Equity adalah istilah yang mungkin tidak lagi asing di kalangan para shareholder perusahaan. Hal ini karena equity tergolong sebagai salah satu faktor yang dipertimbangkan ketika seseorang ingin berinvestasi di perusahaan tertentu.
Equity atau ekuitas merupakan formulasi yang berasal dari jumlah aktiva dikurangi jumlah pasiva. Equitu termasuk bagian dari hak pemilik perusahaan yang menjadi selisih antara aktiva dengan kewajiban. Simak pemaparan selengkapnya di artikel ini agar lebih paham.
Pengertian Equity adalah
Apa yang dimaksud equity? Equity menggambarkan eberapa besar hak dan kepentingan pemilik atau entitas tertentu pada aset perusahaan. Equity juga diartikan sebagai hak residual terkait aktiva perusahaan sesudah dikurangi seluruh kewajiban. Rumusnya yaitu: Equity = Aktiva (Aset) – Pasiva (Kewajiban/Utang).
Perlu diketahui bahwa ekuitas tidak bisa dijual karena tidak mempunyai ukuran nilai jual yang pasti pada perusahaan. Dana equity berasal dari pemilik dan hasil usaha perusahaan.
Ekuitas akan berkurang seiring adanya penarikan atau pembagian manfaat akibat terjadinya kerugian. Jadi, equity adalah prediksi yang menyatakan besarnya hak pemilik usaha pada aset perusahaan.
Jenis Equity
Berikut adalah jenis-jenis equity dalam perusahaan:
1. Ekuitas Rumah
Ekuitas rumah adalah nilai rumah dikurangi total utang hipotek. Lalu, apa yang dimaksud hipotek? Maksud dari istilah tersebut adalah surat pernyataan utang kepada kredit untuk membeli rumah.
jika total uang yang dipinjam melampaui harga jual rumah, maka value equity rumahnya akan menjadi negatif. Namun, apabila yang terjadi justru kebalikannya, maka artinya equity rumah positif.
Hal ini sangat penting dipertimbangkan supaya bisa memperoleh keuntungan, baik ketika menjual atau membelinya.
2. Ekuitas Pemilik Usaha
Ketika membuka usaha, seseorang pasti mempunyai modal awal. Equity adalah nilai dari modal membuka usaha tersebut. Adapun modal yang tidak tergolong ke dalam perhitungan mana pun.
Sementara itu, segala jenis keuntungan yang berasal dari modal akan dimiliki pemilik usaha itu sendiri.
3. Ekuitas Pemegang Saham
Equity pemegang saham tidak jauh berbeda dengan pemilik usaha. Adapun perbedaannya terletak pada total dividen yang selanjutnya dimiliki oleh pemilik usaha, lalu dibagi dengan pemilik saham.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan dividen merupakan sebagai hasil investasi dari modal yang sudah digelontorkan di awal.
4. Pembiayaan Ekuitas
Pembiayaan ekuitas merupakan jenis equity yang akan tercipta ketika perusahaan mampu menjalankan usahanya, namun tidak memperoleh keuntungan.
Saham atau kepemilikan usaha tersebut selanjutnya akan dijual ke investor dan hasil penjualan tersebut dipakai untuk pengembangan perusahaan.
Unsur Equity dalam Perusahaan
Ekuitas terdiri dari beberapa unsur penting. Adapun penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut bisa disimak di bawah ini.
1. Modal yang Disetor
Salah satu unsur yang sering dijumpai dalam ekuitas yakni modal yang disetor. Maksud dari modal tersebut adalah merujuk pada jumlah uang yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan sekaligus pemegang saham pada perusahaan tersebut.
Modal yang disetor akan dibagi menjadi dua, yakni modal saham (jumlah nilai saham yang berlaku dan agio saham (selisih nilai setoran dengan total nilai saham).
Jika selisih tersebut bernilai positif, maka modal perusahaan disebut dengan agio. Sedangkan jika selisihnya bernilai negatif, maka disebut dengan disagio.
2. Keuntungan yang Tidak Dibagi
Unsur ekuitas yang berikutnya yakni keuntungan yang tidak bisa dibagi. Unsur ini juga disebut sebagai keuntungan yang ditahan. Hal ini sekaligus menjadi hasil keuntungan bersih yang tidak diambil oleh pemegang saham.
Keputusan untuk membagi atau menahan keuntungan akan diambil alih oleh pemilik perusahaan. Contohnya, pada sebuah perusahaan terbuka, keputusan untuk menyimpan atau membagikan keuntungan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Modal dari Penilaian Kembali
Unsur ekuitas yang berikutnya yakni modal dari penilaian kembali. Setiap perusahaan akan memberlakukan penghitungan ulang pada nilai seluruh aset yang dimilikinya.
