Perusahaan jasa memang tidak memiliki produk yang berupa barang. Meskipun demikian, perusahaan ini tetap memiliki catatan keuangan yang biasa disebut dengan siklus akuntansi. Siklus akuntansi perusahaan jasa pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan siklus akuntansi pada perusahaan dagang.
Tentunya, seorang akuntan harus memahami siklus akuntansi ini dengan baik karena memang itulah tugas utamanya. Siklus akuntansi memiliki tahapan-tahapan dan dari tahapan yang satu dengan tahapan yang lainnya masih saling berkaitan serta saling membutuhkan data.
Pengertian Siklus Akuntansi
Sebelum langsung membahas siklus akuntasi perusahaan jasa, mari ketahui dulu apa itu siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan semua tindakan akuntansi yang ada pada perusahaan dan harus diidentifikasi, dianalisis serta dicatat dengan proses yang berulang.
Selanjutnya, siklus akuntansi juga bisa diartikan dengan serangkaian kegiatan akuntansi yang dilakukan secara berulang dengan urutan yang selalu sama setiap periodenya dan puncak dari semua kegiatan tersebut ialah penyusunan laporan keuangan.
Dalam kalimat yang lain, bisa diketahui bahwasanya siklus akuntansi merupakan proses berulang yang kegiatannya mengidentifikasi serta menganalisis seluruh aktivitas ilmu akuntansi manajemen yang dilakukan dalam periode waktu tertentu.
Secara umum, siklus akuntansi berlangsung dalam waktu satu tahun kalender. Namun ada juga perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya tersebut setiap tiga bulan sekali atau triwulan.
Artinya, jika perusahaan tersebut menggunakan konsep tahunan, maka ia akan menyelesaikan satu siklus akuntansi per tahun. Sedangkan kalau menggunakan konsep triwulanan, maka perusahaan akan menyelesaikan satu siklus akuntansi setiap tiga bulan.
Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, siklus akuntansi pada perusahaan jasa pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan siklus akuntansi pada perusahaan lainnya. Adapun perusahaan jasa itu sendiri merupakan perusahaan yang tidak menghasilkan produk yang ada wujudnya.
Perusahaan ini memberikan dan menyediakan layanan kepada siapapun yang membutuhkan. Misalnya salon rambut. Ini adalah usaha yang menawarkan jasa seperti potong rambut, styling rambut, coloring rambut dan lain sebagainya.
Pada awalnya, siklus akuntansi pada perusahaan jasa ini ialah membukukan transaksi ke dalam jumlah umum dan untuk jurnalnya dimasukkan dalam buku besar. Nanti, setelah tiba akhir siklus akuntansi, perhitungan yang ada di buku besar tadi akan disesuaikan.
Setelah penutupan akun pada akhir periode, perusahaan akan membuka kembali buku. Untuk melakukan proses tersebut, terdapat 10 tahap siklus akuntansi perusahaan jasa sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Analisis Transaksi
Siklus akuntansi pada perusahaan jasa selalu diawali dengan penggolongan, yakni dengan mengidentifikasi sekaligus menganalisis transaksi. Terkait dengan tahap ini, maka seorang akuntan harus mampu melakukan identifikasi transaksi sehingga pencatatan bisa dilakukan dengan benar
Satu hal yang perlu diingat ialah tidak semua transaksi ini bisa dicatat. Adapun transaksi yang bisa dicatat hanyalah transaksi-transaksi yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan pada posisi keuangan perusahaan.
Selain itu, transaksi tersebut juga harus mempunyai bukti serta bisa dinilai dalam satuan uang secara objektif. Contoh dalam hal ini ialah kwitansi, nota pembeliam dan lain sebagainya. Usai mengidentifikasi transaksi, akuntan juga harus menentukan bagaimana pengaruh transaksi terhadap posisi keuangan.
Agar lebih mudah, akuntan bisa menggunakan rumus ini: aktiva = kewajiban + ekuitas
2. Pencatatan Transaksi
Setelah proses identifikasi dan analisis transaksi, selanjutnya tinggal ,mencatat transaksi-transaksi tersebut dalam jurnal umum. Sebagai pengingat, jurnal umum merupakan catatan kronologis mengenai seluruh transaksi yang terjadi dalam satu periode transaksi.
Semua transaksi yang terjadi tersebut perlu dicatat dengan detail sesuai dengan data-data yang dikumpulkan. Ini harus diperhatikan dengan betul supaya akuntan yang bertugas bisa lebih mudah mengerjakan tahap-tahap selanjutnya.
