Selain jurnal khusus dan jurnal umum, dalam dunia akuntansi juga terdapat salah satu jurnal lain yang tak kalah penting peranannya, yaitu jurnal koreksi. Jika kita melihat rincian contoh jurnal koreksi yang ada, jurnal ini memiliki format dan cara pencatatan yang berbeda dengan lainnya.
Pencatatan pada jurnal koreksi sendiri dimaksudkan untuk mengoreksi jurnal atau laporan yang mengalami kesalahan data. Seperti yang kita tahu, bahwa akuntan juga merupakan seorang manusia yang kadang mengalami kesalahan dalam pencatatan transaksi, penjumlahan data, penggolongan akun, dan kesalahan lainnya.
Pengertian Jurnal Koreksi (Correction Entry)
Jurnal koreksi adalah sebuah jurnal yang berisikan entri data terkait kekeliruan yang terjadi pada saat pencatatan laporan. Kesalahan yang dimaksud merupakan kesalahan yang termasuk ke dalam kesalahan besar yang akan memengaruhi laporan secara keseluruhan.
Beberapa kesalahan kecil yang tidak memengaruhi keputusan manajemen ataupun keseluruhan laporan, maka tidak akan akan dicatat dalam jurnal koreksi. Akan tetapi, apabila kesalahan yang dimaksud merupakan kesalahan yang bukan termasuk material, maka tidak akan dicatat dalam jurnal ini.
Dalam akuntansi, jurnal ini kadang disebut sebagai jurnal pembetulan. Hal ini dikarenakan sifatnya yang berguna untuk membetulkan kesalahan yang terlanjur terjadi karena kesalahan input data baik dalam hal kesalahan input angka maupun klasifikasi akun.
Dengan pencatatan akuntansi pada jurnal koreksi, maka nilai yang ada yang ada nantinya akan diganti atau dihapus dengan data baru yang tersedia. Jadi, sifat jurnal koreksi sendiri tidak terlalu penting atau bersifat opsional, namun bagi perusahaan besar tentunya memiliki peran yang tak kalah penting.
Fungsi Jurnal Koreksi bagi Perusahaan
Jurnal koreksi memiliki beberapa manfaat bagi para perusahaan baik perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur. Berikut diantaranya:
A. Sarana Mengetahui Histori Transaksi
Histori transaksi suatu perusahaan harus dievaluasi secara rutin untuk mencegah terjadinya transaksi yang tidak diinginkan. Hal ini juga berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya penyelewengan atau penggelapan transaksi.
B. Sarana Melatih Ketelitian dalam Akuntansi
Pencatatan akuntansi wajib dilakukan secara terperinci dan juga teliti, dengan begitu semua data yang ada tidak akan tertukar satu sama lain serta terhindar dari kesalahan input data. Dengan adanya jurnal ini, maka bisa menjadi sarana melatih ketelitian bagi para akuntan.
C. Membuat Pencatatan Lebih Sistematis dan Terstruktur
Apabila perusahaan memiliki transaksi yang besar dalam jumlah banyak, tentunya akan menyulitkan bagi pihak akuntan untuk mencatat semuanya tanpa adanya kesalahan. Hal inilah yang mendasari pembuatan jurnal koreksi sebagai sarana untuk membuat catatan secara sistematis & terstruktur.
D. Membetulkan Kesalahan secara Cepat dan Mudah
Seringkali, pada pencatatan laporan keuangan di buku besar perusahaan terjadi kesalahan perhitungan antara di laporan dengan di transaksi riil. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan jurnal ini sebagai sarana untuk mencari kesalahan data secara cepat dan mudah.
Kesalahan-Kesalahan Umum dalam Entri Jurnal Koreksi
Pada pembuatan contoh jurnal koreksi suatu perusahaan, seringkali terjadi adanya kesalahan entri karena metode yang digunakan tidak tepat. Nah, untuk mengatasi ini maka kita perlu memahami lebih lanjut terkait beberapa kesalahan yang sering terjadi seperti halnya:
- Koreksi pada Neraca dan Laba Rugi: merupakan kesalahan yang berpengaruh pada laporan neraca dan laba rugi perusahaan. Karena akun neraca tidak ada proses tutup buku, maka perlu dikoreksi. Sementara pada kesalahan di laporan laba rugi tidak perlu dilakukan koreksi sehingga tidak akan masuk ke dalam periode akuntansi selanjutnya.