Jika suatu hari proses penghitungan ulang ini mengharuskan adanya penyesuaian aset, maka jumlah selisihnya akan memperbarui neraca perusahaan. Inilah yang selanjutnya menjadi modal penilaian kembali.
Contohnya, sebuah perusahaan mempunyai aset dalam bentuk sebidang tanah. Pada saat proses penilaian ulang, ternyata harga tanah mengalami kenaikan.
Jadi, selisih nilai tersebut akan terjadi karena adanya kenaikan harga yang dapat menjadi modal berkat penilaian kembali.
4. Modal dari Sumbangan
Modal dari sumbangan juga termasuk unsur dalam ekuitas. Seluruh penambahan nilai aset usai liabilitas ini akan direalisasikan menjadi nilai ekuitas.
Hal ini juga terjadi pada saat perusahaan memperoleh modal dari sumbangan. Modal sumbangan tersebut ialah penambahan modal yang berguna ketika perusahaan mengalami penambahan aset meskipun tanpa melakukan segala pengeluaran.
Cara Kerja Equity
Inilah cara kerja ekuitas dalam berbagai bentuk produk kekayaan perusahaan:
1. Neraca Keuangan
Cara mengetahui total equity dalam neraca keuangan adalah dengan melihat total saham preferen, saham biasa, modal yang disetorkan, dan pendapatan yang ditahan.
Ekuitas tersebut juga disebut sebagai shareholders equity. Unsur ini selanjutnya akan mendeskripsikan total equity yang dipegang para pemilik usaha.
2. Saham
Investor umumnya mempunyai ekuitas di perusahaan berupa saham, baik dalam bentuk saham umum ataupun saham preferen. Kepemilikan ekuitas di perusahaan juga menandakan bahwa pemilik usaha bisa membagi kepemilikannya dengan para investor.
Hal ini umumnya disebut sebagai shareholder. Apabila seseorang memegang saham di perusahaan yang belum bersifat go public, maka nama equity yang dipegang tersebut akan menjadi private equity.
3. Likuidasi
Jika di kemudian hari usaha yang dijalankan mengalami kebangkrutan, maka harus dilakukan likuidasi. Dengan begitu, ekuitas pemilik usaha merupakan total uang yang masih tersisa usai proses pembayaran terkait utang piutang dilunasi.
Ini merupakan suatu kondisi di mana perusahaan harus menjual semua asetnya untuk membayar utang. Jika likuidasi terjadi, hal ini berpotensi menghilangkan ekuitas pada perusahaan.
4. Ekuitas Tak Berwujud
Ketika menghitung ekuitas, maka aset yang masuk pada perhitungan adalah aset berwujud dan tidak berwujud. Aset berwujud meliputi inventaris fasilitas dan properti perusahaan.
Adapun contoh aset tidak berwujud yakni mencakup reputasi perusahaan, identitas brand, dan hak milik intelektual. Walaupun tidak terlihat, namun aset-aset tersebut sangat berpengaruh pada nilai perusahaan.
Cara Menghitung Equity
Setelah mengetahui beragam informasi tentang equity di atas, saatnya memahami cara penghitungannya yang benar. Equity dapat terjadi di mana-mana dan tergantung pihak yang menggunakannya.
Perhitungan ekuitas tetap harus diperhatikan oleh para pemangku kepentingan. Adapun rumusnya yakni: Ekuitas = Harta – Utang.
Rumus ini berlaku untuk segala jenis ekuitas, baik itu saham yang dibeli pemegang saham, modal pertama pemilik usaha, perusahaan yang menjual saham, dan lain sebagainya.
Aset atau harta merupakan modal yang dimiliki, lalu dikurangi utang-utang perusahaan untuk menopang kegiatan bisnis.
Contoh equity adalah ketika perusahaan memperoleh modal yang berasal dari pembelian saham sebesar Rp100 miliar. Agar bisa mengetahui nilai ekuitasnya, modal tersebut harus dikurangi utang perusahaan sebesar Rp8 miliar.
Jadi, penghitungannya yakni sebagai berikut:
Ekuitas = Harta – Utang
100 miliar – 8 miliar = 92 miliar
Jadi, dapat disimpulkan nilai ekuitas dari penjualan saham tersebut adalah Rp 92 miliar.
Equity adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh para pemilik usaha atau pemegang saham. Dengan memiliki wawasan ini, maka dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian.