Sedang mencari berapa gaji farmasi di rumah sakit? Jurusan Farmasi menawarkan peluang karir yang menjanjikan bagi para mahasiswa yang berminat pada bidang kesehatan dan ilmu kimia. Selain mempelajari berbagai obat-obatan, mahasiswa Farmasi akan dilatih untuk menganalisis, meracik, mengidentifikasi, dan membuat obat yang sesuai dengan standar kelayakan dan kualitas.
Ketika memilih jurusan Farmasi, mahasiswa akan mempelajari berbagai senyawa kimia yang berkaitan dengan obat-obatan dan memastikan keamanan penggunaannya.
Mahasiswa Farmasi juga akan mempelajari tentang farmakologi, yaitu studi tentang cara kerja obat-obatan pada tubuh manusia, serta farmakokinetika, yaitu bagaimana tubuh manusia memproses obat-obatan.
Selain itu, mahasiswa Farmasi juga akan dilatih untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja di berbagai bidang industri farmasi, seperti riset dan pengembangan, pengujian obat, produksi obat, dan distribusi obat.
Di dunia yang semakin berkembang, permintaan akan profesional di bidang Farmasi semakin meningkat. Sebagai hasilnya, mahasiswa yang lulus dari program Farmasi memiliki banyak kesempatan untuk mengejar karir yang menjanjikan di berbagai industri, termasuk farmasi, teknologi medis, dan bioteknologi.
Penasaran dengan gaji farmasi? kami akan memberikan informasi untuk Anda yang ingin mengambil jurusan farmasi. Yuk simak pada artikel berikut ini.
Berapa Gaji Farmasi Di Rumah Sakit
Profesi di bidang Farmasi di Indonesia menawarkan prospek karir yang menjanjikan dengan gaji yang tinggi. Beberapa kota di Indonesia yang memberikan gaji farmasi dengan jumlah tinggi di antaranya Surabaya, Jakarta, dan Denpasar. Namun, besaran gaji tersebut tentunya juga bergantung pada tempat bekerja, peran, dan tugas yang diemban.
Rata-rata gaji farmasi di Indonesia sekitar Rp4.356.835 per bulan. Namun, semakin berpengalaman seseorang atau semakin tinggi jabatannya, maka semakin besar gaji yang bisa diperoleh. Berikut ini beberapa prospek karir di bidang Farmasi beserta gajinya
- Gaji Ahli Farmasi
Seorang ahli farmasi memiliki tanggung jawab yang penting dalam bidang kesehatan, yaitu meracik obat-obatan dan memberikan informasi terkait obat tersebut kepada pasien. Untuk memastikan kualitas dan keamanan obat, seorang ahli farmasi harus memiliki sertifikasi atau lisensi resmi yang diakui oleh pemerintah.
Di Indonesia, gaji ahli farmasi berkisar sekitar Rp85 juta per tahun atau sekitar Rp7 juta per bulan. Namun, besaran gaji tersebut juga tergantung pada pengalaman kerja, tingkat pendidikan, dan kemampuan yang dimiliki oleh ahli farmasi tersebut.
Selain tugas utamanya, ahli farmasi juga dapat memiliki peran lain di dalam industri farmasi, seperti mengelola stok obat, melakukan penelitian untuk pengembangan obat baru, serta berpartisipasi dalam program pengawasan obat yang dilakukan oleh pemerintah.
- Farmasi industri
Industri farmasi merupakan salah satu industri yang vital bagi kesehatan masyarakat. Selain farmasi yang bergerak di bidang obat-obatan, terdapat pula farmasi industri yang bergerak di bidang makanan, minuman, dan kecantikan.
Industri ini memerlukan ahli farmasi yang terampil dalam meracik formula dan teknik pembuatan yang tepat untuk menentukan bahan baku yang sesuai.
Para ahli farmasi yang bekerja di industri farmasi memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.
Mereka juga harus memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kelayakan dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Gaji seseorang yang bekerja di industri farmasi bervariasi tergantung pada perusahaan tempat ia bekerja, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, dan jabatan yang dipegang. Rata-rata, gaji di industri farmasi berkisar antara Rp60-90 juta per tahun atau sekitar Rp5-7,5 juta per bulan.
