Jurnal umum perusahaan dagang bisa dicatat dengan menggunakan dua metode yaitu metode periodik dan metode perpetual. Perbedaan perpetual dan periodik wajib diketahui oleh seorang akuntan agar dapat melakukan pencatatan dengan benar. Oleh karena itu, kami ingin memberikan contoh jurnal periodik dan perpetual yang dapat kalian tiru nantinya.
Sejatinya, kedua jurnal tersebut tidak hanya dipakai oleh perusahaan dagang. Beberapa jenis perusahaan lain seperti halnya perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa pun dapat mengaplikasikan jurnal ini. Nah, untuk mengetahui selengkapnya terkait jurnal periodik dan perpetual, yuk simak selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Jurnal Perpetual (Perpetual Inventory)
Jurnal periodik merupakan jenis catatan yang berisi data transaksi yang berkaitan terhadap data persediaan yang secara terus menerus di saat transaksi tersebut terjadi. Jadi, saat ada barang yang dijual maupun dibeli maka perusahaan akan mencatat secara rinci atas nominal biaya perolehan persediaan barang dagang.
Seperti namanya, pencatatan pada metode ini dilakukan secara perpetual atau secara terus menerus berdasarkan persediaan barang yang ada. Jadi jurnal ini akan dicatat secara real time sehingga data yang ditampilkan pada jurnal merupakan jumlah persediaan yang sebenarnya di saat tersebut.
Karena data persediaan dimuktakhirkan terus menerus, maka sangat cocok digunakan sebagai langkah pengawasan persediaan bagi pihak perusahaan. Walau begitu, perhitungan fisik juga mestinya dilakukan secara berkala tiap kuartal atau tiap setahun sekali.
Tujuan perhitungan persediaan secara fisik/manual adalah untuk mengetahui apakah transaksi yang terdapat dalam jurnal periodik benar-benar sesuai atau tidak. Hal ini karena bisa saja persediaa mengalami kerusakan, hilang, atau salah simpan. Nantinya, data perhitungan secara fisik tersebut bisa dibuat dalam sebuah laporan keuangan.
Umumnya, jurnal periodik sering digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dalam jumlah sedikit dan memiliki harga mahal. Contohnya motor, mobil, laptop, perhiasan, HP, dan berbagai peralatan elektronik mahal lainnya.
Dalam akuntansi, pencatatan junal perpetual akan dilakukan menggunakan akun persediaan. Tidak ada akun biaya angkut pembelian, akun pembelian, potongan pembelian, maupun akun retur pembelian yang digunakan nantinya.
Pengertian Jurnal Periodik (Periodic Inventory)
Jurnal periodik adalah jenis jurnal yang dipakai untuk mencatat persediaan barang, namun penentuan biaya perolehan persediaan hanya dilakukan tiap akhir periode saja. Tidak dilakukan secara real time atau terus menerus layaknya metode perpetual.
Perusahaan nantinya akan mencatat persediaan pada jurnal periodik dengan pencatatan yang tidak terlalu mendetail. Karena dilakukan tiap akhir periode, maka metode ini disebut sebagai metode periodik.
Pencatatan dengan jurnal ini dilakukan apabila pembelian, retur pembelian, potongan pembelian barang, beban angkut pembelian, dan juga penjualan tidak dicatat dalam akun persediaan barang dagang, melainkan pada akun yang berbeda jenisnya.
Selain itu, perusahaan juga akan melakukan perhitungan fisik terhadap persediaan barang yang masih belum terjual tiap jangka waktu tertentu. Hal ini berguna untuk dasar laporan keuangan perusahaan.
Jurnal periodik umumnya dipakai oleh perusahaan dagang yang menjual barang dalam jumlah banyak dan memiliki harga yang relatif murah. Contohnya seperti minimarket, supermarket, ataupun restoran.
Pada jurnal ini, pencatatan dilakukan menggunakan akun pembelian. Selain itu, terdapat pula akun yang terpisah seperti halnya akun biaya angkut pembelian, akun pembelian, potongan pembelian, maupun akun retur pembelian.
