Jika dibandingkan dengan banyaknya negara maju lainnya, ketertarikan masyarakat Indonesia dengan investasi memang masih cukup rendah. Hal tersebut tentunya tidak lepas dengan masih banyaknya kalangan Masyarakat berpikiran bahwa kegiatan tersebut hanya cocok dilakukan orang kaya saja. Walaupun begitu, memang hal tersebut semakin mengalami pergeseran serta instrumen investasi yang memang sangat mudah untuk di jangkau oleh masyarakat yang memiliki penghasilan menengah ke bawah.
Tentunya sudah menunjukkan dampak besar bagi pertumbuhan investasi di Indonesia. Kesadaran Masyarakat akan pentingnya melakukan investasi juga dibantu dengan semakin majunya pendidikan finansial yang ditunjukkan untuk orang-orang.
Mengenal Arti Instrumen Investasi
Masih banyak orang yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan instrumen? Hal tersebut merupakan sebuah wadah atau alat yang memang digunakan serta di manfaatkan untuk melindungi serta membantu mengembangkan aset dimiliki. Instrumen tersebutlah yang bisa membantu agar mencapai tujuan finansial sesuai dengan jangka waktu, kebutuhan hingga tujuan dari keuangan Anda.
Jika membicarakan investasi itu sendiri, orang Indonesia cukup sering mendengar tentang emas hingga properti. Padahal banyak sekali instrumen lainnya yang bisa dijadikan opsi agar bisa memenuhi tujuan dari keuangan. Instrumen investasi ini bisa menyelamatkan keuangan anda serta terhindar dari kemungkinan fluktuasi yang bisa terjadi kapan juga dimana saja.
6 Jenis Instrumen Investasi Populer Indonesia
Setelah mengenal lebih jauh mengenai apakah yang dimaksud instrumen, saatnya mengetahui apa saja instrumen populer dimana ada di Indonesia. Bukan hanya jenisnya saja yang banyak bahkan hal tersebut juga sangat menguntungkan. Berikut adalah 6 jenis investasi terbaik yang bisa menjadi pilihan.
1. Deposito
Jika membicarakan deposito, dalam hal ini sebenarnya banyak memiliki kemiripan dengan Tabungan. Untuk risikonya sendiri juga lebih rendah sehingga seringkali dipilih oleh investor sebagai pilihan terutama untuk pemula. Jika dibandingkan dengan tabungan, terdapat dua hal membedakannya yaitu tingkat Bunga hingga jatuh temponya.
Untuk suku bunga yang dimiliki oleh deposito juga lebih tinggi jika dibandingkan Tabungan yang biasa. Untuk secara umum, bunganya juga memiliki kisaran 5-6% per tahunnya. Namun ada beberapa bank memang menawarkan bunga hingga lebih dari 6%. Dengan semakin banyak uang di investasikan, maka bunganya juga semakin tinggi.
2. Emas
Untuk instrumen investasi dalam bentuk fisik, emas bisa dijadikan pilihan. Tidak berbeda jauh dengan deposito, bahkan risiko yang dimilikinya juga cenderung lebih rendah. Nilai lebih stabil sehingga akan terus mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Jika tertarik berinvestasi dengan emas, lebih baik memilih emas batangan. Pahami terlebih dahulu bahwa semua bentuk emas bisa dijadikan sebagai bentuk investasi, namun tetap saja memiliki keuntungan berbeda untuk masing-masing jenisnya.
Berbeda dengan emas perhiasan, untuk nilai batangan akan memiliki nilai berbeda sesuai dengan beratnya. Anda juga harus menyiapkan tempat guna menyimpan emas sudah dibeli. Pastikan jika menyimpan sendiri, siapkan deposit box di bank atau bisa berinvestasi menggunakan aplikasi. Pastikan juga bahwa emas dibeli sesuai dengan cukup uang yang dimiliki, bahkan dengan berat 0,5 gram saja hanya membutuhkan beberapa ratus rupiah saja. Untuk beratnya juga sangat beragam, bisa disesuaikan dengan jumlah dana serta berat yang ingin disimpan sendiri atau memang menggunakan bantuan aplikasi.
3. Properti
Untuk mencoba invest dalam bentuk property, ada beberapa kesamaan yang dimilikinya seperti dengan emas. Terdapat benda fisik yang memang dibeli disini. Untuk nilainya juga mengalami fluktuasi atau perubahan serta risikonya juga terbilang cukup rendah. Terdapat beberapa model properti yang bisa dijadikan pilihan, cara paling sederhana adalah pembelian tanah, membangun properti di tanah tersebut hingga menjualnya nanti saat nilai sudah tinggi.
