Setiap perusahaan atau pihak sejenisnya pasti memiliki jurnal pembelian aset tetap. Jurnal ini berisi catatan transaksi pembelian aset tetap baik yang secara tunai maupun kredit. Harga dalam aset tetap sendiri adalah harga beli ditambah dengan semua biaya operasional terkait transaksi pembelian.
Jurnal pembelian ini penting untuk dimiliki setiap perusahaan sebagai bahan rekap dan juga arsip. Data dalam jurnal ini nantinya bisa diolah menjadi jurnal laporan keuangan yang benar dan tepat. Pencatatan transaksi dalam jurnal pembelian juga harus dihitung dengan cermat agar data perusahaan akurat.
Begini Cara Mencatat Jurnal Pembelian Aset
Jurnal pembelian aset tetap memiliki fungsi untuk memantau aset agar tidak timbul kerugian bagi perusahaan. Jurnal ini bisa dimanfaatkan selama beberapa tahun kedepan meski aset tersebut telah dijual. Dari jurnal ini, pebisnis bisa mengetahui besaran biaya yang diperoleh dari setiap aset.
Cara mencatat pembelian aset tetap dibedakan berdasarkan cara memperoleh aset tersebut. Karena nilai aset juga akan berbeda tergantung bagaimana cara pembeliannya. Berikut selengkapnya cara mencatat jurnal ini :
1. Pembelian tunai
Untuk pembelian aset secara tunai, nominal yang dicatat adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk aset tersebut. Termasuk juga biaya asuransi, pemasangan, instalasi, percobaan, biaya balik nama, dan lainnya. Semua pengeluaran yang terkait dengan aset tersebut harus tercatat secara keseluruhan.
Apabila dalam pembelian aset ada potongan, maka masuk ke dalam pengurangan harga faktur. Hal ini tidak mempertimbangkan apakah potongan tersebut didapatkan atau tidak. Jika suatu pembelian aset memiliki lebih dari satu harga tetap, maka harga yang diperoleh juga dialokasikan pada masing-masing aset.
2. Pembelian kredit
Aset tetap juga bisa diperoleh dengan cara pembelian kredit atau dengan angsuran. Bunga yang dibebankan dalam setiap angsuran tidak dibebankan dalam harga perolehan aktiva. Bunga selama angsuran dikeluarkan dari harga perolehan dan masuk sendiri kedalam biaya bunga.
Jurnal pembelian aset tetap dengan angsuran dibuat catatan setiap tahun. Nantinya jumlah keseluruhan dikurangi utang pokok pinjaman yang dilunasi. Biaya untuk bunga didebitkan untuk tahun yang berjalan dan besar nilai kreditnya adalah sebesar angsuran itu sendiri.
3. Perolehan aset melalui penukaran dengan surat berharga
Aset ini diperoleh dengan ditukar menggunakan saham atau obligasi perusahaan. Perolehannya dicatat dalam buku besar dengan nilai sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan. Apabila harga saham dan obligasi tidak diketahui, maka harga perolehan disesuaikan dengan harga pasar aktiva tersebut.
Pencatatan jurnal pembelian aset tetap dengan cara ini dilakukan dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya. Kemudian selisih nilai nominal dengan nilai pertukaran dimasukkan ke dalam rekening agio atau disagio. Apabila ada tambahan uang muka, maka harga perolehan adalah uang yang sudah dibayarkan ditambah dengan harga saham.
4. Perolehan aset melalui pertukaran dengan aktiva tetap lain
Istilah populer untuk pembelian aset dengan cara ini adalah ‘Tukar tambah’ atau ‘Trade in’. Aktiva lama dipakai sebagai pembayaran untuk mendapatkan aktiva baru baik secara menyeluruh maupun tunai. Jika ada kekurangan sebagai nilai tukar, maka sisanya bisa dibayar dengan uang tunai atau cara lain yang disepakati.
Untuk pembelian dengan cara ini, maka harga perolehan tetap harus dipakai. Caranya dengan mengkapitalisasikan aktiva baru dengan jumlah sebesar aktiva lama. Kalau ada ditambahkan juga dengan uang yang dibayarkan.
