Larutan Penyangga – Dalam larutan ini yakni dapat menjaga pH dalam kondisi asam (pH <7). Contoh larutan buffer asam ialah campuran CH3COOH dan CH3COONa. Campuran itu dapat mengandung konjugasi dasar yakni CH3COO.
Larutan buffer atau disebut juga larutan buffer atau larutan buffer adalah solusi yang dapat mempertahankan nilai pH bahkan ketika sejumlah kecil asam, sejumlah kecil atau sedikit air (cairan) ditambahkan.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Larutan Penyangga. Untuk ulasan selengkapnya, yuukk.. Simak sebagai berikut.
Apa itu Larutan Penyangga ?
Pengertian Larutan Penyangga (Buffer) merupakan solusi yang dapat mempertahankan pH dengan menambahkan asam, basa atau air encer. Dari nilai pH larutan buffer tidak berubah (tetap) setelah basa, asam, atau air. Larutan buffer dapat menetralkan penambahan asam dan basa dari luar.
Larutan buffer atau disebut juga larutan buffer atau larutan buffer adalah solusi yang dapat mempertahankan nilai pH bahkan ketika sejumlah kecil asam, sejumlah kecil atau sedikit air (cairan) ditambahkan.
Ini karena larutan buffer mengandung “buffer” terlarut yang mengandung komponen asam dan basa. Komponen asam menahan pH tinggi, sedangkan komponen alkali dapat menahan degradasi.
Dengan berbagai reaksi kimia adalah reaksi asam-basa setiap hari. Misalnya reaksi beberapa enzim pencernaan dalam sistem biologis. Enzim pepsin, yang digunakan untuk memecah protein dalam lambung, hanya dapat berfungsi secara optimal dalam kondisi asam, yaitu sekitar PH 2.
Dengan kata lain, jika enzim menyimpang dari pH optimal di bawah kondisi pH, enzim dapat menjadi tidak aktif atau bahkan rusak. Oleh karena itu, itu harus merupakan sistem yang mempertahankan pH di mana enzim bekerja.
Sistem untuk mempertahankan nilai pH ini disebut larutan buffer. Dengan demikian, ada zat terlarut dalam larutan ini yang merupakan “komponen” yang mengandung komponen asam dan basa. Komponen asam menahan kenaikan pH, sedangkan komponen dasar menolak penurunan pH.
Fungsi Larutan Penyangga
Solusi penyangga digunakan dalam analisis kimia, biokimia dan mikrobiologis. Selain itu, digunakan di sektor industri dalam proses misalnya fotografi, pembuatan bir, electroplating (penyepuhan), sintesis zat warna, penyamakan kulit, sintesis obat-obatan, maupun penanganan limbah.
Ada juga solusi penyangga yang sangat penting dalam makhluk hidup. Dalam keadaan normal, pH darah manusia adalah 7,4. PH darah tidak boleh turun di bawah 7,0 atau di atas 7,8 karena ini dapat mengakibatkan cedera fatal pada tubuh. PH darah dipertahankan pada hari 7.4 dengan larutan buffer karbonat bikarbonat (H2CO3/HCO3−) dengan [H2CO3] konsentrasi [HCO3-] terhadap 1:20.
Selain itu, adanya suatu larutan buffer dihydrogen fosfat monohidogen fosfat (H2PO4−/HPO42−) dalam cairan intraseluler. Larutan buffer H2PO4−/HPO42− juga ditemukan dalam saliva, yang mempertahankan pH oral sekitar 6,8 dengan menetralkan asam yang dihasilkan melalui fermentasi residu makanan yang bisa merusak gigi.
Jenis-Jenis Larutan Buffer
Larutan penyangga dapat dibentuk dari campuran asam-rendah dan konjugat tepi atau konjugat tanah dan asam yang kuat. Berdasarkan komponen asam basa, larutan buffer dapat dibagi menjadi 2 sebagai berikut:
a. Larutan Penyangga Basa
Solusi berbasis pupuk sebagai larutan penyangga yang terbuat dari tanah yang baik dan asam konjugat. Solusi berbasis PH dari PH lebih tinggi dari 7. Contohnya: NH₄+ (Asam Konjugasinya) dan NH₃ (Basa Lemah).
b. Larutan Buffer Asam
Larutan penyangga asam adalah larutan asam tanah dan koneksi dasarnya. Larutan buffer asam memiliki pH kurang dari 7. Contohnya: CH₃COO– (Basa Konjugasinya) dan CH₃COOH (Asam Lemah).
Kapasitas Larutan Penyangga
Faktanya, larutan buffer memainkan peran penting dalam menjaga pH dalam kisaran tertentu. Artinya, semakin baik larutan buffer dapat menjaga pH, semakin baik.
Kemampuan larutan buffer untuk mempertahankan pH juga dikenal sebagai kapasitas larutan buffer. Misalnya, ada dua faktor, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Perbandingan Jumlah Mol
Perbandingan jumlah mol juga memainkan peran penting dalam menentukan kapasitas larutan buffer. Semakin besar rasionya, semakin baik jenis larutan buffer.
Misalnya, kapasitas penyangga 1 mol CH 3 COOH dan 1 mol CH 3 COONa lebih besar dari 1 mol CH 3 COOH dan 2 mol CH 3 COONa. Ini karena rasio molar CH 3 COOH dan 1 mol CH 3 COONa adalah 1:1 (nilai 1), sedangkan 1 mol CH 3 COOH dan 2 mol CH 3 COONa adalah 1:2 (nilai 0,5).
b. Jumlah Mol
Semakin besar volume mol/basa dan asam/konjugat konjugat, semakin baik larutan dapat mempertahankan pH. Misalnya, 2 mol CH 3 COONa dan 2 mol CH 3 COOH mempunyai kapasitas buffer 1 mol CH 3 COOH dan 1 mol CH 3 COOH.
Pembuatan Larutan Penyangga
Seperti dibahas sebelumnya, dalam suatu larutan buffer dapat dibagi menjadi dua jenis, larutan asam dan buffer dasar. Proses pembuatan dua dijelaskan di bawah ini.
1. Pembuatan Larutan Penyangga Asam
Larutan buffer asam termasuk asam lemah dan konjugasi basa. Untuk menemukan solusi ini, kita harus melakukan ini dengan mencampurkan asam dan garam lemah atau mungkin mencampurkan dengan asam lemah berlebih terhadap basa yang bersifat kuat.
2. Pembuatan Larutan Penyangga Basa
Solusi dasar buffer termasuk basa lemah dan asam terkonjugasi. Untuk menemukan solusi ini, Anda harus melakukan ini dengan mencampur tanah dengan garam atau mungkin mencampurnya dengan tanah yang bersifat asam.
Baca Juga :
- Pengertian Modal Ventura
- Pengertian Insentif
- Reksadana Indeks: Pengertian, Contoh dan Kelebihan, Investor Wajib Tahu!
- Pengertian Remunerasi
- Pengertian Reksadana
Demikianlah pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Larutan Penyangga. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.