Saat akan membuat laporan keuangan, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menentukan susunan laporan keuangan yang tepat. Hal ini karena banyak laporan dibuat tidak sesuai dengan struktur yang tepat. Hal ini menyebabkan kendala pada saat pihak pembaca dalam memahami laporan tersebut.
Apalagi, laporan keuangan akan menjadi sebuah pertanggungjawaban pihak perusahaan terhadap stakeholder. Nah, untuk mengetahui seperti apa cara menyusun laporan keuangan yang tepat, yuk simak rincian lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Laporan Keuangan
Seperti yang telah tercantum dalam PSAK No 1 tahun 2015, bahwa laporan keuangan merupakan sebuah penyajian terstruktur atas posisi dan kinerja keuangan dalam suatu entitas (organisasi maupun perusahaan).
Dengan adanya laporan keuangan, maka pencatatan transaksi keuangan bisa dilakukan dengan lebih mudah sehingga ringkasan transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rentang waktu tertentu bisa disimpan dengan baik dan dianalisa kembali di masa depan.
Tak hanya bagi perusahaan besar saja, perusahaan sekelas UMKM sekalipun membutuhkan laporan keuangan walaupun dibuat dalam skala kecil. Hal ini karena laporan keuangan menjadi sebuah kewajiban yang mesti dimiliki oleh semua perusahaan.
Jadi, apabila kalian merupakan seorang pemilik usaha dan hingga saat ini masih belum juga mencatatkan setiap transaksi finansial perusahaan ke dalam laporan keuangan, maka segera buat karena hal tersebut akan sangat berguna seiring berjalannya waktu.
Dengan laporan keuangan, perusahaan pun dapat dengan mudah mengambil kebijakan yang tepat sehingga keputusan terkait operasional perusahaan dapat diputuskan secara lebih transparan dan lebih baik berkat data-data yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut.
Penyusunan laporan keuangan biasanya dilakukan secara bulanan. Lalu, akan dirangkum dan dibuat periode waktu per kuartal, per semester, atau per tahun sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Fungsi Laporan Keuangan Bagi Perusahaan
Laporan keuangan memiliki fungsi yang sangat penting bagi suatu bisnis. Oleh karena itu, setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan keuangan walaupun dibuat dalam format sederhana sekalipun. Berikut beberapa fungsi yang dapat kalian coba:
- Sebagai bahan evaluasi kinerja perusahaan baik bagi tim internal maupun bagi tim eksternal seperti halnya investor dan mitra kerja.
- Sebagai bahan perencanaan dalam aktivitas operasional bisnis dengan mengacu kepada berbagai data yang ada dalam laporan.
- Sarana untuk menentukan kebijakan terkait pengeluaran keuangan di masa mendatang.
- Sebagai gambaran nyata atas kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan dalam rentang periode akuntansi tertentu.
- Sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap para pemegang saham dan pihak lain yang berkaitan dengannya.
- Untuk menunjukkan kredibilitas perusahaan dengan cara memperlihatkan transparansi keuangan sehingga lebih dipercaya oleh banyak orang.
- Menjaga image perusahaan agar selalu terjaga kredibilitasnya di mata publik dengan cara memperlihatkan laporan pada mereka secara transparan.
- Menarik perhatian pihak lain agar mau bekerja sama baik menjadi investor ataupun menjadi mitra kerja bagi perusahaan tersebut.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Perusahaan
Apa saja sih perbedaan antara satu jenis laporan keuangan dengan jenis laporan lainnya? Yuk simak rincian lengkapnya di bawah ini!
A. Laporan Neraca
Merupakan salah satu laporan yang menyediakan rincian posisi keuangan suatu perusahaan dalam rentang waktu tertentu seperti tiap kuartal atau tiap tahun.
B. Laporan Laba Rugi
Jenis laporan yang berisikan data transaksi atas total perolehan perusahaan (pendapatan) dan total pengeluaran (kerugian) yang dilakukan oleh perusahaan dalam periode akuntansi tertentu.
C. Laporan Arus Kas
Yaitu sebuah laporan yang berisi transaksi perputaran kas perusahaan baik dalam hal penerimaan kas akibat keuntungan penjualan maupun pengeluaran kas akibat pembelian bahan baku produksi. Laporan ini terdiri atas 3 kelompok, yakni investing, operating, dan financing.
