Istilah margin dalam akuntansi memang sering didengar oleh para pelaku usaha, sehingga mereka harus mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan istilah ini secara jelas. Pada dasarnya, istilah margin akan selalu berkaitan dengan keuntungan penjualan yang diperoleh perusahaan.
Maka dari itu, setiap perusahaan harus menghitung margin sesuai dengan rumusnya yang tepat. Nantinya, margin akan disajikan dengan menggunakan format persentase dan berhubungan dengan biaya produksi, profit, produk atau jasa yang dijual, dan beberapa hal seperti ini lainnya.
Selain itu, margin juga dapat menjelaskan keuntungan perusahaan secara lebih akurat. Jadi, tidak berlebihan jika kami mengatakan bahwa setiap pelaku usaha harus memahami pengertian dan cara menghitung margin secara jelas serta tepat.
Pengertian Margin dalam Akuntansi dan Cara Menghitungnya
Margin termasuk salah satu aspek keuangan yang penting bagi sebuah perusahaan. Dalam hal ini, arti margin dalam akuntansi itu sendiri adalah selisih antara harga jual produk di pasar dengan biaya produksi dari suatu perusahaan. Arti margin akuntansi akan berbeda dengan arti margin investasi.
Sebab, pengertian dari margin investasi adalah deposit oleh investor yang digunakan untuk proses pembayaran harga beli saham. Dengan melihat pengertiannya yang berbeda seperti ini, tentu cara menghitungnya pun juga akan berbeda. Perhitungan margin akuntansi bisa dilakukan dengan cara:
Margin = (Keuntungan : Modal) x 100%
Dari sekian banyak komponen penting yang ada di dalam laporan keuangan perusahaan, margin adalah salah satu di antaranya. Komponen ini akan selalu berkaitan dengan profit, sehingga ada banyak orang yang menyebutnya dengan istilah profit margin.
Hasil perbandingan laba yang sudah dikurangi dengan biaya pajak beserta bunganya merupakan pengertian dari profit margin.
Perusahaan yang tidak menggunakan rumus margin dengan benar, mereka tidak akan bisa mengetahui persentase keuntungan yang berhasil diraihnya. Maka dari itu, rumus di atas harus diketahui oleh para pelaku usaha di bidang apa pun itu.
Fungsi Margin dalam Akuntansi
Meski kami sudah mengatakan secara singkat tentang apa fungsi utama dari salah satu komponen penting dalam laporan keuangan ini, tapi di sini kami akan menjelaskan kembali tentang apa saja fungsi margin dalam dunia akuntansi yang lebih lengkap, yaitu:
1. Menentukan Harga Produk yang akan Dijual
Salah satu fungsi dari margin dalam akuntansi adalah untuk menentukan harga produk maupun jasa yang akan dijual oleh suatu perusahaan. Pada dasarnya, harga akan menjadi variabel penting yang berkaitan dengan margin.
Jadi, tidak mengherankan jika salah satu fungsi dari komponen ini adalah untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan harga produk atau jasa yang akan dijualnya nanti.
Perusahaan yang tidak terlalu paham dengan rumus margin akan memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami penentuan harga produk yang meleset. Maka dari itu, sebelum menentukan harga dari suatu produk tertentu, para pelaku usaha harus memahami tentang rumus margin terlebih dahulu.
2. Menentukan Jumlah Produk dan Pemasaran
Selain dapat menentukan harga produk atau jasa yang akan dijual secara tepat, margin juga dapat membantu perusahaan dalam menentukan jumlah serta strategi pemasaran produk yang akan dijual.
Ketika perusahaan telah menghitung hal ini secara rinci, maka mereka bisa lebih mudah dalam menentukan jumlah produk atau jasa yang akan dijualnya.
Begitu pun juga dengan ketika perusahaan menghitung marginnya terlebih dahulu sebelum menetapkan strategi pemasarannya. Apabila hasil margin yang dihitung terlalu tipis, maka perusahaan dapat berpikir ulang untuk memasarkan produknya di media lain.
