Cash flow atau arus kas merupakan istilah yang sangat sering didengar ketika membicarakan laporan akuntansi. Prinsip arus kas yakni mencatat segala pemasukan ataupun pengeluaran.
Seperti yang diketahui, pencatatan arus kas sangat penting untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan. Bahkan, hal ini juga berlaku untuk mengelola pemasukan maupun pengeluaran pribadi. Agar lebih memahami materi keuangan ini, simak penjelasannya sebagai berikut:
Definisi Cash Flow
Cash flow merupakan saldo bersih yang keluar dan masuk dalam periode tertentu. Arus kas dapat menghasilkan kesimpulan yang positif atau negatif. Arus kas yang positif menandakan bahwa perusahaan mempunyai lebih banyak pemasukan dana dibanding pengeluaran.
Adapun arus kas yang negatif menampakkan bahwa perusahaan mempunyai pengeluaran dana yang lebih banyak dibandingkan pemasukan.
Dama yang masuk ke dalam arus kas disebut dengan cash inflow, sedangkan dana yang keluar dinamakan cash outflow.
Jenis Aliran Laporan Cash Flow
Seperti yang telah sedikit dibahas di atas, arus kas dibagi menjadi dua, yakni cash inflow dan cash outflow. Adapun penjelasan mengenai jenis cash flow adalah sebagai berikut:
1. Cash Inflow
Cash inflow adalah arus kas yang berisi segala jenis transaksi yang perolehannya menjadi pemasukan tersendiri bagi perusahaan. Saat ada transaksi masuk, maka modal perusahaan akan meningkat. Alhasil, pertumbuhan perusahaan dapat terus berkembang secara bertahap..
Cash inflow akan menampilkan data kepada perusahaan agar lebih mudah dalam mengecek pemasukan pada periode tertentu secara lebih transparan.
Saat dana yang masuk ke perusahaan semakin banyak, maka artinya perusahaan tersebut memperoleh kepercayaan dari para konsumen atau investor.
Contoh cash inflow yakni penagihan piutang, menjual barang atau jasa, penyewaan, pemasukan dari invertase, pinjaman dari pihak ketiga, penjualan aktiva tetap, dan pemasukan pendapatan lain.
2. Cash Outflow
Cash outflow merupakan aliran arus kas yang didalamnya memuat informasi tentang transaksi beban pengeluaran kas perusahaan.
Adanya transaksi tersebut bertujuan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.
Saat perusahaan tidak mengeluarkan modal, maka akan sulit bertahan di tengah persaingan bisnis dan perkembangan zaman saat ini.
Itulah mengapa perusahaan perlu menerapkan strategi pengeluaran kas dengan lebih bijak. Harapannya agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Adapun beberapa contoh cash outflow yakni seperti biaya gaji karyawan, biaya bahan baku, pembayaran pajak, pembayaran sewa, biaya administrasi penjualan, pembayaran hutang dan pembelian aktiva tetap.
Berbagai jenis pengeluaran tersebut tidak akan menjadikan perusahaan mengalami kerugian selama dipraktikkan dengan keputusan yang tepat dan bijak.
Jenis Aktivitas Cash Flow
Terdapat tiga jenis aktivitas cash flow di dalam perusahaan.. adapun jenis-jenis aktivitasnya yaitu:
1. Aktivitas Operasi
Jenis aktivitas arus kas yang pertama adalah operasi. Aktivitas ini berupa laporan arus kas yang mengacu pada kas dari kegiatan bisnis. Aktivitas operasi juga bisa diartikan sebagai jenis laporan arus kas yang memuat seluruh kegiatan operasional bisnis.
Dalam hal ini, pencatatan arus kas hanya menunjukkan laba bersih saja. Adapun fungsi aktivitas operasi yaitu untuk mempertahankan perkembangan bisnis perusahaan.
Contoh aktivitas operasi dalam arus kas yakni seperti pajak penjualan barang/jasa, pembelian barang untuk produksi, perawatan mesin, gaji karyawan, dan beban operasional lainnya.
Agar berbagai aktivitas operasi tersebut dapat berjalan lancar, maka proses pencatatan laporan arus kas perlu dilakukan secara tepat.
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi merupakan kas bersih perusahaan yang diperoleh dari investasi. Aktivitas ini berupa laporan arus kas yang berisi tentang pembelian dan penjualan aktiva tetap.
