Di artikel sebelumnya yang berjudul “Contoh Laporan Laba Rugi Single Step”, kami telah membahas secara rinci terkait apa itu laporan laba rugi beserta rincian contohnya. Nah, di kesempatan ini, kami ingin mengulas lebih mendetail terkait contoh laporan laba rugi multiple step yang dapat kalian pelajari nantinya.
Seperti yang kita tahu, laporan laba rugi terbagi menjadi dua yakni single step dan multiple step. Keduanya memiliki format yang berbeda serta fungsi yang berbeda pula. Nah, bila kalian ingin tahu selengkapnya, yuk simak rinciannya berikut ini.
Apa itu Laporan Laba Rugi Multiple Step?
Laporan laba rugi multiple step atau dalam akuntansi biasa dikenal dengan nama “Multiple Step Income Statement” adalah suatu laporan keuangan laba rugi yang menyajikan data secara lebih rinci terkait transaksi keuangan perusahaan.
Perbedaan mendasar antara multiple step dengan laporan single step adalah dari formatnya yang lebih rumit dan juga isinya yang dibedakan berdasarkan kegiatan operasional dan non operasional.
Umumnya, laporan ini digunakan untuk menentukan keuntungan bersih suatu perusahaan dalam rentang periode akuntansi tertentu. Dalam membuat laporan ini, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
Pertama, laporan dibuat dengan pengelompokan akun beban dan akun pendapatan secara terpisah. Selanjutnya, pendapatan bisnis harus dibedakan dengan pendapatan di luar bisnis, termasuk juga akun beban yang dibedakan dengan beban bisnis dan beban di luar bisnis.
Dari segi penulisannya, akun pendapatan dan akun beban bisnis di tulis pada bagian awal. Lalu, pendapatan dan beban di luar bisnis di tulis di bagian terakhir atau di bagian lanjutan dari sebelumnya.
Jika dilihat secara sekilas, pencatatan laporan keuangan tipe ini jauh lebih jelas dan juga lebih rinci sehingga lebih mudah dipahami. Hal inilah yang menjadikan laporan laba rugi dipakai oleh perusahaan besar yang sering diberikan kepada pihak lainnya seperti untuk keperluan pihak investor.
Fungsi Laporan Laba Rugi Multiple Step
Umumnya, laporan laba rugi multiple step dibuat oleh tipe perusahaan sedang atau besar karena berguna untuk:
- Sarana Penilaian Risiko: laporan laba rugi berperan sebagai sarana untuk mengetahui apakah suatu perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi atau sebaliknya.
- Rujukan bagi Investor: dengan melihat beberapa unsur yang terdapat dalam laporan, maka investor dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut layak diberi modal atau sebaliknya.
- Alat Pinjam Modal: biasanya, pihak bank atau lembaga pinjam uang lainnya membutuhkan laporan laba rugi multiple step karena digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan.
- Evaluasi Kinerja: bagi pihak manajemen ataupun direksi perusahaan, laporan ini berfungsi sebagai sarana untuk mengevaluasi kinerjanya selama rentang waktu tertentu.
- Syarat IPO: bagi perusahaan yang hendak go public, maka mereka wajib menyerahkan laporan laba rugi karena nantinya digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.
- Efisiensi Operasional: dengan adanya laporan ini, maka pihak perusahaan dapat mengukur sekaligus memperbaiki efisiensi operasional kerja sekaligus sarana untuk membentuk strategi baru yang lebih efektif dan efisien.
Unsur Penyusun Laporan Laba Rugi
Ada dua unsur utama yang menjadi penyusun laporan laba rugi yakni beban dan penghasilan. Namun, selain itu juga terdapat beberapa komponen yang menyusun laporan laba rugi lainnya yang perlu kalian ketahui seperti halnya:
1. Harga Pokok Penjualan
Biasa disebut juga sebagai HPP, merupakan salah satu unsur paling penting dalam laporan laba rugi multiple step. Kalian wajib memasukan nominal ini karena menjadi acuan utama dalam menentukan “Pendapatan Penjualan Bersih”.