3. Posting ke Buku Besar
Buku besar merupakan sebutan untuk kumpulan seluruh rekening pembukuan yang dipakai untuk mencatat informasi mengenai aktiva tertentu. Pada tahap yang ketiga ini, akuntan bisa memberikan kode pada setiap rekening yang terdapat dalam buku besar tersebut.
Hal ini bisa dilakukan supaya proses identifikasi dalam jurnal bisa dilakukan dengan lebih mudah. Data transaksi keuangan juga bisa digolongkan sesuai dengan jenis transaksi, tanggal serta nomor, nama akun dan juga kriteria lainnya.
Hal ini akan membantu supaya semua transaksi perusahaan yang ada dalam jurnal yang terkait dengan kas bisa masuk dalam satu buku besar kas. Selanjutnya tinggal menghitung saldo pada setiap akun dalam buku besar tersebut untuk mengetahui berapa total nilai akun.
4. Menyusun Neraca Saldo
Begitu pembukuan buku besar sudah selesai dilakukan, selanjutnya ialah menyusun neraca saldo. Neraca saldo merupakan istilah untuk menyebutkan daftar saldo seluruh rekening yang ada dalam buku besar pada periode tertentu.
Penyusunan neraca saldo hanya dilakukan dengan cara memindahkan saldo-saldo yang ada dalam buku besar tadi dan dimasukkan serta disatukan dalam neraca saldo. Tentunya, jumlah kredit harus seimbang dengan jumlah kredit ya. Sebab kalau tidak, artinya ada kesalahan dalam pencatatan data.
5. Menyusun Jurnal dan Neraca Saldo Penyesuaian
Jurnal penyesuaian isinya ialah berbagai transaksi yang salah, perlu disesuaikan atau bahkan belum dicatat yang ditemukan pada akhir periode transaksi. Biasanya, penyesuaian seperti ini dilakukan pada saat laporan akan disusun.
Selanjutnya, akuntan juga perlu membuat neraca saldo yang kedua dengan cara memindahkan saldo-saldo yang sebelumnya sudah disesuaikan di buku besar ke dalam neraca saldo baru. Saldo-saldo ini akan dikelompokkan dalam pasiva atau aktiva dan jumlahnya juga harus seimbang.
6. Pembuatan Neraca Lajur
Neraca saldo serta jurnal penyesuaian menjadi acuan dalam penyusunan neraca lajur. Neraca lajur ini akan memberikan informasi dalam bentuk neraca serta laporan laba rugi dan keduanya akan dijadikan dasar dalam membuat laporan keuangan.
7. Pembuatan Laporan Keuangan
Pembuatan laporan keuangan dibuat dengan mengacu pada neraca lajur seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Adapun laporan keuangan yang dibuat terdiri atas laporan arus kas, neraca, perubahan modal serta laporan laba rugi.
8. Membuat Jurnal Penutup
Usai membuat laporan keuangan, selanjutnya tinggal membuat jurnal penutup dan jurnal ini hanya akan dibuat pada akhir periode akuntansi. Dalam proses pembuatannya, ada dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk menyusun jurnal penutup laporan laba rugi.
Contohnya seperti laporan perubahan modal dan rekening nominal. Sementara untuk rekening yang ditutup hanyalah rekening laba rugi atau rekening nominal. Caranya ialah rekening-rekening tersebut dibuat nol atau nihil.
Adapun penutupan rekening nominal harus dilakukan karena rekening ini dipakai untuk mengukur aliran atau aktivitas berbagai sumber yang terjadi pada periode berjalan.
9. Pembuatan Jurnal Pembalik
Siklus akuntansi perusahaan jasa yang selanjutnya ialah pembuatan jurnal pembalik. Apa yang dimaksud dengan jurnal pembalik ialah tahap pembalikan sejumlah akun yang sudah ditutup sebelumnya untuk mengembalikan saldonya.
Sedangkan untuk akun perkiraan yang dibalik pada umumnya adalah pembayaran yang sudah dibayar di muka serta belum jatuh tempo. Jurnal pembalik dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pencatatan transaksi yang sekiranya akan terjadi berulang kali pada periode yang berikutnya.
Jurnal ini bisa dibuat dengan mengacu pada jurnal penyesuaian. Dengan kata lain, setiap transaksi yang terdapat di dalam jurnal penyesuaian akaun dibalik. Sedangkan dalam jurnal pembalik nanti, transaksi yang pada awalnya merupakan kredit akan dibuat menjadi debit.
Siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi 9 tahap di atas dan akan berulang pada setiap periode akuntansi. Tentunya, siklus ini akan melibatkan banyak hal mulai dari bukti-bukti transaksi, buku besar, jurnal, laporan keuangan hingga jurnal penutup.