Untuk memantau perkembangan kondisi finansial pada bisnis yang Anda jalankan, dibutuhkan pencatatan dan pelaporan keuangan yang akurat. hal ini sejalan dengan asumsi dasar akuntansi yang menggunakan pencatatan secara tepat dalam penyajiannya.
Catatan keuangan dari suatu perusahaan tentunya tidak hanya berguna untuk menarik minat investor saja. Melainkan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan solusi maupun merancang rencana untuk bisnis yang akan dijalankan di masa mendatang.
Selain itu, dari laporan keuangan kita dapat melakukan evaluasi mengenai kondisi finansial dari perusahaan. Sehingga ketika terjadi kekeliruan dari segi asumsi tersebut maka kita perlu mengubah laporan keuangan dari bisnis yang dijalankan dan melaporkannya dalam laporan keuangan.
Pengertian Asumsi Dasar Akuntansi
Dari penjelasan diatas maka dapat kita ketahui bahwa dalam mengelola keuangan dari suatu lembaga maupun perusahaan dibutuhkan pencatatan keuangan secara tepat. Agar diperoleh gambaran yang jelas dalam menentukan kebijakan pada bisnis yang dijalankan.
Dalam hal ini, yang dimaksud asumsi dasar akuntansi adalah tentang bagaimana cara melakukan pencatatan keuangan dan mengoperasikannya. Hal ini dilakukan sebagai struktur dasar mengenai proses pencatatan transaksi dari bisnis yang dijalankan.
Berikut ini penjelasan mengenai contoh asumsi dasar dari berbagai pendapat.
1. Donald E, Keiso
Menurut Donald E, Keiso berpendapat bahwa terdapat 4 hal yang menjadi dasar dalam sebuah struktur akuntansi keuangan. 4 dasar tersebut terdiri dari:
a) Economic Entity Assumption
Pada poin ini perusahaan dipandang sebagai unit usaha yang terpisah atau berdiri sendiri. Sehingga setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan maupun pemegang saham dicatat secara terpisah. Hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan dari akuntansi.
b) Going Concern Assumption
Asumsi ini berpandangan bahwa dalam laporan keuangan harus mencerminkan keberlangsungan dari bisnis yang dibangun. Dengan anggapan bahwa perusahaan tersebut akan terus melakukan kegiatan operasionalnya dan tidak akan dibubarkan.
c) Monetary Unit Assumption
Asumsi ini memandang uang sebagai bagian dari aktivitas ekonomi yang menjadi dasar untuk melakukan pengukuran serta analisis yang tepat. Dimana unit moneter dapat menunjukan kita pada modal dan pertukaran barang maupun jasa.
d) Time Perios Assumption
Dalam asumsi ini berpandangan bahwa setiap laporan keuangan harus dilakukan secara rutin secara berkala baik bulanan maupun tahunan. Dimana setiap periode laporan mengalami pergerakan yang ditunjukan dengan perubahan jumlah laba.
Selain itu, pelaporan harus dilakukan tepat pada waktunya sesuai dengan periode yang ditetapkan. Hal ini berguna sebagai gambaran bagi pemegang saham maupun kreditur, serta evaluasi untuk bagian manajemen.
2. GAAP
Sedangkan menurut GAAP atau singkatan dari Generally Accepted Accounting Principles terdapat 8 asumsi dasar dalam pencatatan akuntansi keuangan. Asumsi dasar tersebut diantaranya sebagai berikut:
a) Kesatuan Bisnis
Asumsi ini senada dengan pandangan dari Donald E, Kaiso dalam poin Economic Entity Assumption. Dimana transaksi dari aktivitas keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dan pemilik maupun manajer harus dicatat secara terpisah.
b) Kesinambungan Bisnis
Menurut GAAP pada poin ini menjelaskan mengenai perkembangan bisnis yang terus berlangsung dalam setiap jangka waktu. dimana perusahaan akan membagi aset baik dalam jangka panjang dan melakukan pembagian kewajiban baik jangka panjang maupun pendek.
c) Periodisasi Tepat Waktu
Asumsi ini menggambarkan keberlangsungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. dimana hal tersebut ditunjukan melalui laporan keuangan yang dikeluarkan secara konsisten dalam periode waktu yang ditetapkan.
d) Pengukuran Unit Moneter
Secara singkat GAAP mengungkapkan pandangan mengenai salah satu asumsi dasar akuntansi yaitu unit moneter sebagai catatan keuangan yang bersifat kuantitatif. Nilai tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk moneter.
e) Kewajaran Bisnis
Poin ini menyatakan bahwa dalam sebuah transaksi baik penjual maupun pembeli harus bekerja secara rasional dan mandiri. Keduanya harus dapat mencapai kesepakatan satu sama lain.
f) Keandalan
Berdasarkan asumsi keandalan akuntansi dianggap sebagai catatan transaksi yang berisikan laporan keuangan. Dimana laporan tersebut berguna untuk pihak yang berkepentingan atau tertarik dengan isi laporan tersebut.
g) Konsistensi
Dalam asumsi ini, akuntansi disajikan dengan suatu metode yang dilakukan secara konsisten setiap periodenya. Akan tetapi metode tersebut bersifat tidak baku sehingga dapat diganti sewaktu-waktu jika dirasa metode tersebut tepat untuk digunakan.
h) Akrual
Asumsi ini ditujukan pada Akuntansi yang berbasis akrual. Sistem akuntansi ini memunculkan penerimaan dan pengakuan biaya jika digunakan dengan atau tanpa pembayaran tunai.
