Zaenal menambahkan bahwa masyarakat di desanya telah bersatu untuk membeli air bersama-sama. Beberapa warga yang memiliki kendaraan berbak terbuka bahkan telah memodifikasi mobil mereka untuk menampung bak penampung air berkapasitas 1.000 liter.
“Meskipun begitu, warga tetap berusaha hemat dalam menggunakan air bersih,” tambahnya.
Selain usaha ini, terdapat sumber air potensial yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun, karena jarak yang jauh, pendistribusian air secara mandiri masih sulit diwujudkan.
Situasi krisis air yang melanda sejumlah desa ini terus memicu respons cepat dari berbagai pihak. Semoga upaya kolaboratif dapat segera memberikan solusi bagi masyarakat yang terdampak.