Dalam laporan keuangan, ada dua istilah yang selalu melekat dan tidak dapat dipisahkan yakni aktiva dan pasiva. Keduanya merupakan metrik berlawanan yang digunakan dalam sebuah neraca. Pada contoh neraca aktiva dan pasiva berikut, kalian akan belajar tentang pengertian, rumus, fungsi, contoh soal, hingga penerapannya.
Walaupun antara aktiva dan pasiva keduanya mengacu pada istilah yang berlawanan satu sama lain, namun masih ada beberapa orang yang tertukar mengartikannya. Secara umum, aktiva maupun pasiva merupakan sebuah metrik yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dalam neraca. Yang mana aktiva digunakan untuk mempresentasikan kekayaan, sedangkan pasiva untuk utang.
Memahami Pengertian Neraca Keuangan
Sebelum kita lanjut ke pembahasan utama terkait aktiva dan pasiva, alangkah baiknya untuk memahami tentang neraca keuangan secara lengkap dan menyeluruh.
Neraca keuangan (balance sheet) adalah sebuah laporan akuntansi keuangan perusahaan yang berisi catatan informasi berupa aktiva, pasiva, dan modal dalam rentang waktu tertentu. Jadi, aktiva dan pasiva merupakan dua dari tiga komponen yang terdapat dalam neraca keuangan.
Hampir seluruh perusahaan baik itu perusahaan jasa, perusahaan manufaktur, maupun perusahaan dagang membutuhkan neraca keuangan. Dengan adanya neraca, maka akan membantu manajemen finansial suatu perusahaan dengan lebih baik ke depannya.
Bentuk neraca keuangan sendiri terbagi menjadi banyak jenis. Namun, umumnya terdapat dua bentuk yang paling umum yakni stafel yang memiliki susunan vertikal dari atas ke bawah dan skontro yang disusun secara horizontal dari kiri ke kanan.
Pengertian Aktiva
Aktiva adalah sebuah kekayaan suatu organisasi atau perusahaan baik terdiri atas kekayaan berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud. Dalam akuntansi, aktiva sering disebut dengan “aset” atau “harta”.
Aset berwujud meliputi segala harta yang memiliki wujud fisik yang dapat dilihat dan dapat disentuh secara langsung. Contohnya meliputi tanah dan bangunan (gedung), kendaraan, peralatan produksi, termasuk perabot kantor.
Sementara untuk aset tidak berwujud meliputi segala kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik, namun termasuk dalam perhitungan kekayaan. Contohnya meliputi hak cipta, hak sewa, franchise, dan merek dagang.
Dalam sebuah laporan keuangan, umumnya aktiva akan diurutkan berdasarkan likuiditasnya. Aset yang mudah dijual akan disusun di bagian atas dan yang susah dijual akan ditempatkan di bagian bawah. Berikut contohnya:
- Uang tunai / kas
- Aktiva setar kas
- Persediaan barang dagang
- Piutang
- Peralatan dan perlengkapan
- Gedung dan tanah
Pengertian Pasiva
Pasiva adalah sebuah komponen dalam laporan keuangan perusahaan yang berisi terkait kewajiban yang harus dibayar perusahaan akibat dari transaksi yang dilakukan dengan pihak lain.
Kewajiban tersebut nantinya bisa dibayar dengan uang, barang, ataupun jasa sesuai dengan kesepakatan terhadap pihak yang bersangkutan. Namun, umumnya pembayaran kewajiban dilakukan dengan uang tunai.
Selain itu, pasiva juga memiliki jangka waktu tertentu. Sehingga pihak perusahaan harus memperhatikan masing-masing jangka waktu jatuh tempo kewajiban utangnya agar tidak dikenkan bunga tambahan.
Secara umum, pasiva disusun dari jenis kewajibannya yang meliputi kewajiban jangka pendek, jangka panjang, maupun tipe deferred revenue. Berikut ini beberapa contoh yang perlu kalian ketahui rinciannya:
- Utang gaji
- Obligasi jangka pendek
- Beban yang harus dibayar
- Modal yang harus dibayar
- Utang bank (lebih dari 1 tahun)
- Pendapatan yang belum bisa diakui
Jenis-Jenis Aktiva
Jika digolongkan berdasarkan jenisnya, maka aktiva terbagi ke dalam tiga kategori yang meliputi beberapa hal berikut ini:
A. Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Merupakan sebuah kekayaan perusahaan yang digunakan untuk menunjang operasi suatu perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Aktiva tetap ini hanya digunakan untuk
Aktiva ini cenderung sulit dijual bahkan sama sekali tidak diperjualbelikan jika tidak ada alasan khusus, serta memiliki jangka waktu pemakaian yang lama yakni hingga 1 tahun lebih. Berikut ini beberapa contohnya:
- Tanah
- Kantor
- Kendaraan
- Mesin produksi
- Peralatan produksi
B. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)
Berkebalikan dengan aktiva tetap berwujud, aktiva tetap tidak berwujud merupakan segala kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk hak istimewa yang tidak memiliki wujud namun punyai nilai.
