Dalam pembuku perusahaan, kita mengenal banyak sekali jurnal yang dijadikan referensi pencatatan bagi para akuntan. Salah satu dari sekian banyak jurnal yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mencatat penjualan aktiva yaitu jurnal penjualan aset. Nah, untuk mengetahui seperti apa contoh jurnal penjualan aset tetap serta fungsinya, yuk cek rincian lengkapnya berikut.
Setiap perusahaan tentunya memiliki aset tetap berwujud yang disebut sebagai “aset”. Contohnya yaitu properti, tanah (untuk bangunan kantor), peralatan kantor, properti, dan masih banyak lainnya. Nah, untuk mengetahui rincian penjualan aset yang sudah tidak memiliki nilai, maka kita membutuhkan sebuah jurnal yang dinamakan sebagai jurnal penjualan aset.
Pengertian Jurnal Penjualan Aset Tetap
Jurnal penjualan aset adalah suatu catatan transaksi keuangan yang berisikan data penjualan aset milik perusahaan yang sudah mencapai akhir masa berlaku pemanfaatannya. Jurnal ini berisikan dokumentasi semua transaksi yang berkaitan yang nantinya akan menjadi referensi dalam membuat laporan keuangan.
Sejatinya, aset atau disebut juga aset tetap merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan sebagai sarana dan prasarana yang tidak bertujuan untuk menjualnya kembali untuk memperoleh keuntungan.
Jadi, penjualan aset hanya digunakan untuk melepas barang yang sudah tidak memiliki nilai guna untuk diganti dengan yang baru. Contohnya, perusahaan memiliki komputer yang sudah sering rusak, maka daripada memperbaikinya setiap waktu lebih baik menjualnya lalu membeli yang baru.
Dalam ilmu akuntansi, penjualan aset tetap merupakan sebuah pengalihan aktiva dari entitas yang satu ke entitas lain. Jadi, pihak perusahaan akan mengakui keuntungan atau kerugian dari penjualan tersebut yang dihitung berdasarkan nilai penyusutan.
Penjualan aset tetap juga harus mempertimbangkan beberapa hal agar mendapatkan keuntungan. Diantaranya nilai pasar, nilai buku aset, serta nilai keuntungan/kerugian yang berpotensi untuk diterima perusahaan.
Nilai pasar merupakan nilai jual yang terjadi pada saat barang tersebut dijual sesuai harga yang ditetapkan di market. Sementara nilai buku aset merupakan nilai yang ada dalam neraca. Kemudian nilai keuntungan/kerugian adalah nominal yang didapatkan dari hasil penjualan yang diterima oleh perusahaan baik rugi maupun untung.
Penjualan aset akan memengaruhi secara langsung terhadap laporan laba rugi dalam akun pendapatan lain. Akan tetapi, hal tersebut tidak memengaruhi performa bisnis perusahaan karena bukan termasuk penjualan produk yang sengaja dijual oleh perusahaan.
Pelepasan aset dinilai menguntungkan apabila mendapatkan harga di atas nilai penyusutan, pencatatan akan dilakukan dalam jurnal penjualan aset tetap untung. Sementara dinilai rugi apabila harga yang ditampilkan berada di bawah nilai penyusutan. Namun, perhitungan juga bisa didasarkan atas dasar lain seperti perhitungan biaya operasional atau lainnya.
Alasan Penjualan Aset bagi Perusahaan
Sebelum kita masuk ke contoh soal jurnal penjual aset tetap, alangkah baiknya untuk mengetahui rincian alasan mengapa penjualan aset perlu dilakukan oleh perusahaan:
A. Aset Sudah Tidak Memiliki Nilai Guna
Apabila aset tetap sudah tidak mempunyai nilai manfaat, maka lebih baik untuk menjualnya. Memang, harga jual dari aset yang tidak berguna akan terbilang murah, akan tetapi daripada memenuhi ruangan dan menyulitkan kegiatan operasional, maka alangkah baiknya untuk menjualnya.
B. Nilai Aset Tetap yang Terdepresiasi
Pada saat pembelian aset tetap, perusahaan akan menghitung nilai manfaat dari barang tersebut untuk mengetahui jangka waktu penggunaan yang berbanding dengan nilai manfaat yang didapatkan. Nah, apabila nilainya sudah terdepresiasi atau benar-benar sudah berakhir masa aktifnya, maka perusahaan akan menukarnya ke aset baru.