Pencatatan Ayat Jurnal Perpetual
Berikut contoh jurnal perpetual yang kami rincikan dalam bentuk pencatat ayat jurnalnya secara mudah dan cepat:
A. Pencatatan Pembelian
Saat terjadi pembelian, maka pencatatan pada jurnal perpetual akan menjadi seperti berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Persediaan Barang Dagang | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
B. Pencatatan Retur Pembelian
Saat perusahaan menerima retur pembelian atas persediaan, maka pencatatan ayat jurnalnya dapat dilakukan sebagai berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Persediaan Barang Dagang | Rp XXXX |
C. Pencatatan Biaya Angkut Pembelian
Apabila ingin melakukan pencatatan biaya angkut pembelian atas persediaan barang bisa dilakukan dengan rincian:
Akun | Debet | Kredit |
Beban Pokok Penjualan | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
D. Pencatatan Potongan Pembelian
Jika terjadi pembelian barang dagang secara kredit dan terjadi potongan pembelian, maka akan dibuat format pencatatan seperti berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Kas | Rp XXXX | |
Beban Pokok Penjualan | Rp XXXX |
E. Pencatatan Pembelian Kredit Tanpa Potongan
Apabila terjadi pembayaran utang namun tidak disertai dengan potongan pembelian, maka kalian dapat melakukan pencatatan ayat jurnal:
Akun | Debet | Kredit |
Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Kas | Rp XXXX |
F. Pencatatan Penjualan
Pada metode perpetual, jika terjadi transaksi penjualan persediaan kepada pihak konsumen, maka ayat jurnal yang dapat kalian buat meliputi 2 jenis, yaitu:
Akun | Debet | Kredit |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Penjualan | Rp XXXX |
Akun | Debet | Kredit |
Beban Pokok Penjualan | Rp XXXX | |
Persediaan Barang Dagang | Rp XXXX |
G. Pencatatan Retur Penjualan
Untuk mencatat transaksi retur penjualan atas persediaan barang kepada pihak pelanggan dengan dua metode yaitu:
Akun | Debet | Kredit |
Retur Penjualan | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
Akun | Debet | Kredit |
Persediaan Barang Dagang | Rp XXXX | |
Beban Pokok Penjualan | Rp XXXX |
H. Pencatatan Potongan Penjualan
Jika perusahaan menerima pelunasan piutang dagang dari penjualan persediaan barang dagang yang dilakukan secara kredit atau hutang, maka ayat jurnal dapat dilakukan pencatatan seperti berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Kas | Rp XXXX | |
Potongan Penjualan | Rp XXXX | |
Piutang Dagang | Rp XXXX |
I. Pencatatan Penjualan Kredit Tanpa Potongan
Saat perusahaan menerima pelunasan piutang dagang dari pelanggan namun tanpa adanya potongan, maka akan dicatat dengan ayat jurnal:
Akun | Debet | Kredit |
Kas | Rp XXXX | |
Piutang Dagang | Rp XXXX |
J. Pencatatan Biaya Angkut Penjualan
Untuk melakukan mencatat biaya angkut penjualan, maka kalian dapat menggunakan format di bawah ini:
Akun | Debet | Kredit |
Biaya Angkut Penjualan | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
Pencatatan Ayat Jurnal Jurnal Periodik
Apabila kalian masih bingung dalam memahami contoh jurnal periodik dan perpetual, maka bisa melihat rincian contoh pencatatan jurnal periodik berikut ini:
A. Pencatatan Pembelian
Pada pencatatan ayat jurnal pembelian, maka kalian bisa melakukan pencatatan transaksi pembelian persediaan dengan format berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Pembelian | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
B. Pencatatan Retur Pembelian
Apabila terjadi retur pembelian atas persediaan, maka kalian bisa melakukan pencatatan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Retur Pembelian | Rp XXXX |
C. Pencatatan Biaya Angkut Pembelian
Ayat jurnal untuk menentukan pencatatan biaya angkut pembelian atas persediaan barang bisa dilakukan dengan format:
Akun | Debet | Kredit |
Biaya Angkut Pembelian | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
D. Pencatatan Potongan Pembelian
Apabila pembelian dilakukan secara kredit dan terjadi potongan pembelian, maka akan dibuat format pencatatan seperti berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Potongan Pembelian | Rp XXXX | |
Kas | Rp XXXX |
E. Pencatatan Penjualan
Saat terjadi transaksi penjualan persediaan kepada pihak konsumen, maka ayat jurnal yang dapat kalian buat meliputi:
Akun | Debet | Kredit |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX | |
Penjualan | Rp XXXX |
F. Pencatatan Retur Penjualan
Selanjutnya, kalian dapat melakukan pencatatan transaksi retur penjualan atas persediaan barang kepada pihak pelanggan dengan cara:
Akun | Debet | Kredit |
Retur Penjualan | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
G. Pencatatan Potongan Penjualan
Saat perusahaan menerima pelunasan piutang dagang dari penjualan persediaan barang dagang yang dilakukan secara kredit, maka kalian bisa mencatatnya seperti berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Kas | Rp XXXX | |
Potongan Penjualan | Rp XXXX | |
Piutang Dagang | Rp XXXX |
H. Pencatatan Penjualan Kredit Tanpa Potongan
Apabila perusahaan menerima pelunasan piutang dagang dari pelanggan namun tanpa adanya potongan, maka akan dicatat sebagai berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Kas | Rp XXXX | |
Piutang Dagang | Rp XXXX |
I. Pencatatan Biaya Angkut Penjualan
Ayat jurnal yang dapat kalian gunakan untuk mencatat biaya angkut penjualan ialah dengan menggunakan format berikut:
Akun | Debet | Kredit |
Biaya Angkut Penjualan | Rp XXXX | |
Kas/Hutang Dagang | Rp XXXX |
Demikian rincian informasi yang dapat kami sampaikan terkait contoh jurnal periodik dan perpetual, semoga bermanfaat!