Kenaikan suku bunga The Fed menjadi hal yang dapat membuat para pelaku ekonomi merasa was-was. Hal itu disebabkan karena The Federal Open Market Committee (FOMC) dalam waktu dekat melakukan menaikkannya.
Bahkan, dalam kurun waktu kurang dari 20 bulan, mereka telah melakukan kenaikan lebih dari 11 kali. Besaran kenaikannya juga beragam mulai dari angka 5,25 persen sampai dengan 5,5 persen.
Lalu, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan The Fed? Dan mengapa pelaku ekonomi sangat mewaspadainya? Nah, untuk mengetahui seperti apa penjelasannya, langsung saja Anda simak pada ulasan di bawah ini.
Apa Itu The Fed?
The FED merupakan sebutan bagi bank sentral Amerika Serikat bernama Federal Reserve System (FRS). Peranan dari bank sentral tersebut pastinya sangat krusial baik untuk Amerika Serikat dan negara lainnya.
Lalu untuk pengertian dari Bank sentral sendiri merupakan suatu lembaga keuangan yang diberikan kontrol istimewa. Kontrol tersebut meliputi kegiatan atas produksi dan distribusi uang dan kredit untuk suatu negara atau sekelompok negara.
Di dalam ekonomi modern, bank tersebut memiliki tanggung jawab terhadap pembuatan rumusan kebijakan keuangan serta regulasi anggotanya. Jadi, pengaruh dari setiap kebijakannya sangat besar juga terhadap para anggota.
Pendirian dari The Fed sendiri dilakukan untuk menyediakan sistem moneter dan keuangan negara yang fleksibel, stabil, dan aman. Secara keseluruhan, The Fed beranggotakan 12 Bank Federal Reserve regional dengan masing-masing mempunyai tanggung jawab di wilayah tertentu AS.
Hal tersebut dalam praktiknya dikenal dengan nama Federal Open Market Committee. Komite tersebut merupakan badan pembuat kebijakan tentang pengelolaan pasokan uang negara dan moneter FED.
Suku Bunga The Fed
Fed Fund Rate (FFR) atau biasa dikenal dengan suku bunga The Fed merupakan sebuah tolok ukur utama dari suku bunga lainnya dalam perekonomian. Hal ini juga sering dikenal dengan suku bunga dana federal dan dijadikan tolok ukur suku bunga kredit KPR, kartu kredit, hingga pinjaman mobil.
Ketika suku bunganya mengalami kenaikan, maka semakin mahal juga untuk bank dalam meminjam uang. Hal tersebut bisa membuat pinjaman serta produk kredit suku bunganya jadi lebih tinggi sehingga masyarakat akan mengurungkan niat meminjam.
Sementara saat suku bunga acuan the fed diturunkan, maka kredit atau pinjaman akan jadi lebih murah. Otomatis, hal tersebut akan membuat masyarakat akan kembali melanjutkan niatnya untuk melakukan pinjaman ataupun kredit.
Mengenal Kebijakan The Fed
Berbagai kebijakan terkait moneter dari bank sentral mencakup jumlah kredit dan uang yang beredar di AS. Terjadinya perubahan jumlah yang beredar baik pemberian kredit ataupun uang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perekonomian AS termasuk juga suku bunganya.
Berikut ini merupakan beberapa kebijakan krusial dari bank central tersebut.
1. Menaikkan Tingkat Suku Bunga
Pada tahun 2022 secara agresif terdapat aktivitas berupa menaikkan suku bunga Fed. Hal tersebut dilakukan guna meredam terjadinya inflasi di negaranya sendiri, yaitu Amerika Serikat.
Kenaikan tersebut termasuk ke dalam kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank tersebut. Seperti diketahui, tingkat kenaikan tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap aktivitas investasi dan pengeluaran masyarakat.
Pada akhirnya, kekuatan dari The Fed juga memberikan dampak sangat banyak ke berbagai negara di dunia. Pada saat tingkat suku bunganya lebih tinggi, maka itu dapat membuat ketersediaan uang di dalam sistem keuangannya mengalami penyusutan.
Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga dapat memberikan dampak terhadap lesunya pasar kerja. Akhirnya, kondisi tersebut dapat meningkatkan terjadinya PHK, jumlah pengangguran, dan lapangan kerja semakin sedikit. Bahkan, jika kenaikannya terlalu tinggi juga dapat menimbulkan resesi.
2. Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan Pasar Terbuka merupakan langkah strategi FED yang efektif dan paling banyak dilakukan. Seperti halnya Bank Indonesia, FED juga dapat menjual atau membeli surat berharga dari pemerintah di pasar keuangan.
Dengan memakai cara tersebut, FED ingin mengendalikan dan menguasai jumlah dana pada sistem perbankan. Surat berharga pemerintah tersebut antara lain adalah wesel, tagihan, sampai dengan obligasi.
FED akan membelinya saat ingin meningkatkan jumlah peredaran kredit dan uang. Sementara saat mereka ingin melakukan pengendalian atau pengurangan dari aliran uangnya, sekuritas tersebut akan dijual kembali.
Tugas dan Fungsi The Fed
Secara umum, tugas dan fungsi dari FED ini kurang lebih ada lima. Berikut ini adalah penjelasan terkait dari fungsi serta tugas utama tersebut.
- Menjalankan kebijakan moneter negara guna membuat lapangan kerja terserap secara optimal, menciptakan kestabilan harga, dan tingkat bunga jangka panjang moderat di ekonomi AS.
- Menjaga stabilitas dari sistem keuangan, melakukan upaya meminimalkan risiko lewat keterlibatan serta pemantauan aktif baik di dalam maupun luar negeri.
- Menjaga kesehatan dan keamanan lembaga keuangan individu serta melakukan pemantauan potensi dampak yang ditimbulkan terhadap sistem keuangan secara menyeluruh.
- Menciptakan efisiensi dan keamanan sistem pembayaran serta penyelesaian lewat layanan kepada pemerintah AS dan industri perbankan yang memberikan fasilitas transaksi pembayaran dolar AS.
- Memberikan jaminan perlindungan terhadap konsumen lewat pengawasan berfokus pada masyarakat dan konsumen, menganalisis serta meneliti masalah/tren konsumen, melaksanakan pengembangan ekonomi masyarkat, hingga administrasi serta perundang-undangan yang berkaitan dengan konsumen.
Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed
Pada saat the Fed naikkan suku bunga, hal itu akan membuat dolar AS menjadi semakin kuat. Kondisi tersebut akan membuat negara yang bergantung ke dolar AS akan meninggalkan ketergantungan atau biasa disebut dedolarisasi guna menyelamatkan mata uang masing-masing.
Kenaikan dolar akan membuat kebijakan moneter ataupun keuangan negara lain bergejolak. Negatifnya, semakin kuatnya nilai dollar akan membuat nilai utang yang nilainya tidak terlindungi menjadi lebih tinggi.
Selain itu, dampak lainnya adalah saat dolar semakin kuat mata uang lemah akan memperkuat nilai tukarnya. Apabila langkah tersebut dilakukan, maka akan mengarahkan pada terjadinya inflasi.
Jika dilihat dari sudut pandang negara Indonesia, pelemahan kurs rupiah akan membuat barang import jadi lebih mahal. Oleh karena kondisi tersebut, masyarakat akan lebih memilih belanja produk lokal yang harganya terjangkau.
Selanjutnya, saat terjadi penguatan dollar maka itu menyebabkan dilema bagi Bank Indonesia. Pasalnya, Bank Indonesia (BI) tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap urusan moneter di dalam negeri.
BI selanjutnya akan bekerja sama dengan pemerintah guna menstabilkan nilai tukar rupiah yang turun dan berusaha untuk menjaganya agar tidak semakin lemah. Langkah untuk melakukan hal itu satu-satunya adalah dengan BI menaikkan suku bunganya.
Kenaikan tersebut akan memberikan dampak pada menurunnya kredit perbankan serta barang-barang mengalami kenaikan harga. Selain itu, pelemahan kurs rupiah akan berdampak juga ke perdagangan Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi.
Berdasarkan penjelasan di atas bisa diketahui bahwa pergerakan dari kenaikan suku bunga the Fed dapat memberikan efek secara global. Efek tersebut antara lain adalah dapat melemahkan kurs mata uang lainnya, menurunkan minat kredit perbankan, hingga terjadi kenaikan harga barang.
Oleh karena itu, semua negara termasuk Indonesia selalu bersiap untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan tersebut. Bersama dengan pemerintah, BI akan melakukan upaya stabilisasi dengan cara menaikkan suku bunganya.