5. Perolehan aset dengan cara dibuat sendiri
Aset juga bisa diperoleh dengan cara dibuat sendiri. Contohnya seperti perluasan pabrik dengan jalan membangun gedung baru. Maka cara pencatatanya adalah dengan mendata biaya operasional yang digunakan bersama kemudian dikurangi.
Misalnya untuk penggunaan water supplies sebelum pembangunan adalah 600 dan setelah pembangunan menjadi 800. Maka selisih kapitalisasinya menjadi biaya water supplies yang digunakan untuk pembangunan. Hal serupa berlaku untuk biaya operasional lain yang digunakan bersamaan.
Untuk bahan yang baru dibeli atau didatangkan khusus untuk pembangunan mana masuk catatan sendiri. Nantinya semua harga dikalkulasi untuk menjadi nilai terhadap aset tersebut. Pencatatannya juga dilakukan dengan menambahkan setiap detail yang dipakai dalam pembangunan tersebut.
6. Perolehan aset dari donasi dan hadiah
Khusus untuk aset yang diperoleh dengan cara ini, maka pencatatannya bisa menyimpang dari prinsip harga perolehan. Aset ini bisa diberikan secara cuma-cuma oleh pihak lain untuk menunjang usaha. Intinya adalah perolehan aset yang mana perusahaan tidak mengeluarkan biaya sepeserpun.
Dalam jurnal transaksinya, ditulis harga pasar dari aset yang diterima. Selanjutnya ditambahkan pada keterangan modal sebesar nilai aset yang dituliskan sesuai harga pasar. Jurnal pembelian aset tetap memiliki sistem pencatatan yang lebih sederhana meski ada tambahan biaya perbaikan.
Macam-Macam Jurnal Aset Tetap
Jurnal pembelian aset tetap wujudnya adalah aktiva yang siap digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Jurnal ini juga dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asetnya. Berikut macam-macam aktiva dari jurnal ini :
1. Aset tetap berwujud
Aset tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud benda fisik dan relatif permanen. Umumnya, aset tetap bisa mengalami penurunan nilai karena faktor kerusakan fisik, turunnya nilai pasar, naiknya suku bunga pasar. Selain itu juga bisa karena restrukturisasi baik karena usang maupun digantikan dengan inovasi terbaru.
Diantara aset tetap yang bisa mengalami penurunan nilai adalah bangunan, mesin, peralatan, dan juga kendaraan. Untuk tanah nilainya tergolong stabil dan selalu naik. Karenanya untuk jangka panjang, tanah menjadi pilihan aset tetap yang menguntungkan.
2. Aset tidak tetap
Selanjutnya ada aset tidak tetap yang tidak memiliki bentuk fisik. Aset ini berupa hak yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Diantara yang termasuk aset ini adalah lisensi, hak cipta franchise, merek dagang, dan sistem keamanan.
Aset tidak tetap biasanya digunakan perusahaan untuk keperluan administratif. Dibandingkan modal yang dimiliki, nilainya juga akan sangat besar. Aset tidak tetap sendiri biasanya didapatkan dalam jangka waktu sedikit panjang.
Aset ini biasanya hanya dinyatakan dalam bentuk dokumen dan sama sekali tidak ada bentuk fisiknya. Instrumen keuangan yang dipakai sebagai pembayaran beban perusahan tidak termasuk kedalam aset ini. Aset ini lebih ke dokumen yang nilainya bisa diklaim dalam jangka panjang.
3. Aset lancar dan tidak lancar
Dalam jurnal pembelian aset tetap, aset perusahaan juga dibedakan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar adalah kekayaan perusahaan yang bisa diukur dengan nilai mata uang. Karenanya aset lancar juga mudah ditukarkan kedalam bentuk uang tunai.
Sedangkan aset tidak lancar adalah komponen penting perusahaan yang tida mudah dicairkan menjadi uang tunai. Aset ini juga memiliki sistem pencatatan yang sedikit rumit dalam laporan keuangan. Aset tidak lancar baru akan dijual perusahaan saat sudah mendekati gulung tikar atau membutuhkan dana mendesak.
Penutup
Demikian cara mencatat jurnal pembelian aset tetap dalam suatu perusahaan. Pencatatan aset dilakukan berdasarkan cara perolehan aset tersebut. Untuk pencatatan rumit ini, bisa digunakan aplikasi khusus untuk mempermudah dalam pengolahan data.