angka di bagian tengah pelat merupakan nomor polisi kendaraan.
Menariknya, nomor polisi tersebut didapatkan dengan cara acak mengikuti sistem pada komputer kepolisian. Apabila sedang beruntung, maka bisa saja Anda memperoleh kombinasi nomor cantik pada plat kendaraannya.
Sementara pada bagian plat nomor paling belakang terdapat kode kota kendaraan tersebut. Misalkan saja ada kendaraan bernomor B 1234 BC dengan huruf B menandakan bahwa berada di wilayah Jakarta dan C merupakan huruf acak untuk membedakan dengan nomor polisi kendaraan lainnya.
2. Tidak Ada Plat Nomor Berkode Wilayah C
Apabila Anda berpikir bahwa penentuan kode pelat memakai semua huruf abjad, maka pemikiran tersebut kurang tepat. Secara sekilas mungkin Anda mengira bahwa huruf A sampai Z digunakan pada kode wilayah pelat.
Namun, faktanya adalah tidak semua huruf tersebut digunakan, salah satunya adalah huruf C. Tidak digunakannya huruf C tersebut sebagai kode wilayah kendaraan di Indonesia dijelaskan oleh beberapa pendapat.
Salah satu pendapat mengatakan bahwa hal itu semuanya berkaitan dengan sejarah karena pemakaian kode pelat sudah diterapkan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Pada waktu itu, bahasa yang digunakan ada dua, yaitu Bahasa Indonesia dan Belanda.
Kondisi tersebut membuat adanya perbedaan dalam ejaan huruf atau kata. Pada ejaan lama atau yang disebut dengan ejaan Soewandi tentunya ada perbedaan dengan ejaan yang Anda ketahui saat ini.
Dalam ejaan lama, huruf C merupakan huruf yang jarah atau malah tidak pernah digunakan. Pasalnya, pada masa tersebut ejaan huruf C masih memakai tulisan TJ.
Mengingat kode wilayah sudah dipakai sejak zaman Hinda Belanda hingga sekarang, maka huruf C tidak digunakan karena saat itu tidak ada huruf C. Jadi, itulah alasan mengapa saat ini Anda tidak menemukan kode wilayah dengan kode huruf C di Indonesia.
3. Plat Nomor Dasar Hitam Jadi Putih
Belum lama ini telah diberlakukan penggantian dasar warna plat yang sebelumnya hitam menjadi putih. Kebijakan tersebut tentunya menimbulkan beberapa opini di masyarakat baik itu sentimen negatif maupun positif.
Namun, dibalik penggantian warna tersebut tentu ada makna di dalamnya. Alasan penggantian warna dasar tersebut adalah untuk meningkatkan efektivitas dari ETLE atau Electronic Traffic Law Enforcement.
Teknologi ETLE merupakan alat untuk menangkap terjadinya pelanggaran lalu lintas dengan merekam dan mengambil gambar pelanggarannya dengan kamera sensor di berbagai titik jalan. Penggantian warna menjadi putih diharapkan bisa membuat akurasi kamera e tilang menjadi lebih akurat.
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah penggunaan kode plat Kalimantan Selatan yang berbeda bukan karena tidak kompak dengan wilayah sekitarnya. Namun, penggunaan plat DA tersebut ternyata sudah dari zaman Belanda yang memiliki arti Distrik Amandit.
Justru, plat DA di Kalimantan Selatan merupakan kode wilayah pertama yang digunakan. Pada akhirnya, meskipun telah mendapatkan kemerdekaannya, kode DA tersebut tetap dipertahankan sampai sekarang.