Untuk membuat laporan keuangan perusahaan secara menyeluruh, kita tidak hanya butuh jurnal penyesuaian saja, melainkan juga beberapa jurnal lain seperti halnya jurnal penyusutan. Bagi kalian yang tertarik untuk membuat jurnal satu ini, yuk simak dulu rincian contoh jurnal penyusutan berikut.
Dalam akuntansi, jurnal ini biasa digunakan untuk mengetahui nilai aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, tujuan pembuatannya lebih diarahkan bagi pihak internal perusahaan seperti halnya bagi tim manajemen dibandingkan dengan pihak eksternal.
Pengertian Jurnal Penyusutan
Jurnal penyusutan adalah suatu catatan keuangan yang digunakan untuk mencatat nilai pengurangan suatu aktiva yang mengalami penurunan nilai dalam suatu periode waktu tertentu. Tujuan pembuatannya adalah agar perusahaan dapat mengalokasikan beban depresiasi suatu aset dan memanfaatkan sisa nilai yang ada.
Karena digunakan untuk mengalokasikan beban pengurangan nilai suatu aset, maka jurnal ini biasa disebut juga sebagai jurnal depresiasi. Seperti yang kita tahu, hampir semua peralatan operasional perusahaan akan mengalami penyusutan nilai ari waktu ke waktu.
Nantinya, hasil pencatatan dari jurnal penyusutan dapat digunakan untuk menghasilkan perhitungan penyesuaian sehingga dapat menyediakan perubahan saldo dalam suatu akun.
Tidak semua aset perusahaan akan mengalami penurunan nilai. Hanya aset berwujud (aktiva wujud) saja yang mengalaminya. Sebagai contoh peralatan operasional, gedung, perabotan, kendaraan, mesin, dan sejenisnya. Tidak termasuk aset yang dapat mengalami peningkatan nilai seperti tanah.
Pencatatan depresiasi nilai ini nantinya juga akan ditampilkan dalam jurnal akumulasi penyusutan beban. Nah, pencatatan nilai dalam jurnal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perkiraan usia ekonomis, perolehan, dan nilai residual.
Faktor yang Memengaruhi Perhitungan Jurnal Penyusutan
Ada beberapa hal yang memengaruhi perhitungan jurnal penyusutan yang berdasarkan nilai aktiva tetap. Berikut diantaranya:
- Perkiraan Usia Ekonomis: merupakan perkiraan usia suatu barang atas pemanfaatan nilai dri suatu aktiva yang bersangkutan. Usia sendiri tidak hanya mengacu pada jangka waktu, melainkan juga pada satuan kilometer, satuan unit, ataupun beragam satuan lainnya.
- Nilai Residual: disebut juga sebagai nilai sisa, merupakan total dari nilai kas aktiva tetap di akhir periode pemanfaatannya. Penentuan nilai ini juga didasarkan pada estimasi perkiraan usia ekonois, sehingga perusahaan dapat menjual kembali apabila memang masih memiliki nilai.
- Harga Perolehan: harga pembelian suatu aktiva baik dalam kondisi baru ataupun second, baik barang yang masih berfungsi sempurna ataupun tidak sehingga akan tetap dihitung sebagai harga pembelian.
Metode Penyusunan Jurnal Penyusutan
Apabila kalian hendak membuat jurnal penyusutan, maka kita perlu memperhatikan metode apa yang akan dipilih. Berikut tiga metode yang umumnya dipakai dalam pembuatan jurnal penyusutan oleh perusahaan:
1. Productive Output
Merupakan metode penyusunan jurnal penyusutan yang didasarkan pada perhitungan hasil unit produksi. Dengan memanfaatkan satuan jumlah total produksi, maka nantinya akan memberikan efek perhitungan jurnal penyusutan secara fluktuatif.
Dengan metode ini, maka perusahaan dapat menghitung penyusutan nilai aktiva dari setiap unit yang dimiliki perusahaan. Bahkan, dapat menentukan perkiraan usia ekonomisnya secara akurat sesuai kondisi barang.
Perhitungan berdasarkan productive output method dapat dilakukan dengan menggunakan rumus simpel berikut ini:
Productive Output = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Taksiran Hasil Unit Produksi
2. Straight Line
Sering disebut juga sebagai metode garis lurus (straight line basis) ini merupakan metode perhitungan jurnal penyusutan berdasarkan karakteristik nilai penyusutan secara searah setiap tahunnya.
