Selain laporan perubahan modal dan laporan laba rugi, ada salah satu komponen penyusun akuntansi keuangan lainnya yang tak kalah penting, yaitu laporan arus kas. Bagi sebuah perusahaan laporan ini menjadi dokumen wajib yang harus dibuat secara rutin tiap periode waktu tertentu.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kondisi perusahaan secara menyeluruh. Dengan begitu, pihak perusahaan dapat membuat kebijakan secara lebih tepat dan akurat sesuai data yang ada. Untuk mengetahui secara lebih lengkap terkait apa itu laporan arus kas, kalian bisa membaca informasi lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan akuntansi keuangan perusahaan yang berisi data-data terkait pemasukan dan pengeluaran suatu perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Komponen yang menyusunnya sendiri yaitu berupa biaya beban, kas masuk, pendapatan tunai, prive, hingga pembayaran utang.
Peraturan resmi yang mengatur laporan arus kas meliputi PP No. 8 tahun 2006 dan PSAK 2 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Karena memiliki payung hukum yang jelas, maka pembuatan laporan ini tidak boleh asal-asalan serta harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Tak hanya menunjukkan asal transaksi keuangan perusahaan, laporan ini juga berguna sebagai alat analisa dan revisi sumber pemasukan arus kas perusahaan beserta pengeluarannya.
Jadi, segala aktivitas perusahaan yang melibatkan transaksi keuangan akan tercatat di dalamnya. Baik itu pemasukan dan pengeluaran yang sepele maupun yang detail. Oleh karena itu, laporan ini kadang disandingkan langsung dengan laporan lain seperti halnya laporan posisi keuangan.
Fungsi Laporan Arus Kas bagi Perusahaan
Secara umum, ada beberapa manfaat yang dapat perusahaan peroleh dari adanya cash flow statement. Berikut beberapa contohnya:
A. Sarana Evaluasi Kondisi Keuangan Perusahaan
Perlu kalian tahu, laporan arus kas memiliki keakuratan yang lebih baik serta lebih mendetail untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan apabila dibandingkan dengan data aktual.
Oleh karena itu, para investor seringkali lebih memilih untuk mengevaluasi kondisi kemampuan perusahaan dengan menggunakan bantuan dari data yang terdapat dalam laporan ini dibandingkan dengan laporan lainnya.
B. Alat untuk Melihat Laba Bersih secara Mendalam
Baik pihak internal (perusahaan itu sendiri) maupun pihak eksternal (supplier, investor, mitra, dll) keduanya membutuhkan data “laba bersih” untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan menorehkan keuntungannya dalam rentang waktu tertentu.
Nah, untuk melihat data terkait laba bersih secara mendetail, maka kita bisa mempercayakannya pada laporan cash flow ini.
C. Mengetahui Kemampuan Perusahaan Membayar Kewajiban
Kewajiban (liabilitas) merupakan segala sesuatu yang mesti dibayar oleh perusahaan. Tidak hanya berupa hutang atau gaji karyawan saja, namun juga terhadap transaksi kerja sama yang telah disepakati bersama pihak kedua maupun pihak ketiga.
Selain itu, laporan ini juga bisa dijadikan acuan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar dividen atau pembagian laba perusahaan bagi para pemilik saham. Oleh karena itu, banyak investor yang lebih mengutamakan laporan ini dibandingkan lainnya.
D. Tolak Ukur dalam Pengambilan Keputusan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa laporan keuangan arus kas bisa menjadi acuan dasar bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan data-data yang ada di dalamnya bisa menjadi dasar penyusunan strategi bagi tim manajemen.
Jadi, para perusahaan entah itu perusahaan besar go public maupun perusahaan skala rumahan sekalipun harus dapat memanfaatkan semua data yang terdapat di dalam laporan ini sebagai alat untuk menghadapi beragam perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi nantinya.
E. Pemeriksaan Transaksi atas Kas, Non Kas, & Investasi
Terakhir, fungsi dari cash flow statement yang tak boleh dilupakan yakni untuk mengetahui transaksi atas kas maupun non kas serta investasi yang terjadi dalam rentang periode waktu tertentu.
