Indonesia merupakan negara dengan sumber daya maritim yang kaya dan memiliki sejarah panjang dalam bidang pelayaran. Negara ini dikenal sebagai negara maritim dengan nenek moyang pelaut yang kaya akan tradisi dan budaya di bidang pelayaran. Tak heran, banyak yang penasaran tentang berapa besaran gaji pelayaran di Indonesia maupun luar negeri.
Hingga akhir 2020, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyebutkan bahwa penerimaan negara dari sektor pelayaran yang ditopang oleh pelaut Indonesia bisa mencapai Rp 151,2 triliun per tahun.
Angka ini sangat besar dan menunjukkan potensi yang luar biasa dari sektor pelayaran Indonesia. Hal ini juga didukung oleh jumlah pelaut yang cukup besar di Indonesia, yaitu mencapai 1,2 juta orang. Jumlah ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman dalam bidang pelayaran.
Pelayaran sangat penting dalam menjaga keselamatan berlayar bagi berbagai jenis kapal. Di bidang ekonomi, pelayaran masih dianggap sebagai industri penunjang yang sangat vital. Namun, di Indonesia, perlakuan khusus yang diterapkan oleh negara-negara maju belum sepenuhnya diterapkan.
Selain digunakan dalam bidang ekonomi, pelayaran juga digunakan dalam bidang olahraga, seperti regatta atau perlombaan perahu layar. Pelayaran juga merupakan sarana transportasi yang penting bagi negara-negara yang memiliki garis pantai panjang dan pulau-pulau kecil.
Beberapa bentuk conference yang diterapkan dalam pelayaran, seperti konferensi tarif dan konferensi kontrak, masih dianggap sebagai bentuk kartel atau monopoli ekonomi oleh sebagian ekonom Indonesia. Namun, dalam konteks pelayaran, bentuk-bentuk conference ini diperlukan untuk menjamin stabilitas harga dan keselamatan pelayaran.
Pekerjaan Pelayaran
Sebelum membahas tentang gaji pelayaran, penting untuk diketahui bahwa bidang pelayaran mencakup berbagai jenis pekerjaan yang berbeda. Pekerjaan-pekerjaan ini dibagi menjadi dua departemen utama, yaitu departemen mesin dan departemen dek.
Departemen mesin bertanggung jawab atas segala hal yang berhubungan dengan mesin kapal, seperti pemeliharaan, perbaikan, dan operasional mesin. Di departemen ini, jabatan tertinggi dipegang oleh Chief Engineer, diikuti oleh Second Assistant Engineer, Third Assistant Engineer, Juru Listrik, Oiler, Juru Las, dan Wiper.
Sementara itu, departemen dek bertanggung jawab atas navigasi, manajemen kapal, dan keselamatan pelayaran. Di departemen ini, jabatan tertinggi dipegang oleh Nakhoda atau Kapten. Posisi lainnya seperti Chief Officer atau Mualim 1, Second Officer atau Mualim 2, Third Officer atau Mualim 3, Markonis, Kepala Kelasi, Seaman Madya, dan Seaman Biasa.
Setiap posisi di departemen mesin dan dek memiliki besaran gaji yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat jabatannya. Namun, gaji pelayaran umumnya cukup baik dan bervariasi tergantung pada perusahaan yang digunakan dan pengalaman kerja pelaut.
Faktor yang Mempengaruhi Besaran Gaji Pelayaran
Dalam industri pelayaran, besaran gaji yang diterima oleh para pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti latar belakang pendidikan, keahlian, dan pengalaman. Pendidikan yang diperlukan untuk berkarir dalam bidang ini meliputi bidang-bidang seperti transportasi laut, teknik kelautan, dan teknik perkapalan.
Untuk menjadi seorang nahkoda, seseorang harus memiliki pendidikan di bidang pelayaran. Meskipun biaya pendidikan tidak murah, penghasilan yang diperoleh seorang nahkoda sangat sepadan dengan biaya pendidikan tersebut. Durasi perjalanan yang lebih lama akan menghasilkan gaji yang lebih besar.
Terlebih lagi, untuk nahkoda di perusahaan pengeboran lepas pantai, bayarannya dihitung per jam. Misalnya, jika satu jam dibayar 5 juta rupiah, per hari seseorang bisa mendapatkan 40 juta rupiah. Namun, menjadi seorang nahkoda bukan hanya tentang uang, tetapi juga tanggung jawab yang besar dan risiko yang harus diambil. Namun, bagi mereka yang memiliki passion di bidang pelayaran, menjadi nahkoda merupakan pilihan yang mengasyikan.
Rata-rata lulusan sekolah pelayaran memilih untuk mengejar karir di luar negeri karena potensi pendapatan yang lebih tinggi. Bahkan untuk seorang pelayar pemula, gaji yang diperoleh bisa mencapai 7 juta rupiah per bulan. Sementara itu, pelayar yang sudah berpengalaman bisa mengantongi setidaknya 50 juta rupiah per bulan. Kemampuan dalam bahasa asing yang baik, serta pengetahuan yang baik dalam manajemen dan administrasi, menjadi modal penting dalam mencapai kesuksesan dalam karir sebagai pelayar.