Sedangkan untuk cara kedua, cobalah untuk menyewakan properti agar bisa mendapatkan aliran pemasukan. Pertimbangkan juga bagaimana risiko kerusakan pada bangunan mungkin terjadi. Walaupun risiko terbilang rendah, namun properti menjadi aset yang memang bisa rusak sewaktu-waktu. Jika terus dilakukan perawatan, maka nilainya akan terjaga. Jangan lupa mempertimbangkan biaya perawatan yang telah di keluarkan nantinya saat menjual properti.
4. Saham
Instrumen satu ini memang memiliki risiko cukup tinggi, sebab menjadi gambaran singkat saat dilakukannya investasi saham. Saham menjadi bukti bahwa Anda memiliki kepemilikan pada perusahaan tersebut. Jadi semakin banyak saham dimiliki, maka akan semakin besar persentase kepemilikan perusahaan yang didapatkan. Untuk returnnya juga didapatkan dari dividen serta pertumbuhan nilai dari saham itu sendiri.
Namun perlu dilakukan pencatatan, bahwa tidak semua perusahaan membagikan dividen miliknya kepada investor. Beberapa perusahaan bahkan lebih memilih menggunakan return yang memang didapat untuk pengembangkan bisnisnya. Jika dibandingkan dengan ketiga investasi sebelumnya, memang saham memiliki risiko paling tinggi. Butuh pemahaman serta analisis sebelum memutuskan apakah ingin membeli saham atau tidak.
5. Reksa Dana
Apakah sudah mengetahui apa itu reksadana? Secara sederhana, reksa dana merupakan investasi yang dananya didapatkan dari investor dikumpulkan menjadi satu lalu di investasikan ke instrumen-instrumen investasi yang memang ada di pasar modal. Untuk jenisnya sendiri terbagi 5 yaitu pendapatan tetap, dana saham, pasar uang, campuran hingga index.
Untuk setiap jenis raksanya juga memiliki potensi juga risiko berbeda. Untuk risiko paling rendah dimiliki oleh pasar uang. Sedangkan untuk risiko dinilai cukup tinggi yaitu pada reksa dana saham. Instrumen tersebut juga bisa dikatakan cukup terkenal di kalangan investor terutama para pemula yang memiliki keterbatasan dana. Jika tertarik menggunakan jenis ini, maka tinjaulah sesuai kebutuhan, preferensi, profil risiko yang dimiliki terlebih dahulu.
6. Peer to Peer Lending
Untuk jenis investasi satu ini, memang masih tergolong baru di Indonesia. Namun memang popularitas yang dimilikinya juga seringkali melejit karena kejelasan hukum yang ada serta kemudahan penawaran Peer to Peer Landing. Bahkan tidak sedikit perusahaan fintech lending yang sudah menjalankan bisnis tersebut dengan model Peer. Jumlah uang mengalami per putarannya juga akan terus tumbuh berjalan dengan seiring berjalannya waktu. Dalam Peer to Peer Lending juga memang secara sederhana dilakukan dengan meminjamkan sejumlah uang untuk pihak yang memang membutuhkan.
Pihak tersebut bisa berupa individu atau badan usaha sekalipun. Sama seperti pinjaman yang didapatkan dari bank, untuk returnnya juga berasal dari bunga pinjaman yang memang sudah di sepakati bersama. Untuk suku bunganya sangat menarik, bahkan bunga pinjamannya bisa mencapai 18% per tahunnya. Hanya dengan 100.000 saja, sudah bisa melakukan investasi tersebut.
Instrumen investasi adalah cara terbaik agar bisa melindungi kekayaan yang dimiliki bahkan bisa meningkatkan jumlah miliknya. Namun sebelum melakukan hal tersebut, selalu pastikan bahwa ketahui terlebih dahulu apa saja tujuan dari investasi itu sendiri bahkan pahami bagaimana profil risiko milik Anda. Dari informasi yang sudah didapatkan, tentunya sudah bisa menentukan bagaimana jangka waktu serta jenis dari investasi yang lebih tepat untuk di pilih.
Banyak sekali keuntungan yang bisa di dapatkan, pasalnya dengan memiliki investasi akan membuat dana disimpan dengan aman, bebas dari fluktuasi yang kemungkinan terjadi.