Hal yang cukup penting untuk dilakukan oleh seorang investor adalah melakukan penilaian terhadap suatu aset. Dimana penilaian tersebut dilakukan secara objektif untuk melihat peluang investasi. Salah satu instrument yang digunakan sebagai penilaian terhadap aset ialah rasio likuiditas.
Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang baik lebih layak untuk dijadikan tempat investasi. Hal ini dikarenakan semakin baik tingkat likuiditas perusahaan maka semakin mampu pula perusahaan membayar berbagai kewajibannya.
Likuid merupakan istilah yang sering digunakan oleh perusahaan yang mampu membayarkan seluruh kewajiban dengan lancar. Biasanya yang bertugas untuk menganalisis matriks likuiditas dalam suatu perusahaan adalah pihak auditor internal.
Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan matriks yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi berbagai kewajibannya. Dimana yang dimaksud dengan kewajiban perusahaan adalah kebutuhan operasional dan membayar hutang, baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan dikatakan sebagai likuid apabila mampu memenuhi segala kewajibannya. Sedangkan perusahaan yang belum atau tidak mampu memenuhi kewajibannya dikatakan sebagai ilikuid.
Rasio ini juga dikatakan sebagai sebuah indikator perusahaan untuk mengetahui performa serta kondisi keuangan. Dimana gambaran mengenai posisi uang kas dapat ditunjukkan dengan menggunakan matriks likuiditas ini.
Pengukuran rasio ini harus dilakukan berkali-kali untuk bisa melihat perkembangan likuiditas suatu perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan adanya matriks ini berbagai stakeholder atau investor dapat melihat gambaran perusahaan di masa yang akan datang.
Pada umumnya perusahaan yang mengalami ilikuiditas akan memperoleh pembatalan kerjasama dari berbagai pihak. Misalnya pihak pemasok perusahaan akan membatalkan kerjasama jika mengetahui perusahaan tidak dapat melunasi hutang atau membayar kewajibannya.
Manfaat Rasio Likuiditas
Instrument penilaian aset perusahaan yang satu ini mempunyai peranan penting pada berbagai kegiatan bisnis. Selain digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar hutang, likuiditas juga mempunyai manfaat lainnya.
Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan memahami matriks likuiditas pada dunia bisnis:
1. Manfaat untuk perusahaan
Pihak pertama yang akan merasakan manfaat likuiditas adalah perusahaan. Dimana manfaat likuiditas untuk perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut:
- Sebagai alat untuk mengukur efisiensi pengeluaran dana untuk menjalankan kegiatan operasional.
- Sebagai alat untuk membandingkan perusahaan dengan competitor lain sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan strategi.
- Menjadi gambaran mengenai perubahan bisnis yang dialami oleh perusahaan pada kurun waktu tertentu.
- Memahami kondisi keuangan perusahaan mengenai kemampuannya untuk melunasi hutang dalam jangka waktu tertentu.
2. Manfaat untuk investor
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa likuiditas merupakan salah satu instrument penilaian aset yang harus dipahami oleh investor. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas mempunyai pengaruh dan dampak yang cukup kuat untuk investor.
Berikut manfaat memahami likuiditas bagi investor:
- Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayarkan kewajiban yang dimilikinya. Dengan demikian investor akan mampu melihat peluang investasi pada perusahaan terkait di masa yang akan datang.
- Mengetahui apakah perusahaan yang ingin dijadikan sebagai tempat investasi mempunyai aktiva atau aset yang layak.
- Dijadikan sebagai alat pelacak bagi investor untuk melakukan analisis terhadap performa aset perusahaan.
Jenis, Rumus, dan Contoh Perhitungan Rasio Likuiditas
Perhitungan matriks likuiditas berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasan mengenai beberapa macam jenis rasio likuiditas beserta rumus dan contoh perhitungannya:
1. Rasio lancar
Rasio lancar atau current ratio adalah rasio yang dipakai sebagai pengukuran kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang dengan batasan waktu 1 tahun. Dimana pelunasan hutang tersebut menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Perhitungan jenis rasio ini paling mudah dan sederhana dibandingkan dengan rasio yang lainnya. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung current rasio:
Current rasio = aktiva lancar / hutang lancar
Untuk lebih bisa memahami perhatikan contoh perhitungan rasio lancar berikut:
Sebuah PT Peduli mempunyai aktiva lancar atau current asset sebesar Rp 20 juta. Perusahaan tersebut mempunyai hutang lancar atau kewajiban yang harus dibayarkan sebesar Rp 10 juta. Tentukan berapa current rasio yang dimiliki PT Peduli!
Penyelesaian:
Current rasio = Rp20.000.000 / Rp10.000.000
Current rasio = 2,0
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa PT Peduli mempunyai likuiditas sebesar 2,0. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan keuangan pada perusahaan cenderung stabil.
2. Rasio cepat
Rasio cepat atau quick rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang atau kewajiban lancarnya dengan tidak memperhatikan persediaan.
Hal tersebut dikarenakan proses pencairan inventaris memakan waktu yang cukup lama. Dengan demikian perhitungan rasio cepat hanya menggunakan aset-aset yang dimiliki perusahaan dan yang lebih likuid.
Selain itu, persediaan mempunyai sifat yang sulit ditransformasikan menjadi kas. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung quick rasio:
Quick rasio = (aset lancar – inventory) / hutang lancar
Contoh perhitungan rasio cepat adalah sebagai berikut:
PT Jaya mempunyai aset lancar dengan nilai Rp10 juta dan persediaan sebesar Rp4 juta. Perusahaan tersebut mempunyai kewajiban atau hutang lancar sebesar Rp 12 juta. Tentukan berapa nilai dari rasio cepatnya!
Penyelesaian:
Quick rasio = (Rp10.000.000 – Rp4.000.000) / Rp12.000.000
Quick rasio = Rp6.000.000/Rp12.000.000
Quick rasio = 0,5
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan nilai rasio cepat sebesar 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa PT Jaya mempunyai kondisi keuangan yang tidak stabil dan kurang sehat.
3. Rasio kas
Rasio kas atau cash rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban dengan menggunakan total kas yang ada. Pada umumnya cash rasio akan merujuk pada aktiva perusahaan yang bersifat likuid.
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung cash rasio:
Cash ratio = (kas + aktiva likuid/surat berharga) / kewajiban lancar
Supaya Anda lebih paham mengenai perhitungan cash ratio, maka perhatikan contoh berikut:
Sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi sepeda roda 2 mempunyai kas sebesar Rp8 juta dan aset likuid berupa surat berharga senilai Rp6 juta. Perusahaan tersebut mempunyai hutang lancar sebesar Rp8 juta. Tentukan rasio likuiditas dengan menggunakan rumus cash ratio!
Penyelesaian:
Cash ratio = (8.000.000 + 6.000.000) / 8.000.000
Cash ratio = 14.000.000/ 8.000.000
Cash ratio = 1,75
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan besar cash ratio perusahaan manufaktur adalah sebesar 1,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kondisi keuangan yang sehat.
4. Rasio perputaran kas
Jenis rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak kas dalam perusahaan dapat mengalami perputaran pada kurun waktu tertentu. Dimana untuk perhitungan cash turnover ini dilihat dari segi penjualan.
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran kas:
Cash turnover ratio = penjualan / rata-rata kas
Pada perusahaan rasio likuiditas menjadi komponen yang sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang akuntan dituntut untuk mengetahui dan memahami matriks likuiditas, mulai dari pengertian, jenis, hingga cara menghitungnya.