Besaran Gaji Pelayaran di Indonesia dan Tunjangan nya
Gaji pelayaran di Indonesia sangat bervariasi tergantung pada jenis kapal, tingkat pengalaman, dan posisi pelaut. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No.2 tahun 2019, berikut adalah rincian gaji untuk beberapa posisi pelaut:
Gaji Pokok Pelayaran
Pelayaran adalah industri yang penting bagi Indonesia, dan para nakhoda dan anak buah kapal (ABK) memainkan peran kunci dalam menjaga agar kapal-kapal beroperasi dengan aman dan efisien. Imbalan yang diterima oleh para nakhoda dan ABK sangat penting dalam menentukan kualitas hidup mereka dan juga dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja mereka.
Menurut data yang kami dapat, imbalan yang diberikan pada nakhoda dan ABK berdasarkan pangkat dan golongannya adalah sebagai berikut:
- Golongan I Gaji Rp 319.000 hingga Rp 693.000
- Golongan II Gaji Rp 432.000 hingga Rp 1.085.000
- Golongan III Gaji Rp 572.000 hingga Rp 1.400.300
- Golongan IV Gaji Rp 668.000 hingga Rp 1.703.900
Tunjangan Tetap Pelayaran
Selain gaji pokok, para pekerja pelayaran juga berhak atas berbagai tunjangan yang diberikan oleh perusahaan atau pemerintah. Salah satu jenis tunjangan yang diberikan secara teratur pada nakhoda dan ABK adalah tunjangan tetap. Tunjangan ini diberikan tidak berkaitan dengan prestasi yang dicapai atau kehadiran, dan merupakan gabungan dari tunjangan pasangan (suami/istri), anak, penyesuaian, dan peralihan.
Berdasarkan kelas jabatan, daftar nominal tunjangan tetap adalah sebagai berikut:
- Kelas Jabatan 2: Rp 7.060.667
- Kelas Jabatan 3: Rp 6.060.673
- Kelas Jabatan 4: Rp 5.230.495
- Kelas Jabatan 5: Rp 4.898.518
- Kelas Jabatan 6: Rp 4.184.568
- Kelas Jabatan 7: Rp 3.570.048
- Kelas Jabatan 8: Rp 3.302.124
- Kelas Jabatan 9: Rp 2.819.642
- Kelas Jabatan 10: Rp 2.646.889
10 Kelas Jabatan 11: Rp 2.548.909 - Kelas Jabatan 12: Rp 2.502.333
- Kelas Jabatan 13: Rp 2.346.221
- Kelas Jabatan 14: Rp 2.330.869
- Kelas Jabatan 15: Rp 2.216.288
Tunjangan Komando
Tunjangan khusus merupakan imbalan tambahan yang diberikan kepada nakhoda dan anak buah kapal yang memegang posisi tertentu di atas kapal. Tunjangan ini diberikan untuk menghargai kontribusi dan prestasi yang dicapai oleh para pelaut yang memegang posisi tersebut.
Beberapa contoh posisi yang dapat mendapatkan tunjangan khusus adalah:
- Kepala Kamar Mesin: Jabatan ini memegang tanggung jawab atas operasional mesin kapal dan bertanggung jawab atas kondisi mesin yang aman dan efisien.
- Mualim I: Jabatan ini adalah posisi yang bertanggung jawab atas navigasi dan operasional kapal, serta memastikan kapal beroperasi dengan aman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Masinis I: Jabatan ini bertanggung jawab atas operasional mesin kapal dan memastikan kapal beroperasi dengan aman dan efisien.
Tunjangan Profesi
Tunjangan profesi khusus adalah imbalan tambahan yang diberikan kepada dokter dan perawat yang bekerja di atas kapal. Tunjangan ini diperuntukkan untuk menghargai kontribusi dan prestasi yang dicapai oleh para profesional kesehatan yang bekerja di lingkungan yang unik dan khusus di atas kapal.
Beberapa contoh posisi yang dapat mendapatkan tunjangan profesi khusus adalah:
- Dokter Kapal: Jabatan ini bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan para penumpang dan awak kapal, serta memberikan perawatan medis yang diperlukan.
- Perawat Kapal: Jabatan ini bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan dan perawatan medis yang diperlukan oleh para penumpang dan awak kapal.
Tunjangan Cuti
Tunjangan cuti merupakan salah satu bentuk imbalan yang diberikan kepada nakhoda dan anak buah kapal yang telah mengambil cuti tahunan. Besaran tunjangan cuti minimal satu kali total gaji yang diterima oleh pelaut dalam satu bulan dan diberikan pada akhir tahun secara proporsional.
Tunjangan cuti ini dihitung dari gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, insentif prestasi dan tunjangan khusus yang dijumlahkan. Hal ini menunjukkan bahwa tunjangan cuti merupakan gabungan dari berbagai jenis imbalan yang diterima oleh pelaut selama satu tahun.
Penjelasan tentang gaji dan tunjangan yang diterima oleh pelaut di Indonesia telah diberikan di atas. Namun, perlu diingat bahwa gaji dan tunjangan yang diterima oleh pelaut Indonesia yang bekerja untuk perusahaan luar negeri mungkin berbeda. Biasanya, gaji yang diterima dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) dan besarannya dapat berbeda dari standar upah yang ditentukan oleh perusahaan atau pihak yang berwenang.
Selain itu, gaji dan tunjangan yang diterima oleh pelaut juga dapat berubah tergantung pada posisi yang dijabat. Contohnya, pegawai dengan pengalaman dan jam terbang tinggi mungkin akan memperoleh gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai baru. Begitu juga dengan posisi nakhoda, yang dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi lain. Namun, perlu diingat bahwa gaji dan tunjangan yang diterima dapat berbeda-beda sesuai dengan perusahaan atau kontrak yang ditawarkan.