Perhitungan HPP ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk menjumlahkan nominal biaya langsung dengan penjualan produk yang akan menghasilkan pendapatan atau yang dalam akuntansi sering disebut sebagai “Cost of Sales”. Contoh biaya langsung meliputi tenaga kerja, bahan baku, suku cadang, dan depresiasi.
2. Pendapatan Penjualan
Laporan laba rugi tentunya memiliki pendapatan penjualan karena merupakan unsur pokok yang wajib ada dalam suatu laporan. Unsur ini bahkan muncuk di bagian teratas dari suatu laporan untuk mengetahui biaya kotor yang berkaitan dengan produksi barang atau jasa.
Pada beberapa perusahaan yang memiliki beberapa aliran pendapatan sekaligus, seringkali mereka menambahkan garis pendapatan total. Dengan begitu, nominal akhirnya dapat diketahui secara lebih rinci dan juga lebih jelas.
3. Beban Umum dan Administrasi
Umumnya, biasa ini disebut juga sebagai SG & A yang merupakan biaya tidak langsung namun masih berkaitan dengan penjualan. Jadi, biaya ini tidak berhubungan langsung dengan produksi barang atau jasa, namun masih ada hubungannya dengan penjualan.
Di antaranya yaitu amortisasi yang berkaitan dengan operasional, biaya depresiasi yang menyangkut operasional, biaya perjalanan, asuransi, gaji dan upah karyawan, sewa kantor, hingga biaya perjalanan kerja.
4. Beban Pemasaran, Promosi, & Periklanan
Seperti yang kita tahu, jenis-jenis perusahaan itu ada beberapa macam. Nah, tidak semua perusahaan tersebut berhubungan langsung dengan penjualan barang ataupun jasa. Untuk tipe perusahaan semacam ini, kita memasukannya ke dalam akun beban pemasaran, promosi, dan periklanan.
Pengeluaran dalam bentuk pemasaran, promosi, maupun periklanan tentunya tidak berhubungan langsung dengan penjualan barang maupun jasa. Jadi, kita bisa mengelompokkannya sendiri karena ketiganya hampir serupa.
5. Beban Depresiasi dan Amortisasi
Buat kalian yang belum paham lebih lanjut terkait depresiasi dan amortisasi, keduanya merupakan salah satu beban penyusutan yang tergolong ke dalam biaya non tunai. Keduanya merupakan unsur yang tak kalah penting untuk dimasukkan ke dalam laporan laba rugi multiple step.
Pencatatan biaya depresiasi dan amortisasi dibuat untuk menyebarkan biaya aset modal. Contohnya yaitu menyebarkan modal pembelian alat mesin produksi, pembelian atau penyewaan properti, dan juga pembuatan pabrik. Dalam akuntansi, hal ini sering disebut sebagai PP&E.
Contoh Laporan Laba Rugi Multiple Step
Berikut ini rincian contoh laporan laba rugi multiple step beserta rincian langkah-langkah pencatatannya yang perlu kalian ketahui:
Pertama kalian harus mejumlahkan “Pendapatan Penjualan Bersih” yang terdiri atas penjualan bersih lalu dikurangi retur penjualan, pengurangan harga, dan diskon penjualan.
Setelah itu, buat rincian jumlah “Harga Pokok Penjualan” sesuai dasar-dasar penentuan HPP. Setelah itu, hitung total “Laba Kotor” nya dengan mengurangi Pendapatan Penjualan Bersih dengan Harga Pokok Penjualan. Berikut contohnya:
Setelah nilai laba kotor terhitung secara jelas, selanjutnya kita hitung total “Beban Operasi” yang terdiri atas “Beban Penjualan”, “Beban Administrasi”, serta “Pendapatan dan Keuntungan lain-lain”. Nantinya, kalian bisa mengetahui hasil akhirnya berupa “Laba Operasi”.
Terakhir, kalian bisa menghitung “Laba Bersih” yang dihitung atas beberapa faktor seperti Beban Bunga, Laba ebelum Pajak Penghasilkan, Pajak Penghasilan, Keuntungan atas Penjualan, dan sebagainya.
Nah, itu dia rincian informasi yang dapat kami berikan seputar laporan laba rugi multiple step. Jika sekiranya bermanfaat, silakan untuk mempraktikannya sesuai contoh yang kami berikan di atas.