D. Laporan Perubahan Modal
Seperti namanya, laporan ini berisi informasi terkait ringkasan perubahan ekuitas suatu perusahaan baik berupa penambahan maupun pengurangan.
E. Laporan CALK
CALK atau singkatan dari Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan sebuah laporan yang berisi penjelasan akan laporan lain yang dianggap kurang jelas sehingga perlu diperjelaskan lebih mendalam agar para pembaca dapat mudah memahaminya.
Susunan Laporan Keuangan yang Tepat
Pada proses penyusunan laporan keuangan, kita perlu memahami dasar-dasarnya yakni penjurnalan transaksi, proses pembuatan neraca saldo, dan pemostingan ke buku besar. Namun, jika kalian masih bingung, maka kami berikan rincian detailnya berikut ini:
1. Mencatat Transaksi yang Terdapat pada Jurnal
Pertama, kalian perlu melakukan pencatatan transaksi dalam jurnal keuangan. Setiap transaksi baik itu penjualan, pembelian, penerimaan kas, pengeluaran kas, sewa, dan beragam transaksi lainnya harus dicatatkan dalam sebuah jurnal.
Perlu diperhatikan, bahwa proses pencatatan harus memiliki bukti transaksi seperti halnya nota, invoice, kwitansi, faktur, dan beragam bukti transaksi lainnya yang menjadi dasar pencatatan nantinya.
2. Memposting Jurnal ke dalam Buku Besar
Selanjutnya, kita perlu mencatat jurnal ke dalam buku besar perusahaan sesuai dengan masing-masing akun yang berkaitan dengannya. Yang perlu kita lakukan hanyalah memindahkan transaksi yang sudah tercatat di dalam jurnal ke dalam besar.
Yang terpenting, kalian harus memperhatikan proses pemindahannya secara tepat sesuai dengan masing-masing akun yang ada. Demikian pula format buku besar yang kalian gunakan harus sesuai dengan format yang terdapat dalam jurnal .
3. Membuat Laporan Neraca Saldo
Setelah buku besar dibuat, selanjutnya kalian perlu menyusun rencana saldo yang berisi daftar rekening buku besar dalam akun debit dan kredit.
Nantinya, daftar rekening yang terdapat dalam buku besar dikelompokkan menjadi kelompok aktiva dan pasiva.
4. Menyusun Jurnal Penyesuaian
Apabila suatu transaksi yang telah tercatat tidak sesuai dengan perhitungan sebenarnya pada akhir periode akuntansi, maka kita perlu membuat jurnal penyesuaian.
Jurnal ini berisi saldo perkiraan yang menunjukkan nilai sebenarnya dalam suatu transaksi keaungan sebelum proses penyusunan laporan keuangan lebih lanjut. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang jurnal ini, maka kalian dapat membacanya dalam artikel berjudul “Contoh Jurnal Penyesuaian dan Cara Membuatnya”.
5. Membuat Neraca Lajur
Neraca lajur disebut juga sebagai kertas kerja, fungsinya yaitu untuk memudahkan proses pembuatan laporan keuangan. Caranya ialah dengan pencatatan neraca saldo lalu disesuaikan terhadap data yang tercantum dalam jurnal penyesuaian.
Apabila saldo penyesuaian tercantum pada jurnal neraca saldo, maka nantinya saldo tersebut dapat dilaporkan ke dalam laporan neraca dan laporan laba rugi.
6. Penyusunan Laporan Keuangan
Terakhir, kita bisa membuat laporan keuangan dengan menulis ulang secara rapi sesuai yang terdapat pada neraca lajur.
Pastikan proses penyusunan dan pencatatannya didasarkan pada standar laporan keuangan yang ada. Ini penting, karena informasi yang ada di dalamnya akan dibaca oleh berbagai pihak sekaligus baik eksternal maupun internal.
Setelah proses pembuatan susunan laporan keuangan, nantinya kalian dapat melakukan langkah lanjutan dengan membuat jurnal penutupan dan neraca saldo setelah penutupan.