Biaya operasional merupakan sejumlah anggaran yang harus dikeluarkan oleh perusahaan agar kegiatan bisnis bisa berjalan secara lancar. Karena biaya ini dikeluarkan secara berkelanjutan, sebagian pelaku usaha kerap menyebutnya sebagai anggaran pengorbanan dan umumnya ditulis dalam satuan uang.
Pada dasarnya, anggaran operasional digunakan untuk menjalankan aktivitas usaha yang bersifat jangka pendek. Tujuan penggunaannya adalah mengelola dan memaksimalkan sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan supaya dapat melakukan operasional bisnis supaya dapat menghasilkan keuntungan.
Karena anggaran operasional mempunyai peran sangat penting dalam mendukung keberlangsungan kegiatan usaha, penting bagi setiap pebisnis untuk memahami apa itu anggaran operasional.
Pengertian Biaya Operasional
Apabila Anda memiliki rencana untuk terjun ke dunia bisnis, maka harus mengetahui berbagai hal yang menyangkut anggaran operasional. Apalagi, mengingat operating cost adalah biaya pokok yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan supaya aktivitas produksi terlaksana secara lancar.
Anggaran operasional telah ditentukan dan dikeluarkan secara teratur pada periode waktu tertentu. Nominal anggaran operasional biasanya cenderung sama di setiap periode. Umumnya, jenis biaya ini memiliki potensi rendah mengalami perubahan nilai terhadap aktivitas usaha maupun produksi.
Sementara itu, menurut Jusuf : 2007, disebutkan bahwa anggaran operasional mengacu pada biaya yang tidak memiliki keterkaitan dengan produk perusahaan, namun lebih pada aktivitas operasional perusahaan.
Manfaat Menghitung Anggaran Operasional
Perhitungan biaya operasional umumnya dijadikan bahan analisis dan evaluasi bagi pihak manajemen agar dapat mengambil langkah-langkah perbaikan secara lebih bijaksana.
Manfaat menghitung anggaran operasional bagi perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengawasi Aktivitas Usaha
Hasil pencatatan anggaran operasional biasanya digunakan untuk membuat perencanaan biaya, sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengawasi berbagai kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan.
2. Tolak Ukur Menentukan Harga
Pada proses merencanakan anggaran, pebisnis dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan harga dari produk yang akan dijual supaya bisa mendatangkan keuntungan. Dalam hal ini, maka pebisnis membutuhkan catatan anggaran operasional paling relevan sebagai tolak ukur untuk menentukan harga.
3. Menghitung Laba Rugi
Kegiatan usaha sangat erat kaitannya dengan laba rugi. Salah satu cara mengetahui apakah perusahaan mengalami untung atau kerugian adalah dengan menghitung anggaran operasional. Anda dapat membandingkan antara modal (anggaran operasional) yang dikeluarkan dengan hasil penjualan produk.
4. Memprediksi Kebutuhan Anggaran Operasional pada Periode Selanjutnya
Biaya operasional bisa dijadikan sebagai cara ampuh dalam memperkirakan berapa anggaran yang harus dipersiapkan untuk periode berikutnya. Apalagi, umumnya nominal operating cost yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam setiap periode hampir sama. Kecuali jika ada lonjakan harga pada bahan baku.
5. Pertimbangan dalam Mengambil Keputusan
Menjalankan usaha memang tidak lepas dari mengambil keputusan, khususnya yang berkaitan dengan keuangan. Supaya bisnis bisa tetap stabil, pebisnis dapat menjadikan anggaran operasional sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan. Supaya pemasukan dan pengeluaran berjalan selaras.
Jenis Jenis Anggaran Operasional
Biaya operasional (operating cost) dikategorikan menjadi beberapa jenis. Setiap pebisnis perlu mengetahui klasifikasi anggaran operasional yang biasa digunakan dalam bisnis. Tujuannya adalah supaya proses pencatatan laporan keuangan untuk kegiatan operasional lebih terarah.
DI bawah ini adalah jenis-jenis operating cost yang wajib diketahui pelaku usaha:
1. Biaya Tetap
Istilah ini mengacu pada biaya yang tidak berubah, bahkan meskipun terjadi peningkatan pada penjualan maupun produksi. Biaya tetap adalah jenis anggaran yang harus dikeluarkan tanpa menilai keadaan perusahaan. Komponen biaya tetap pada setiap perusahaan sebenarnya relatif sama.
Contoh dari biaya tetap antara lain adalah:
- Gaji pegawai.
- Pemeliharaan mesin industri.
- Sewa gudang.
- Biaya asuransi.