3. Mengetahui Perkembangan Laba Perusahaan
Margin juga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk mengetahui perkembangan laba pada bisnisnya. Sebab, margin dapat mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjual produk maupun jasa yang sesuai dengan target pasarnya.
Dengan adanya manfaat yang satu ini, perusahaan bisa lebih mudah untuk menilai perkembangan laba bisnisnya pada periode tertentu. Jadi, laporan keuangan yang dibuatnya pun juga bisa lebih akurat dan sesuai standar akuntansi yang ada.
4. Mengetahui Jumlah Laba yang Diperoleh Perusahaan
Mengetahui jumlah laba yang diperoleh perusahaan adalah fungsi terakhir dari margin dalam akuntansi. Perusahaan yang menggunakan rumus margin secara rutin dapat lebih mudah dalam mengetahui jumlah laba yang berhasil diperolehnya selama beberapa periode tertentu.
Dengan begitu, pihak manajemen juga bisa lebih mudah untuk menyusun strategi bisnis yang paling baik untuk perkembangannya. Ketika bisnis dibangun dengan menggunakan perencanaan yang matang, hal ini dapat membuat perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses.
Jenis-Jenis Margin dalam Akuntansi
Margin keuntungan dapat dibagi menjadi 3 jenis yang harus diketahui oleh para pelaku usaha, dan ketiga jenis margin tersebut adalah:
1. Gross Margin
Pengertian gross margin dalam akuntansi adalah sisa pendapatan yang sudah dikurangi dengan harga pokok produksi perusahaan. Dalam hal ini, semakin tinggi margin yang berhasil diperoleh perusahaan akan membuat jumlah modal yang akan dicapai lagi semakin besar.
Begitu pun juga dengan sebaliknya, ketika hasil margin berada di angka yang rendah, hal ini akan membuat keadaan operasi perusahaan terus mengalami penurunan. Untuk menghitung gross margin pada sebuah perusahaan, gunakan rumus yang ada di bawah ini:
Gross margin = Penghasilan kotor : Penjualan bersih
2. Operating Margin
Fungsi utama dari jenis margin yang satu ini adalah untuk menunjukkan kemampuan dalam mendatangkan keuntungan dari sebuah perusahaan pada periode akuntansi tertentu. Sebab, operating margin itu sendiri adalah keuntungan yang memiliki ukuran pada jumlah laba dari setiap penjualan.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika jenis margin ini juga disebut sebagai salah satu bagian dari rasio kemampuan meraih keuntungan perusahaan. Dengan begitu, operating margin dapat dihitung dengan cara membagi laba operasional dengan jumlah penjualan bersih yang diperoleh perusahaan.
Dengan menghitung operating margin secara tepat, perusahaan bisa menilai kualitas pengelolaannya dan risiko usaha dalam bisnisnya. Bahkan, jenis margin ini juga bisa memudahkan para investor dalam memahami rencana bisnis perusahaan untuk menghasilkan uang di masa mendatang.
Rumus perhitungan operating margin akan berbeda dengan rumus yang sebelumnya, yaitu:
Operating margin = Penghasilan operasional : Pendapatan
3. Profit Margin
Apa yang dimaksud dengan profit margin? Jenis margin ini adalah keuntungan yang dihitung dengan cara membandingkan laba setelah dikurangi pajak, bunga, serta biaya-biaya penjualan lainnya. Dengan adanya profit margin, pelaku usaha bisa mengetahui tingkat keuntungannya dengan baik.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan mengingat profit margin sendiri tidak hanya bisa menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) saja, tapi juga bisa menghitung segala jenis biaya lainnya yang masih berkaitan dengan bisnis perusahaan tersebut.
Umumnya, profit margin akan digunakan oleh para investor untuk menilai kualitas dari masing-masing perusahaan yang ada. Dalam hal ini, rumus perhitungan profit margin adalah:
Profit margin = Penghasilan bersih perusahaan : Penjualan bersih
Tujuan dari margin dalam akuntansi untuk mengukur keberhasilan operasional pada suatu perusahaan. Jadi, dapat dipastikan bahwa istilah margin akan selalu berkaitan dengan dunia bisnis serta akuntansi.