- Farmasi pendidikan
Dunia pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia di Indonesia. Sebagai seorang ahli farmasi yang tertarik berkontribusi di dunia pendidikan, kamu dapat menempuh pendidikan minimal S2 untuk menjadi seorang dosen ilmu kefarmasian.
Sebagai dosen, kamu akan memberikan ilmu dan pengalamanmu kepada para mahasiswa agar mereka dapat menjadi ahli farmasi yang terampil dan terpercaya di masa depan.
Sebagai seorang dosen, kamu akan memiliki tugas utama dalam memberikan kuliah, mengajar praktikum, dan membimbing mahasiswa dalam tugas akhir atau penelitian mereka.
Selain itu, kamu juga harus terus mengikuti perkembangan terbaru di bidang kefarmasian dan melakukan riset untuk mengembangkan ilmu kefarmasian.
Gaji seorang dosen ilmu kefarmasian bervariasi tergantung pada perguruan tinggi tempat ia bekerja, pangkat dan jabatan, serta tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Rata-rata, gaji seorang dosen ilmu kefarmasian berkisar antara Rp60 juta per tahun atau sekitar Rp5 juta per bulan. Namun, gaji ini belum termasuk tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, dan lain-lain.
- Farmasi pemerintah
Lulusan farmasi memiliki banyak pilihan karir, termasuk di sektor pemerintahan. Salah satu instansi yang dibutuhkan tenaga ahli farmasi adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Di sini, seorang ahli farmasi memiliki tanggung jawab untuk menjamin mutu dan kualitas makanan serta obat-obatan, membuat regulasi penggunaan dan pengedaran obat, serta melakukan pengawasan dan pengawalan makanan dan obat-obatan yang beredar di masyarakat.
Gaji yang diterima seorang ahli farmasi di sektor pemerintahan bervariasi antara Rp50-100 juta per tahun atau sekitar Rp4-8 juta per bulan. Besaran gaji ini tentu bergantung pada jabatan, pengalaman kerja, serta tanggung jawab yang diemban.
- Gaji apoteker
Untuk menjadi seorang apoteker, seseorang harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA).
Sebagai seorang apoteker, tugas utamanya adalah memberikan obat kepada pasien sesuai dengan resep dokter, mengawasi penggunaan obat dengan efektivitas dan keamanan yang tepat, serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan obat dan efek sampingnya.
Gaji seorang apoteker berkisar antara Rp4-6 juta per bulan, namun jumlah ini dapat bertambah jika seorang apoteker juga membuka jasa konsultasi obat-obatan.
- Gaji apoteker rumah sakit
Seorang apoteker di rumah sakit umumnya akan mengikuti aturan gaji PNS. Sebagai contoh, apoteker PNS yang baru saja bergabung dengan masa kerja 0 tahun, belum menikah, dan masuk dalam golongan IIIB, akan menerima gaji pokok sebesar Rp. 3 juta – Rp. 3,3 juta per bulan. Selain gaji pokok, beberapa tunjangan juga akan disediakan.
Namun, apoteker yang bekerja di industri farmasi biasanya mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Para apoteker yang bekerja pada bagian riset, development, atau pengembangan produk obat-obatan sebelum dijual ke pasar bisa menghasilkan gaji sebesar Rp. 4 juta – Rp. 6 juta per bulan.
Selain gaji dari pekerjaan utama, pendapatan seorang apoteker dapat bertambah jika mereka membuka usaha jasa konsultasi mengenai obat-obatan. Dalam usaha tersebut, para apoteker dapat menentukan tarif konsultasi mulai dari Rp. 50 ribu per pasien.
Dalam keseluruhan, profesi apoteker di rumah sakit dan industri farmasi menawarkan gaji yang menjanjikan serta berbagai peluang untuk mengembangkan karir dan bisnis mereka sendiri.
Dengan dedikasi dan kemampuan yang baik, apoteker dapat meraih kesuksesan dalam bidang farmasi dan berkontribusi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.