C. Penggantian Aset yang Lebih Baik & Efisien
Terkadang, karena teknologi yang dimiliki oleh aset sudah sangat jadul, walaupun masih berguna namun akan lebih baik untuk menjualnya. Penggantian aset dinilai akan lebih efisien dan membuat pekerjaan jadi jauh lebih optimal dibandingkan saat menggunakan aset yang menggunakan teknologi lebih usang.
D. Kondisi Aset yang Tak Terduga
Beberapa kondisi terduga kadang terjadi sehingga mengharuskan penggantian aset dalam jangka waktu yang lebih pendek dari yang telah ditentukan. Contohnya, peralatan kantor yang terendam banjir sehingga rusak dan mengharuskan untuk menggantinya dengan barang yang baru.
E. Biaya Pemeliharaan yang Tinggi
Apabila biaya pemeliharaan aset lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan nilai aset, maak hal tersebut menjadikan pengeluaran bertambah besar. Contohnya pada barang yang sudah mengalami kerusakan sehingga setiap beberapa waktu harus dilakukan service yang menghabiskan banyak biaya.
Metode Penentuan Nilai Jual Aktiva Tetap
Ada beberapa cara yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk menentukan nilai penjualan aset perusahaan. Namun, terdapat dua metode yang paling simpel seperti halnya:
Salah satu metode paling efektif untuk menghitung nilai penjualan aset adalah dengan metode garis lurus. Sejatinya, metode ini telah kami bahas dalam artikel sebelumnya yang berjudul “Contoh Jurnal Penjualan”.
Perhitungan menggunakan metode garis lurus harus didasarkan pada biaya awal aset tetap serta nilai sisa setelah terdepresiasi. Penentuan nilai sisa harus didasarkan pada perkiraan harapan aset berdasarkan jangka waktu penggunaannya.
Rumusnya simpel, kalian hanya perlu mengurangi biaya awal aset dengan nilai sisa kemudian membaginya dengan usia aset. Ini dia rinciannya:
Penyusutan aset = (biaya awal aset – nilai sisa) / umur aset
Penentuan nilai aset dibagi berdasarkan nilai manfaat. Jadi, ada yang telah mencapai nilai akhir masa manfaatnya dan ada yang belum mencapai akhir masa manfaatnya.
Untuk perhitungan akumulasi penyusutan, maka kalian bisa menghitungnya berdasarkan pengurangan antara biaya awal aset dengan perkalian antara penyusutan aset dengan masa kerja yang bisa didapatkan dengan rumus:
Akumulasi penyusutan = biaya awal aset – (penyusutan aset x masa pakai)
Selain metode garis lurus, terdapat pula metode lain seperti halnya metode saldo menurun ganda untuk pencatatan jurnal penjualan aset dengan PPn. Akan tetapi, metode tersebut di atas merupakan metode yang sederhana namun juga efektif sehingga bisa diterapkan dengan mudah bagi mereka yang baru belajar akuntansi maupun bagi akuntan profesional di perusahaan besar.
Contoh Jurnal Penjualan Aset Sederhana
Berikut ini kami sajikan contoh soal penjualan aktiva tetap yang bisa kalian gunakan untuk mempermudah pemahaman terkait meteri ini:
Contoh Soal Jurnal Penjualan Aset Tetap
Sebuah perusahaan bernama PT ABC memiliki mesin cetak / printing seharga Rp 200 juta dengan perkiraan akumulasi penyusutan saat ini adalah senilai Rp 100 juta.
Karena suatu alasan, akhirnya perusahaan menjual mesin cetak tersebut seharga 120 juta kepada perusahaan lain. Bagaimana perhitungan penjualan aset serta pembuatan jurnalnya?
Jawab:
Kita bisa membuat rincian terlebih dahulu terkait data yang telah dirincikan di atas yang bisa kalian lihat pada rincian di bawah:
Nilai Pembelian: Rp 200.000.000
Akumulasi Penyusutan: Rp 100.000.000
Nilai Buku: Rp 100.000.000
Penjualan Aset: Rp 120.000.000
Keuntungan penjualan aset =
= 120.000.000 – (200.000.000 – 100.000.000)
= 120.000.000 – 100.000.000
= 20.000.000
Contoh Jurnal Penjualan Aset Tetap
Akun | Debet | Kredit |
Uang | Rp 120.000.000 | |
Akumulasi Penyusutan | Rp 100.000.000 | |
Aset Tetap | Rp 200.000.000 | |
Keuntungan | Rp 20.000.000 |
Nah, itulah rincian contoh jurnal penjualan aset tetap yang bisa kalian pahami rinciannya, semoga bermanfaat & sampai ketemu lagi di artikel selanjutnya!