Seperti yang kita tahu, bahwa jumlah aset (aktiva) dan kewajiban (liabilitas) perusahaan selalu berubah dari waktu ke waktu akibat beragam faktor yang ada. Dengan adanya laporan ini, maka tim akuntansi dapat dengan mudah memeriksa segala transaksi yang terlibat di dalamnya.
Komponen Penyusun Cash Flow Statement
Laporan ini tersusun atas 3 jenis komponen yang memiliki fungsinya masing-masing. Diantaranya yaitu:
- Operating Activities: merupakan aktivitas operasional perusahaan pada suatu transaksi yang melibatkan laba bersih dan nilai kas. Contohnya pembelian bahan persediaan, utang supplier, penjualan dari pelanggan, beban operasional, dan lainnya.
- Financing Activites: yaitu aktivitas keuangan suatu perusahaan yang asalnya dari pendanaan (penambahan modal) suatu perusahaan. Komponen ini didapatkan dari pengurangan atau penambahan kas terhadap ekuitas dan kewajiban jangka panjang pemilik.
- Investing Activities: aktivitas arus kas yang didapatkan dari kegiatan investasi jangka panjang (lebih dari periode 1 tahun). Misalnya dalam hal investasi produk jangka panjang, hingga pembelian aktiva tetap suatu perusahaan.
Cara Membuat Laporan Arus Kas
Laporan arus keuangan suatu perusahaan bisa kita buat dengan berdasar pada langkah-langkah sederhana berikut ini:
1. Tentukan Metode Pembuatan Laporan
Ada 2 macam metode dasar yang umumnya digunakan oleh para perusahaan dalam membuat laporan arus kas yaitu direct method (metode langsung) dan indirect method (metode tidak langsung).
Dibandingkan metode langsung, metode tidak langsung jauh lebih mudah dibuat. Hal ini karena data sudah tersedia dan kita tinggal memindahkannya saja.
2. Tentukan Jumlah Penambahan atau Pengurangan Kas
Pertama, kalian perlu menentukan jumlah penambahan atau pengurangan nilai kas milik perusahaan yang akan dibuat laporan arus kasnya.
Proses perhitungan ini bis kalian lakukan dengan cara melihatnya pada neraca di bagian akun kas. Namun jika tidak memiliki akses ke neraca perusahaan, maka bisa melalui buku kas kecil dan buku kas bank.
3. Hitung Kas Bersih untuk Operating Activities
Seperti yang kita tahu, kas perusahaan digunakan untuk 3 kelompok kegiatan yakni operating activities, investing activities, dan financing activities. Dalam hal ini kita perlu memisahkan kas yang secara khusus dipakai dalam operating activities.
Setelah dipisahkan, hitunglah jumlah totalnya lalu buat laporan kas bersih pada operating activities tersebut.
4. Hitung Kas Bersih untuk Investing Activities dan Financing activities
Setelah menghitung kas bersih untuk operating activities, selanjutnya kita perlu memisahkan sekaligus menghitung kas bersih untuk investing activities dan financing activities.
Langkah-langkahnya hampir saja dengan cara pada nomor 2, namun untuk perhitungan investing acitivities bisa kalian lakukan dengan cara menambahkan atau mengurangi kas yang asal muasalnya dari ekuitas pemilik dan kewajiban jangka panjang.
5. Jumlahkan Kas Bersih dari Ketiga Aktivitas Sebelumnya
Apabila masing-masing kas bersihnya sudah kalian hitung, maka langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan penjumlahan akun ketiganya yakni operating activities, investing activities, dan financing.
Jika sudah, selanjutnya tinggal memasukkan saldo kas sebelumnya (saldo kas awal periode) pada perhitungannya. Jangan lupa untuk melengkapi laporan dengan mengisi nama, jenis laporan, serta tanggap pembuatan laporan.
Nah, itu dia beberapa hal mendasar yang perlu kalian ketahui terkait laporan arus kas perusahaan, semoga bermanfaat!