Dalam investasi, terdapat potensi keuntungan dan juga risiko kerugian. Oleh sebab itulah, investor perlu melakukan pertimbangan secara cermat sebelum memutuskan berinvestasi. Selain itu, para pelaku investasi juga wajib memahami apa itu laba atas investasi atau Return on Investment (ROI).
Return on Investment dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam memprediksi keuntungan bisnis paling tepat. Dengan mengetahui tingkat pengembalian laba, maka hasil dari investasi dapat diprediksi secara lebih akurat. Jadi, risiko kegagalan dalam berinvestasi dapat diminimalisir sejak dini.
Pengertian Laba Atas Investasi
Return on Investment atau laba investasi adalah rasio penunjuk hasil aktivitas yang digunakan perusahaan mengenai tingkat efisiensi manajemen dan biasanya diukur dengan persentase. Para investor umumnya menghitung potensi ROI sebelum memutuskan melakukan investasi ke perusahaan tertentu.
Penghitungan ROI dilakukan berdasarkan kondisi keuangan aktual perusahaan dengan melibatkan beberapa komponen, termasuk pembagian keuntungan dan jumlah investasi awal.
ROI juga umum digunakan untuk mengetahui peluang pengembalian dana yang diinvestasikan. Dalam sebagian besar kasus, hasil penghitungan ROI akan menjadi pertimbangan bagi investor untuk lanjut berinvestasi atau mundur.
Dari sisi perusahaan, ROI juga sering dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan evaluasi dan menjadi salah satu bahan pertimbangan, apakah perusahaan harus melakukan ekspansi atau tidak.
Manfaat Menghitung ROI (Return on Investment)
Terdapat beberapa alasan yang mendorong investor untuk melakukan penghitungan laba atas investasi. Secara umum, dengan menghitung ROI investor akan mendapatkan manfaat seperti di bawah ini:
1. Mengetahui Kualitas Perusahaan
Melalui penghitungan ROI, maka dapat mengetahui kredibilitas suatu perusahaan. Khususnya pada perusahaan yang mempunyai data dan rasio industri tinggi. Analisis laba investasi juga memungkinkan direktur perusahaan bisa melakukan membandingkan pemakaian anggaran secara lebih terperinci.
2. Mengukur Efisiensi Perusahaan
Salah satu cara paling akurat untuk mengukur efisiensi perusahaan adalah dengan menghitung Return on Investment. Apabila perusahaan menerapkan praktik akuntansi yang baik, maka pihak manajemen bisa menggunakan ROI untuk mengukur efisiensi penggunaan modal, produksi, dan penjualan.
3. Tolak Ukur Efisiensi Tindakan
Manfaat menghitung ROI selanjutnya adalah memungkinkan perusahaan untuk mengukur efisiensi tindakan yang dilakukan setiap divisi. Dengan begitu, perusahaan dapat mengalokasikan modal secara lebih bijaksana, tepatnya ke divisi yang membutuhkannya.
4. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan
Menghitung laba atas investasi bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk mengetahui reputasi perusahaan. Di samping itu, hasil penghitungan ROI bisa menjadi panduan dalam menemukan kelebihan dan kekurangan perusahaan. Dengan begitu, pihak manajemen dapat mengambil langkah yang tepat.
5. Memprediksi Keuntungan Penjualan Produk
Tidak jarang sebuah perusahaan memproduksi beberapa jenis produk dan memperluas ekspansi pasar. Supaya bisa mengetahui peluang keuntungan dari penjualan produk, maka perusahaan perlu menghitung ROI. Tujuannya adalah mengetahui kekurangan produk, sehingga dapat melakukan evaluasi.
6. Menjadi Pertimbangan dalam Mengambil Keputusan
Dalam rangka memajukan perusahaan, pihak manajemen umumnya akan selalu membuat perubahan secara berkelanjutan. Termasukan melebarkan sayap usaha hingga ke daerah maupun negara lain.
Sebelum ekspansi dilakukan, biasanya perusahaan melakukan analisis ROI terlebih dahulu. Hasilnya akan dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan, termasuk apakah akan ekspansi atau harus ditunda.
Kelemahan Analisis Laba atas Investasi
Meskipun Return on Investment dapat memberikan banyak manfaat bagi investor maupun perusahaan. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri jika analisis ROI juga mempunyai beberapa kelemahan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fluktuasi Nilai Berpotensi Mempengaruhi Margin Keuntungan
Nilai mata uang di suatu negara memang sering mengalami naik turun yang sekaligus dapat mempengaruhi margin keuntungan. Selisih nilai ketika melakukan pembelian dan penjualan bisa berpengaruh terhadap hasil analisis Return on Investment.
