Banjarnegara – Kabut mendung menghiasi langit pagi saat tirai perpisahan diangkat di MAN 2 Banjarnegara. Dalam cahaya redup, apel pagi pun berlangsung dengan penuh arti. Delapan belas guru PPPK, dari sebelumnya berjumlah delapan belas orang, kini mengukir kenangan indah.
Pada Jumat, 15 Agustus yang lalu, kabar perpisahan itu menghampiri mereka, menyertai sentuhan angin sejuk. Nama-nama besar ini, seperti Asih Tri Widyastuti, Yunani Linggar Pratiwi, Gunani Dwi Prastiwi, hingga Wiwit Istiqomah, tampil dalam deretan para pemberi inspirasi.
Takdir berbicara, sebelas di antara mereka akan tetap mengarungi hari-hari di MAN 2 Banjarnegara, sementara yang lain merajut kisah di tempat-tempat baru. Aji Wibowo mengukir jejak di MTs N 1 Banjarnegara, Abdy Windiarta menjalani peran di MIN 1 Banjarnegara, dan Anindita S. menjemput impian di MAN 1 Cilacap. Sementara yang lainnya menapaki jalan baru di MAN 4 Kebumen, MAN 2 Banyumas, dan lainnya.
Baca Artikel : 10 Program Unggulan, MAN 2 Banjarnegara Siap Jaring Peserta Didik Baru
Sebelum apel dimulai, rasa haru dan kebersamaan terlihat jelas. Mata-mata yang berkaca-kaca dan tangan-tangan yang merapat dalam pelukan mengisyaratkan bahwa ini adalah titik akhir dari babak berharga. Saat Aji Wibowo, salah satu dari delapan guru yang pindah, naik podium dan mengambil mikrofon, air mata mengalir tak terbendung. Dalam kata-katanya yang terlantun, seolah ia menumpahkan isi hati selama perjalanan panjang ini. “Mohon maaf atas segala hal yang kurang berkenan. Semoga kita semua tetap sehat dan diberkahi,” ucapnya, sambil mengusap air mata yang jatuh.
Niha Fauziah, seorang wakil dari para siswa, menyusul dengan respons penuh emosi. Sebelum sempat berkata sepatah kata pun, air mata sudah berkelip di matanya. Dalam nada suara terguncang, dia mengutarakan permohonan maaf dan doa yang tulus. “Bapak dan Ibu, kami mohon maaf jika ada kata-kata atau sikap kami yang menyakitkan. Semoga Anda senantiasa dilindungi dan diberkahi oleh Allah,” serunya, suara terputus-putus oleh tangisan.
Dalam sepenggal sambutan akhir, Kepala Madrasah, Ridlo Pramono, merangkai kata-kata perpisahan dengan nada pantun. “Semoga perjalanan di tempat baru membawa sukses dan menjaga tali silaturahmi kita tetap erat,” tutupnya, dengan getaran haru yang turut mengalun.
Pada akhirnya, cerita perpisahan ini tak hanya menciptakan ingatan, tetapi juga menunjukkan betapa berartinya setiap interaksi dan ikatan di dalam dunia pendidikan. Semoga langkah mereka di tempat baru membawa makna dan cinta yang sama seperti yang mereka berikan di MAN 2 Banjarnegara.