Dinamakan sebagai metode garis lurus yaitu karena nilai penyusutan akan selalu sama seiring dengan usia aset yang dimaksud habis atau dalam artian sudah tidak bisa digunakan lagi baik rusak maupun karena wujud aset telah habis.
Seperti yang kita ketahui, bahwa depresesiasi atau penyusutan harga hanya digunakan untuk aset fisik. Nah, jika kita ingin menghitung penurunan nilai aset namun bukan aset fisik, maka bisa dilakukan dengan metode straight line yang dinamakan sebagai amortisasi yang secara khusus akan dicatat pada jurnal penyusutan aset tidak berwujud.
Perhitungan metode garis lurus bisa dilakukan dengan pembagian antara jumlah pengurangan harga pembelian dengan nilai residu yang dengan total usia produktivitas aset. Berikut rumus untuk menghitung contoh soal jurnal penyusutan metode garis lurus:
Straight Line Method: (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Usia Aktiva Produktif
3. Service Hour
Seperti namanya, Service Hour Method (Jam Jasa) merupakan perhitungan beban penyusutan aset yang didasarkan pada waktu (masa) penggunaan suatu aset. Jadi, perhitungan beban penyusutan akan dibagi dengan perkiraan jam pemakaian dari aktiva yang dimaksud.
Umumnya, metode ini dipakai untuk menentukan beban penyusutan aset yang mudah mengalami kerusakan atau memiliki usia yang tidak terlalu lama. Barang-barang yang digunakan seharian penuh juga dapat menggunakan metode ini.
Contohnya yaitu komputer perusahaan, kendaraan, dan aneka jenis peralatan elektronik perusahaan seperti halnya AC kantor, hingga modem. Semua akan dihitung nilai penyusutannya dengan metode ini melalui rumus:
Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Perkiraan Jam Masa Pakai Aset
Contoh Jurnal Penyusutan dan Jawabannya
Berikut kami berikan dua contoh soal jurnal penyusutan dan jawabannya yang bisa kalian jadikan sebagai bahan pembelajaran nantinya:
Contoh Jurnal Penyusutan Peralatan
Sebuah perusahaan bernama PT Prima Nusa telah membeli berbagai peralatan operasional usaha dengan nilai Rp 100.000.000. Diperkirakan, nilai sisa pada peralatan tersebut yaitu Rp 10 juta. Selain itu, perusahaan pun melakukan penaksiran yang mana produk tersebut mampu mencetak suatu produk hingga sejumlah 90 ribu kali selama penggunaannya. Berapakah beban penyusutannya dan bagaimana cara membuat jurnal penyusutan?
Jawaban:
Untuk kasus jurnal penyusunan peralatan, maka kita bisa menggunakan metode productive output. Berikut rinciannya:
Beban Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Taksiran Hasil Unit Produksi
= (100.000.000 – 10.000.000) : 90.000
= Rp 1000 / unit
Di tahun pertama, produksi dari mesin tersebut ialah sejumlah 20.000 unit. Maka perhitungan jurnal penyusunan tahunan yaitu:
20.000 x 1000 = Rp 20.000.000
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
1 Januari 2023 | Beban Penyusutan | 20.000.000 | |
1 Januari 2023 | Akumulasi Penyusutan | 20.000.000 |
Contoh Jurnal Penyusutan Kendaraan
Perusahaan bernama PT Prima Nusa melakukan pembelian kendaraan pada 2 Januari 2023 dengan harga 500.000.000. Perkiraan usia kendaraan yaitu hingga 10 tahun dengan nilai sisa residual senilai 100.000.000. Bagaimana cara mengetahui jurnal penyusutannya?
Jawaban:
Kita bisa menggunakan metode jurnal penyusutan straight line untuk kasus perhitungan penyusutan kendaraan dengan rincian:
Beban Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Usia Aktiva Produktif
= (500.000.000 – 100.000.000) : 10
= Rp 40.000.000
Total penyusutan di atas sudah termasuk total tahunan sehingga kita tinggal memasukannya ke dalam format jurnal:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
2 Januari 2023 | Beban Penyusutan | 40.000.000 | |
2 Januari 2023 | Akumulasi Penyusutan | 40.000.000 |
Nah itu dia rincian contoh jurnal penyusutan beserta jawabannya, semoga dapat menambah wawasan kalian terkait akuntansi keuangan!