Nah, aktiva tetap tidak berwujud ini bisa dijual atau juga bisa disewakan kepada perusahaan atau pihak lain layaknya sebuah aset tetap berwujud. Namun, umumnya jenis aktiva ini jarang diperjualbelikan karena menjadi aset penting bagi jalannya perusahaan. Contohnya meliputi:
- Hak cipta
- Hak sewa
- Hak paten
- Merek dagang
- Good will
- Franchise
C. Aktiva Lancar (Current Asset)
Aktiva lancar merupakan sebuah harta kekayaan suatu perusahaan yang dapat dengan mudah diuangkan (dijadikan uang tunai) dengan renang waktu kurang dari satu tahun.
Jenis aktiva ini memiliki siklus keluar masuk yang begitu cepat sehingga ketersediaannya harus selalu dipenuhi oleh perusahaan. Dengan demikian, operasional perusahaan tidak akan terganggu ke depannya. Contohnya meliputi:
- Kas / uang tunai
- Persediaan barang dagang
- Piutang dagang
- Perlengkapan operasional
- Piutang pendapatan
- Piutang wesel
- Beban dibayar di muka
- Surat berharga
- Long term investment
Jenis-Jenis Pasiva
Dalam akuntansi, pasiva sering disebut sebagai liabilitas atau kewajiban. Merupakan sebuah utang yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak kedua atau pihak ketiga dalam rentang waktu tertentu. Berikut beberapa jenisnya:
A. Pasiva Tetap (Long Term Liabilities)
Disebut juga sebagai uang jangka panjang yaitu sebuah kewajiban suatu perusahaan untuk membayar atau melunasi utang dengan waktu lebih dari satu tahun.
Contohnya meliputi:
- Utang bank
- Utang obligasi
- Kredit investasi
B. Pasiva Lancar (Current Liabilites)
Merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka pendek atau dalam masa satu tahun atau kurang. Utang jenis ini lebih membebani siklus finansial perusahaan karena pengeluarannya dilakukan dalam jangka yang relatif pendek.
Berikut beberapa contoh yang termasuk ke dalam pasiva lancar:
- Utang PPN
- Utang gaji
- Pendapatan diterima di muka
- Utang dagang
Rumus Neraca Aktiva dan Pasiva
1. Rumus Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva Lancar = C + CE + I + AR + MS + PE + OLA
Arti simbol:
- C (Cash) = uang tunai
- CE (Cash Equivalents) = aset lain setara kas
- I (Inventory) = persediaan
- AR (Acounts Receivable) = piutang usaha
- MS (Marketable Securities) = surat berharga
- PE (Prepaid Expenses) = biaya dibayar dimuka
- OLA (Other Liquid Assets) = aset likuid lainnya
2. Rumus Pasiva Lancar (Current Liabilities)
Pasiva Lancar = NP + AP + STL + AE + UR + CPLTD + OSTD
Arti simbol:
- NP (Notes Payable) = utang wesel
- AP (Accounts Payable) = utang usaha
- STL (Short-term Loans) = pinjaman jangka pendek
- AE (Accrued Expenses ) = beban yang masih perlu dibayar
- UR (Unearned Revenue) = pendapatan diterima di muka
- CPLTD (Current Portion of Long-term Debts) = utang jangka panjang
- OSTD (Other Short-term Debt) = utang jangka pendek lainnya
Contoh Neraca Aktiva dan Pasiva
Untuk memudahkan kalian dalam memahami materi kali ini, maka kami sediakan contoh neraca aktiva dan pasiva yang bisa kalian lihat pada tabel di bawah ini:
Aktiva | Jumlah | Pasiva | Jumlah |
Giro pada BI | Rp 100 | Deposito 1 bulan | Rp 200 |
Kredit Diberikan | Rp 2000 | Deposito 6 bulan | Rp 500 |
Sekuritas: | SBPU 3 bulan | Rp 500 | |
SBI | Rp 50 | Sert. Depo 6 bulan | Rp 600 |
SBPU dibeli | Rp 60 | Pinjaman | Rp 400 |
CP | Rp 90 | Modal | Rp 100 |
Rp 2.300 | Rp 2.300 |
Nah, itu dia contoh neraca aktiva dan pasiva yang perlu kalian ketahui rincian lengkapnya, semoga bermanfaat!