3. AICPA
Menurut AICPA atau American Institute of Certified Public Accountants menyebutkan terdapat 10 asumsi dasar akuntansi dalam kegiatan pencatatan keuangan, diantaranya sebagai berikut:
- Hubungan antara pemerintah dengan masyarakat yang menjamin setiap kepemilikan pribadi
- Hubungan yang dilakukan sebagai upaya dalam tindakan tertentu
- Keberlangsungan hidup suatu perusahaan yang menjalankan bisnis
- Menggunakan unit moneter pada aktivitas ekonomi
- Pelaporan dilakukan secara konsisten setiap periodenya
- Asumsi secara konservatif
- Asumsi dengan metode yang cukup berarti
- Asumsi yang berbeda dengan entitas lainnya
- Umumnya bersifat ketergantungan terhadap data dari internal
- Menggunakan batas waktu yang sesuai dengan perkiraan
4. Pedoman SAK
Berdasarkan pedoman Standar Akuntansi terdapat 6 asumsi dasar yang digunakan dalam kegiatan akuntansi, berikut ini penjelasannya:
a) Asumsi Dasar Tunai
Asumsi ini dilakukan ketika melakukan pencatatan untuk transaksi yang menyebabkan perubahan pada jumlah uang tunai.
b) Asumsi Dasar Akrual
Pencatatan keuangan yang dilakukan dengan mencantumkan setiap transaksi maupun peristiwa yang dilaporkan setiap periodenya.
c) Asumsi Konsep Entitas
Berdasarkan konsep entitas, setiap transaksi yang menyangkut unit ekonom harus dipisahkan dari unit lainya. Dasar ini berlaku secara keseluruhan pada unit ekonomi secara terpisah.
d) Asumsi Keberlangsungan Usaha
Asumsi ini digunakan untuk menunjukan kelangsungan bisnis yang dijalankan oleh suatu perusahaan di masa mendatang.
e) Asumsi pada Unit Moneter
Asumsi ini digunakan pada transaksi yang dinilai oleh suatu mata uang.
f) Asumsi Periode Akuntansi
Ketentuan ini mengharuskan pembuatan laporan keuangan yang dilakukan secara berkala pada beberapa periode yang telah ditetapkan.
Kesimpulan Asumsi Dasar Akuntansi
Dari beberapa poin asumsi dasar yang telah dipaparkan di atas setidaknya secara umum terdapat 4 asumsi penting yang mendasari pencatatan keuangan pada suatu perusahaan. berikut ini rangkuman dari asumsi dasar dalam melakukan aktivitas akuntansi.
1. Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi ini mendasari pemisahan antara transaksi dengan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan, dimana setiap aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi.
Meski demikian jika suatu perusahaan memiliki anak perusahaan pencatatan keduanya dapat digabungkan. Hal ini tidak akan melanggar dasar entitas ekonomi karena kegiatan tersebut dilakukan untuk melaporkan hasil laba yang diperoleh.
2. Asumsi Kelangsungan Bisnis
Selain pemisahan catatan transaksi, dalam melakukan aktivitas akuntansi perlu dipastikan bahwa hasil dari laporan yang disajikan dapat menunjukan kelangsungan hidup perusahaan. dimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dari masa ke masa.
3. Unit Moneter
Tidak kalah penting adalah asumsi yang mendasari setiap transaksi dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dengan kata lain data tersebut dapat dinyatakan dalam mata uang tertentu.
Cara ini memudahkan kita untuk mengukur setiap peristiwa ekonomi ke dalam nilai mata uang tertentu. Dalam laporan keuangan asumsi dasar unit moneter juga diterapkan sebagai konsep biaya historis.
Konsep ini menyatakan bahwa setiap aset yang dibeli harus dicatat sebagai harga perolehan. Hal ini bertujuan untuk menunjukan terjadinya perubahan modal dengan cara menunjukan nilai pada unit moneter.
4. Asumsi Periodisitas
Dalam aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dilaporkan dalam periode tertentu untuk mengetahui laba yang diperoleh dalam jangka waktu yang ditetapkan. Baik bulanan, kuartal, maupun tahunan.
Asumsi dasar akuntansi sangat berguna dalam melakukan proses pencatatan keuangan agar didapatkan laporan yang tepat dan akurat. pasalnya dalam penyusunannya dilakukan berbagai pertimbangan baik dari segi catatan transaksi maupun periode pembuatan laporan.