Laporan laba akuntansi dapat melacak segala jenis keuntungan telah diperoleh suatu perusahaan tertentu. Sebab, laba akuntansi adalah laporan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi sebuah perusahaan untuk melihat apakah bisnisnya mengalami keuntungan atau kerugian.
Dengan adanya laba akuntansi seperti ini, perusahaan bisa mengevaluasi kebijakannya secara lebih efektif. Ketika laporan ini menunjukkan perusahaan sedang mengalami keuntungan yang cukup besar, maka pihak manajemen harus mencari tahu tentang faktor yang bisa mendatangkan keuntungan itu.
Begitu pun juga dengan ketika laporan menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kerugian, maka pihak manajemen harus mencari tahu tentang penyebab dari situasi tersebut. Dengan begitu, perusahaan bisa mengubah kebijakan dan strateginya untuk menghindari kerugian itu di masa depan.
Laba Akuntansi Adalah? Ini Pengertiannya!
Laba akuntansi dalam laporan keuangan dapat diartikan sebagai jumlah laba bersih yang telah dikurangi dari biaya eksplisit perusahaan seperti biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya distribusi, biaya pemasaran, biaya bahan baku, dan jenis-jenis biaya seperti ini lainnya.
Jadi, seorang akuntan harus menjumlahkan seluruh pendapatan perusahaan untuk mengetahui besaran laba akuntansi dalam bisnisnya. Setelah seluruh pendapatan ini dijumlahkan, akuntan dapat mengurangi jumlah pendapatan tersebut dengan biaya eksplisit yang telah dikeluarkan perusahaan.
Sesuai dengan pernyataan dari Charles Thomas Horngren, laba akuntansi adalah hasil bersih dari suatu perusahaan yang menguntungkan. Maka dari itu, jenis akuntansi ini harus selalu diperhatikan oleh setiap pelaku usaha yang hendak menghitung jumlah labanya dalam periode tertentu.
Sementara itu, ada seorang ahli lainnya juga yang berpendapat bahwa laba akuntansi merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran dari sebuah perusahaan. Pernyataan ini disebutkan oleh seorang ahli yang bernama M. Nafarin.
Jenis Laba Akuntansi
Laba akuntansi akan berperan sebagai alat pengukur kinerja manajemen dalam perusahaan tertentu. Selain itu, jenis akuntansi ini juga bisa menjadi dasar penentu dari jumlah pendapatan atau keuntungan yang terkena pajak. Maka dari itu, laba akuntansi memiliki peran yang penting dalam dunia bisnis.
Sama halnya seperti beberapa jenis akuntansi yang lainnya, laba akuntansi juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
1. Laba Operasional
Jenis laba akuntansi yang pertama adalah laba operasional. Laba operasional merupakan hasil bersih dari pengurangan penghasilan kotor. Beberapa jenis penghasilan kotor yang dimaksud di sini adalah biaya produksi, biaya administrasi, biaya penjualan, dan lain sebagainya.
2. Laba Kotor Penjualan
Berbeda dengan jenis laba akuntansi yang sebelumnya, untuk laba kotor penjualan itu sendiri dapat diartikan sebagai selisih dari harga pokok penjualan dengan penjualan bersih. Jadi, jenis laba ini belum dikurangi biaya-biaya operasional lainnya seperti biaya pajak, biaya tenaga kerja, dan lain sebagainya.
3. Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak juga sering dikenal dengan istilah Earning Before Tax atau EBIT. Sesuai dengan namanya itu sendiri, jenis laba yang satu ini merupakan pendapatan dari perusahaan yang belum dikurangi dengan biaya pajak beserta bunganya, sehingga jumlahnya masih utuh dan tidak berkurang.
4. Laba Setelah Pajak
Laba setelah pajak merupakan keuntungan yang diperoleh dari perhitungan laba kotor dan telah dikurangi biaya pajak beserta bunganya. Selain itu, jenis laba ini juga telah dikurangi biaya operasional perusahaan lainnya, sehingga jumlahnya tidak akan sama dengan jumlah pendapatan bersih.
Unsur Laba Akuntansi
Unsur laba akuntansi adalah salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan ketika sedang membuat laporan keuangan ini. Berikut adalah beberapa jenis unsur dari laba akuntansi:
1. Pendapatan (Aset)
Pendapatan dapat meliputi peningkatan aktivitas perusahaan maupun penurunan kewajiban dalam satu periode yang sama. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pendapatan ini bisa diperoleh dari berbagai macam kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan tertentu.