2. Sulit Membandingkan ROI Suatu Perusahaan dengan Perusahaan Lain
Return on Investment memungkinkan Anda membandingkan hasil analisis satu perusahaan dengan perusahaan lain, khususnya yang bergerak di bidang serupa. Akan tetapi, nyatanya hal ini juga cukup sulit dilakukan. Mengingat setiap perusahaan menerapkan proses dan prosedur kerja berbeda.
3. Tidak Dapat Digunakan Menghitung Biaya Modal
Modal merupakan salah satu komponen paling penting bagi perusahaan. Apabila perusahaan sampai kehabisan atau kekurangan modal, maka aktivitas usaha akan terganggu. Sayangnya, meskipun modal sangat penting, tapi ROI tidak dapat digunakan menghitung dana utama pada bisnis tersebut.
4. Berpotensi Mempengaruhi Keputusan Manajer Divisi
Analisis ROI dapat memberikan gambaran tentang investasi dengan potensi menguntungkan paling tinggi pada investor. Hal ini dapat mempengaruhi pihak manajer divisi agar memilih investasi yang memiliki tingkat keuntungan terbesar dan mengesampingkan opsi investment lainnya.
Keputusan tersebut tentu cenderung kurang bijaksana, sebab bisa mengganggu alokasi sumber dana perusahaan dalam cakupan menyeluruh. Bahkan, dapat menyebabkan operasional usaha terhambat.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Return on Investment
Pada dasarnya, proses penghitungan laba atas investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah seperti di bawah ini:
1. Tingkat Perputaran Aset Operasi
Aktiva atau aset yang dihitung dalam ROI memiliki manfaat besar dalam aktivitas operasional suatu perusahaan. Proses penghitungan aset operasional bertujuan mengetahui kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekayaan yang dimiliki untuk mencapai target keuntungan tertentu.
2. Profit Margin
Istilah profit margin mengacu pada keuntungan bersih yang diperoleh oleh suatu perusahaan saat melakukan kegiatan pemasaran. Hasil profit margin umumnya berbentuk persentase.
Oleh karena itulah, semakin besar profit margin yang didapatkan perusahaan, artinya semakin baik pula penjualannya. Di samping itu, profit margin juga dapat menunjukkan efisiensi sebuah perusahaan.
Cara Menghitung Laba Investasi
Memahami definisi laba atas investasi saja tidak cukup dijadikan sebagai senjata untuk mengetahui tingkat keuntungan bisnis. Anda juga dituntut untuk dapat melakukan analisis ROI dengan rumus berikut:
ROI = (Pendapatan Investasi – Biaya Investasi) / Biaya Investasi X 100%
Supaya lebih mudah dalam melakukan penghitungan Return on Investment, Anda bisa menjadikan beberapa contoh sederhana berikut sebagai panduan:
Contoh I
PT Jula Jula mengeluarkan anggaran senilai Rp 10 juta untuk mengiklankan produk. Dari iklan produk, PT Jula Jula memperoleh respon bagus, sehingga penjualan produk mengalami peningkatan.
Setelah memasang iklan, PT Jula Jula mendapatkan hasil penjualan senilai Rp 15 juta. Dari angka-angka tersebut, maka menghitung ROI dapat dilakukan dengan cara di bawah ini:
ROI = (Rp15.000.000 – Rp10.000.000) / Rp10.000.000 x 100%
= Rp5.000.000 / Rp10.000.000 x 10%
= 50% atau 0,5
Contoh II
PT Maju Mundur berinvestasi kepada usaha penjualan pupuk dengan nilai total Rp250 juta. Dari investasi tersebut, PT Maju Mundur berhasil memperoleh keuntungan Rp320 juta. Dengan demikian, penghitungan ROI dapat dilakukan dengan cara berikut:
ROI = Rp320.000.000 – Rp250.000.000 / Rp250.000.000 x 100%
= Rp70.000.000 / Rp250.000.000 x 100%
= 28% atau 0,28%
Memahami cara menghitung laba atas investasi secara baik dan benar bisa memberikan banyak manfaat, baik bagi investor maupun manajemen perusahaan. Pasalnya, hasil analisis dari Return on Investment dapat dijadikan acuan dalam mengambil tindakan lebih terukur dengan tujuan meminimalisir kerugian.