- Call center untuk mitra atau pelanggan perusahaan.
2. Biaya Variabel
Jenis biaya variabel memiliki sifat berubah-ubah, karena tergantung pada aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Pengeluaran biaya variabel umumnya meliputi peningkatan penjualan atau produktivitas.
Tinggi atau rendahnya pengeluaran untuk biaya variabel biasanya menyesuaikan dengan kegiatan produksi. Dengan kata lain, jika terjadi peningkatan produksi barang, maka biaya variabel akan meningkat. Sebaliknya, apabila produksi menurun, otomatis anggaran variabel juga ikut turun.
Contoh biaya variabel:
- Bahan baku.
- Biaya pengiriman.
- Peralatan.
3. Biaya Penyusutan
Biaya operasional jenis penyusutan merujuk pada nilai yang akan terus berkurang atau hilang setiap bulan akibat pemakaian atau penggunaan. Contoh paling sederhana dari biaya penyusutan adalah anggaran penyusutan mesin produksi atau peralatan kantor.
4. Biaya Bunga
Jenis anggaran operasional terakhir adalah biaya bunga. Anggaran ini harus dikeluarkan oleh perusahaan karena terdapat sejumlah hutang atau pinjaman yang wajib dibayar secara teratur. Contoh dari biaya bunga adalah, bunga kartu kredit dan hutang kepada pihak-pihak tertentu.
Komponen Komponen Anggaran Operasional
Apabila dilihat berdasarkan unsurnya, maka anggaran operasional dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Biaya Langsung
Istilah ini mengacu pada biaya yang manfaatnya dapat langsung Anda rasakan. Contoh sederhananya adalah, gaji karena manfaat dari dana tersebut bisa dinikmati secara langsung oleh pegawai.
2. Biaya Tidak Langsung
Komponen biaya operasional tidak langsung adalah anggaran yang harus Anda keluarkan, tapi manfaatnya tidak dapat dirasakan secara langsung. Misalnya, biaya asuransi. Manfaatnya memang tidak akan dapat dirasakan langsung saat itu juga.
Namun, di kemudian hari Anda bisa mendapat keuntungan dari hal tersebut. Contohnya, apabila terjadi hal-hal tidak diinginkan, maka asuransi yang rutin Anda bayarkan bisa menjadi penyelamat. Sehingga kegiatan operasional perusahaan bisa berjalan lancar seperti sedia kala.
3. Biaya Produksi
Anggaran produksi meliputi tiga komponen, yakni bahan baku, overhead pabrik, dan tenaga kerja. Untuk penjelasan lebih detail, maka ada di bawah ini:
- Bahan Baku : Biaya yang dikeluarkan dengan tujuan membeli bahan baku produk.
- Overhead Pabrik : Anggaran untuk memproduksi produk, tapi tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Salah satu contoh biaya overhead adalah, sewa, listrik, pajak, dan asuransi.
- Tenaga Kerja : Biaya yang harus dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja yang terlibat pada proses produksi produk. Anggaran ini meliputi upah untuk pegawai tetap maupun lepas (harian).
Cara Menghitung Anggaran Operasional
Pada dasarnya, operating cost terdiri dari harga pokok penjualan dan pengeluaran operasional. Oleh sebab itu, proses penghitungan biaya ini melibatkan kedua komponen tersebut.
Berikut adalah rumus menghitung operating cost:
Total Biaya Operasional = Harga Pokok Penjualan + Pengeluaran Operasional |
Contoh laporan anggaran operasional (operating cost):
ARUS KAS DARI KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN |
|
Penerimaan: Kas Pelanggan Kas Non Pelanggan Total Penerimaan |
|
Rp150.000.000 |
|
Rp10.000.000 |
|
Rp160.000.000 |
|
|
|
Pengeluaran: |
|
Pembayaran Bahan Baku |
Rp20.000.000 |
Biaya Kantor |
Rp800.000 |
Biaya BBM |
Rp2.500.000 |
Biaya Tol |
Rp200.000 |
Biaya Proyek |
Rp300.000 |
Biaya Upah Tenaga Kerja Harian |
Rp15.000.000 |
Total Pengeluaran |
Rp38.400.000 |
|
|
Total Arus Kas dari Kegiatan Operasional Bisnis |
Rp121.600.000 |
Biaya operasional adalah anggaran pokok yang menjadi pengeluaran tetap perusahaan. Setelah mengetahui pengertian, manfaat, jenis-jenis, dan cara menghitung anggaran operasional, akan lebih mudah bagi pelaku bisnis dalam mengelola keuangan perusahaan supaya bisa digunakan secara tepat.