- Kekeliruan Klasifikasi Akun: pada pencatatan jurnal di periode yang masih berjalan, umumnya kesalahan yang sering dilakukan oleh akuntan ialah salah dalam melakukan klasifikasi akun-akun yang ada.
- Kesalahan dalam Menjumlah: umumnya, kesalahan dasar dalam pembuatan jurnal koreksi yaitu kesalahan dalam penjumlahan di setiap transaksinya. Hal ini sering terjadi pada pencatatan berbasis manual yang masih belum mengimplementasikan software aplikasi.
Cara Membuat Jurnal Koreksi
Ada beberapa cara membuat jurnal koreksi yang bisa kalian terapkan di perusahaan masing-masing. Berikut langkah-langkahnya:
1. Buatlah Jurnal Penghapusan
Jurnal penghapusan adalah jenis jurnal yang dibuat untuk menghapus beberapa entri data yang salah atau keliru. Jadi, sebelum dibuat jurnal koreksi harus dibuat susunan jurnal penghapus dengan cara membalik posisi akun maupun saldo sama halnya seperti jurnal pembalik.
2. Susun Jurnal Sebenarnya
Setelah penghapusan beberapa entri data yang keliru, maka selanjutnya tinggal membuat jurnal sebenarnya. Jurnal ini merupakan jurnal yang sebenarnya atau seharusnya dibuat sesuai dengan data yang ada tanpa memasukkan data yang keliru atau salah.
3. Buatlah Jurnal Koreksi
Terakhir, kita tinggal membuat jurnal koreksi yang bisa dilakukan dengan penggabungan antara tahap pertama yaitu pembuatan jurnal penghapusan dan tahap kedua yakni penyusunan jurnal sebenarnya.
Contoh Jurnal Koreksi beserta Jawabannya
Berikut contoh soal jurnal koreksi dan jawabannya juga menampilkan rumus perhitungannya yang dapat kalian tiru nantinya:
Contoh Soal:
Pada 30 Januari 2023, PT ABC DEF membayar biaya karyawan senilai Rp 3.000.000. Rincian lengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Akun | Debit | Kredit |
Biaya Karyawan | Rp 3.000.000 | |
Kas | Rp 3.000.000 |
Namun, ternyata catatan tersebut salah karena pihak akuntan menerima kesalahan informasi sehingga menyebabkan pencatatan salah. Dari yang seharusnya Rp 3.000.000 seharusnya Rp 2.500.000. Bagaimanakah bentuk jurnal koreksi untuk masalah ini?
Jawaban:
Untuk membuat jurnal koreksi, pertama kita kita perlu mencari kekurangan dari nilai kesalahan dengan nilai sebenarnya. Jadi, bisa kita hitung dari:
Kekurangan = Data yang salah – data sebenarnya
= Rp 3.000.000 – Rp 2.500.000
= Rp 500.000
Untuk membetulkannya, maka kita bisa menggunakan langkah-langkah di atas sehingga kita tinggal membuat jurnal sebenarnya atau jurnal pembalik seperti berikut:
Akun | Debit | Kredit |
Kas | Rp 2.500.000 | |
Biaya Karyawan | Rp 2.500.000 |
Dari tabel jurnal pembalik di atas, kita bisa lihat bahwa saldo kas perusahaan telah kembali ke posisi yang benar. Untuk langkah selanjutnya maka tinggal membuat jurnal dengan nominal yang telah dituliskan sebelumnya yakni:
Akun | Debit | Kredit |
Biaya Karyawan | Rp 3.000.000 | |
Kas | Rp 3.000.000 |
Setelah itu, kita bisa membuat jurnal koreksi dengan menambahkan atas kekurangan yang sudah kita hitung sebelumnya yakni Rp 500.000 dengan hasil akhir sebagai berikut:
Akun | Debit | Kredit |
Biaya Karyawan | Rp 500.000 | |
Kas | Rp 500.000 |
Kesimpulan
Jurnal koreksi (correction entry) merupakan jenis jurnal keuangan yang bisa kita gunakan untuk mengoreksi entri jurnal yang keliru atau salah.
Dengan adanya jurnal ini, maka pihak akuntan perusahaan dapat menghapus data transaksi yang keliru lalu menggantinya dengan data yang baru.
Umumnya, penerapan jurnal ini digunakan untuk jenis transaksi neraca, bukan transaksi laba rugi karena ia tidak memengaruhi keputusan manajemen laporan.
Itulah rincian dasar seputar contoh jurnal koreksi dan juga rincian cara membuatnya yang dapat kalian coba, semoga bermanfaat!