2. Beban (Kewajiban)
Selain pendapatan, beban atau kewajiban juga akan menjadi salah satu unsur laba akuntansi. Pada dasarnya, beban merupakan penggunaan aset perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu. Jadi, aktiva perusahaan akan mengalami penurunan dalam jumlah yang cukup signifikan.
Ketika penurunan manfaat ekonomi ini terus diabaikan, hal ini dapat membuat kemungkinan terjadinya penurunan ekuitas semakin meningkat. Maka dari itu, laba akuntansi akan sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan.
3. Biaya
Untuk unsur laba akuntansi yang satu ini merupakan uang kas perusahaan yang dikeluarkan untuk kepentingan kegiatan produksi yang ada. Nantinya, ketika biaya sudah melewati masa berlaku atau sudah kedaluwarsa, maka biaya tersebut akan berubah menjadi beban perusahaan.
4. Laba-Rugi
Ada beberapa orang yang masih menganggap laba dan pendapatan merupakan hal yang sama. Namun, nyatanya laba dan pendapatan merupakan 2 hal yang berbeda. Laba dapat diartikan sebagai keuntungan yang bisa menjadi bentuk peningkatan ekuitas dari berbagai transaksi.
Nantinya, laba dapat memengaruhi perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berbeda dengan kerugian yang dapat menurunkan ekuitas perusahaan dalam jumlah yang tidak selalu sama. Jika kerugian ini terus terjadi, maka perusahaan dapat bangkrut dalam waktu dekat.
5. Penghasilan
Unsur laba akuntansi yang terakhir adalah penghasilan. Penghasilan akan meliputi beberapa hal yang dapat menjadi keuntungan dari perusahaan itu sendiri serta pendapatan yang berhasil diperolehnya. Maka dari itu, unsur penghasilan ini dapat diartikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi.
Rumus dan Contoh Laba Akuntansi
Rumus laba akuntansi adalah salah satu jenis informasi yang wajib diketahui oleh para pelaku usaha maupun seorang akuntan tertentu. Dalam hal ini, rumus laba akuntansi tidak akan terlalu sulit untuk dipahami dan antara lainnya adalah:
Laba bersih = Pendapatan – Harga Pokok Penjualan (HPP) – Biaya operasional – Biaya non-operasional – Pajak perusahaan
Dengan menggunakan rumus tersebut, Anda bisa memperoleh hasil laba akuntansi yang akurat. Sehingga, Anda bisa mengevaluasi kinerja perusahaan apakah sudah baik atau belum. Jika kinerja perusahaan masih belum baik, maka Anda bisa mengatur kembali strategi bisnisnya.
Untuk memahami hal ini secara lebih jelas, berikut kami berikan salah satu contoh perhitungan laba akuntansi dari perusahaan sembako:
Ada sebuah perusahaan sembako yang sedang melakukan analisis laporan keuangan bulanan, dan pada aktivitas ini mereka juga akan menghitung laba akuntansi perusahaannya. Perusahaan sembako ini memiliki pendapatan bulanan yang sebesar Rp. 500.000.000,00.
Sementara untuk biaya pengeluaran yang akan menjadi beban perusahaan tersebut adalah:
- Biaya produksi: Rp. 120.000.000,00
- Biaya pemasaran: Rp. 20.000.000,00
- Biaya pajak: Rp. 20.000.000,00
- Biaya administrasi: Rp. 50.000.000,00
- Biaya pengeluaran keuangan lainnya: Rp. 20.000.000,00
Dengan melihat data yang ada di atas, maka dapat dipastikan bahwa jumlah biaya eksplisit perusahaan ini adalah Rp. 230.000.000,00.
Untuk menghitung laba akuntansi dari perusahaan ini, maka Anda bisa menggunakan cara berikut ini:
Rp. 500.000.000,00 – Rp. 230.000.000,00 = Rp. 270.000.000,00
Setelah memahami penjelasan-penjelasan yang ada di atas, dapat dipastikan bahwa laba akuntansi adalah laporan keuangan yang berkaitan dengan jumlah pendapatan dari sebuah perusahaan. Jadi, hal ini menunjukkan bahwa laba akuntansi berbeda dengan laba tunai.