Hampir seluruh perusahaan di masa kini telah mengalami transformasi, sehingga pasti melakukan aktivitas investasi.
Biasanya, investasi dilakukan pada aset yang telah memiliki umur lebih dari satu tahun. Dengan begitu, maka jumlah transaksi yang berpotensi mempengaruhi kas juga perlu diinput ke dalam cash flow.
Beberapa contoh aktivitas investasi yaitu pembelian atau penjualan aktiva tetap, pembelian peralatan perusahaan, perawatan gedung perusahaan, investasi jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Aktivitas Pembiayaan
Aktivitas pembiayaan adalah laporan yang diperoleh dari penambahan modal perusahaan. Aktivitas ini harus mengacu pada arus kas antara perusahaan, investor, dan kreditur.
Dengan begitu, maka aktivitas pembiayaan termasuk arus kas bersih yang dapat dipakai untuk membiayai beberapa kegiatan pada sebuah perusahaan. Contohnya seperti dividen, ekuitas, dan pembayaran hutang.
Saat proses menghitung pembiayaan, sebaiknya masukkan nilai penambahan dan nilai pengurangan kas yang sumbernya dari ekuitas pemilik dan kewajiban jangka panjang.
Beberapa aspek yang tergolong sebagai aktivitas pembiayaan yakni seperti hutang bank, obligasi, penyetoran modal awal, penerbitan saham.
Tips Mengatur Cash Flow
Cash flow dapat diatur agar tetap stabil dan menguntungkan bagi perusahaan. Adapun langkah-langkah mengaturnya yakni sebagai berikut:
1. Tetapkan Prioritas Pada Pengeluaran
Hal pertama yang perlu dilakukan yakni Anda dengan mencatat dan mengkalkulasi setiap pengeluaran perusahaan.
Pasalnya, ada jenis pengeluaran yang dapat memberikan dampak besar pada bisnis dan ada pula pengeluaran yang tidak terlalu berpengaruh terhadap progres bisnis. Oleh karena itu, penting sekali melakukan penetapan prioritas pengeluaran.
2. Terapkan Strategi Product Bundling
Tips yang perlu dilakukan selanjutnya adalah dengan menerapkan strategi product building. Ini merupakan upaya penggabungan produk yang berpotensi menarik lebih banyak konsumen.
Jadi, konsumen yang membeli produk tertentu juga akan memperoleh tambahan produk lainnya.
3. Berikan Penawaran Harga yang Lebih Tinggi
Tidak ada salahnya untuk memberikan penawaran harga lebih tinggi jika menemukan peluang yang lebih baik.
Pasalnya, besaran profit yang dihasilkan oleh perusahaan juga bisa ditentukan dari harga penjualan produk. Dengan memasang harga tinggi, maka keuntungan yang juga diperoleh akan lebih tinggi.
Jadi, harga yang ditetapkan juga tidak jatuh terlalu jauh dari harga yang ditetapkan saat pihak konsumen melakukan penawaran.
4. Lakukan Evaluasi untuk Menjaga Arus Kas
Evaluasi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kondisi arus kas. Hal ini akan membantu untuk mendeteksi jika terjadi masalah pada finansial perusahaan.
Meskipun terlihat baik-baik saja, terkadang bibit masalah memang belum terdeteksi, sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk mengecek kondisi keuangan benar-benar sehat.
Jika sudah menerapkan evaluasi dan perbaikan terhadap masalah yang ditampilkan, maka yang perlu dilakukan berikutnya adalah konsisten. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala agar jika ditemukan suatu masalah, maka bisa segera diperbaiki.
5. Gunakan Software Akuntansi
Di masa kini, teknologi memiliki peran yang sangat penting di berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam akuntansi. Mengelola keuangan perusahaan memang sudah selayaknya dibantu dengan software berkualitas.
Pengelolaan yang dilakukan secara otomatis tentu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Manfaat yang bisa didapatkan yakni memudahkan perhitungan transaksi dan membantu mejaga kondisi arus kas.
Cash flow perusahaan perlu dikelola dengan baik oleh staf keuangan. Dengan melakukan pencatatan secara rutin pada pemasukan dan pengeluaran, maka arus kas bisa lebih mudah dikendalikan.