Setelah sebelumnya membahas terkait contoh rasio likuiditas, kali ini kami akan mengulas secara detail terkait rasio lancar atau dalam akuntansi biasa disebut sebagai “current ratio”. Biasanya, rasio ini digunakan oleh sebuah perusahaan untuk menentukan kewajiban jangka pendek. Nah, jika ingin tahu lebih lanjut terkait contoh current ratio, yuk simak informasi lengkapnya berikut.
Bagi perusahaan kecil maupun besar, rasio lancar memiliki peran yang begitu penting. Apalagi, jika perusahaan tersebut memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya dengan cara menggaet beberapa investor. Tentunya, rasio ini akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi mereka ke depannya.
Pengertian Current Ratio
Current ratio adalah sebuah rasio yang menjadi bagian dari rasio likuiditas yang berfungsi untuk menganalisa akan posisi likuiditas perusahaan terhadap hubungan antara aktiva lancar (aset jangka pendek) dengan liabilitas lancar (hutang/kewajiban jangka pendek). Dalam akuntansi, rasio ini sering disebut sebagai “rasio lancar” atau “rasio modal kerja”.
Dengan adanya rasio ini, maka pihak perusahaan maupun pihak luar (eksternal) dapat menilai apakah aktiva lancar atau aset jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya ataukah tidak.
Dalam prakteknya, rasio ini tidak hanya digunakan untuk menilai likuiditas keuangan suatu perusahaan, melainkan juga terkait posisi modal kerja perusahaan. Likuditas perusahaan akan dinilai sehat jika rasio lancar menunjukkan angka lebih dari satu dan tidak sehat bila kurang dari satu karena digambarkan tidak mampu memenuhi kewajiban menggunakan aset yang ada.
Walau begitu, rasio ini juga digunakan untuk menilai penggunaan modal kerja suatu perusahaan. Jadi, apabila nilai rasio lancarnya di bawah satu, maka belum tentu perusahaan tersebut sedang mengalami kendala terhadap likuiditas keuangannya.
Bagi pihak eksternal yang akan menjalin kerja sama terhadap perusahaan maupun yang ingin menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut, mereka umumnya membutuhkan data rasio lancar. Dengan begitu, mereka bisa tahu apakah perusahaan tersebut dapat melunasi kewajiban lancarnya menggunakan kas yang ada atau justru sebaliknya.
Lalu, bagi pihak internal (tim manajemen) rasio ini berguna untuk menentukan strategi penggunaan arus kas ke depannya guna mengatas kendala keuangan terkait likuiditas yang sedang dihadapi. Bila current ratio menunjukkan nilai yang buruk, maka perusahaan dapat segera mengambil beberapa kebijakan.
Diantaranya yaitu mencoba menghubungi pihak bank untuk negosiasi masalah pembayaran atau terkait keringanan bunga, atau dengan meminta penundaan pembayaran dengan suplier selama beberapa waktu ke depan.
Fungsi Current Ratio (Rasio Lancar)
Fungsi utama current ratio adalah untuk membantu perusahaan dalam mengukur tingkat kemampuan keuangan perusahaan dalam jangka pendek.
Apabila nilai rasio tersebut semakin rendah, maka artinya perusahaan memiliki risiko likuiditas dalam jangka pendek. Lalu, apabila jika rasionya tinggi, maka artinya likuiditas perusahaan sedang stabil.
Singkatnya, current ratio bisa digambarkan dalam tabel berikut ini:
Current Ratio | Keterangan |
< 1 | Perusahaan memiliki hutang jangka pendek yang mana asetnya berpotensi terlikuidasi. |
≥ 1 | perusahaan mampu menutupi seluruh hutang jangka pendeknya (dalam waktu 12 bulan) |
≥ 3 | Perusahaan dinilai tidak mampu mengawasi asetnya dengan benar. |
Dari keterangan yang terdapat dalam tabel di atas, kita bisa bisa menyimpulkan bahwa:
- Apabila nilai rasio lancarnya kurang dari satu, maka perusahaan dinilai memiliki utang dalam 12 bulan ke depan yang tidak dapat terbayarkan. Atau, bisa juga dianggap perusahaan tersebut harus menjual aset jangka panjangnya untuk meningkatkan pendapatan serta untuk membayar utang tersebut.
- Jika rasio sama dengan atau lebih dari satu maka perusahaan tersebut dinilai memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menutupi hutang jangka pendeknya. Namun, apabila nilainya lebih tinggi maka bisa digambarkan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki kemampuan mengelola aset dengan benar.
- Lalu, bila rasionya lebih berada pada angka tiga atau lebih, maka perusahaan dinilai tidak mampu mengawasi asetnya dengan baik. Misalnya menggunakan uang tunai untuk membeli berbagai aset perusahaan jangka panjang atau bisa juga menggunakan uang tunai yang ada untuk penyaluran dividen kepada para investor.
Rumus Current Ratio dalam Akuntansi
Seperti yang kita tahu, bahwa perhitungan rasio lancar didasarkan pada aktiva lancar yang dibagi dengan kewajiban lancar. Dengan begitu, nilai yang dihasilkan akan menggambarkan hubungan terbalik antara utang jangka pendek dengan rasio aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Jadi, nilai rasio ini bisa berubah-ubah tergantung dari aset yang dimiliki serta utang yang belum dibayar. Contohnya, apabila perusahaan membayar semua utang jangka pendeknya, maka rasio akan langsung meningkat. Demikian pula sebaliknya, apabila perusahaan lebih banyak berhutang maka rasionya akan berkurang.
Nah, berikut ini rumus current ratio yang biasa dipakai dalam akuntansi keuangan:
Current Ratio= Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar yang dimaksud di sini merupakan utang jangka pendek dengan waktu kurang dari 12 bulan. Contohnya berupa kredit supplier, utang dagang, gaji karyawan, utang bunga, dan berbagai utang lainnya. Utang jangka panjang yang pembayarannya dicicil bulanan pun tergolong sebagai kewajiban lancar.
Jadi, apabila nilai rasionya menunjukkan angka kurang dari satu, artinya perusahaan sedang mengalami kesulitan dalam pembayaran utang. Hal tersebut akan membuat banyak masalah lain yang terjadi ke depannya. Contohnya pembayaran gaji yang tidak tepat waktu, pembayaran utang bank yang jauh terlambat dari tanggal jatuh tempo, dan banyak lagi.
Perusahaan yang membiarkan hal tersebut terjadi dalam kurun waktu lama, maka akan mengakibatkan masalah semakin besar. Hal tersebut terjadi karena beban utangnya semakin meningkat yang menyebabkan perusahaan dapat terkena penalti atau bahkan dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Jika hal tersebut terjadi, maka tidak ada lagi pihak kreditur yang mau meminjami uangnya. Pihak vendor atau supplier pun tidak akan lagi menyediakan kredit penjualan bagi pihak tersebut. Bahkan, tidak mau lagi bekerja sama dengannya. Hal ini akan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan secara tidak langsung.
Contoh Current Ratio dan Perhitungannya
Berikut contoh soal current ratio dan jawabannya yang bisa kalian pelajari secara mudah:
Sebuah perusahaan manufaktur mainan anak bernama PT ABC TOYS memiliki aktiva lancar dan utang lancar seperti di bawah sesuai yang tercantum dalam laporan posisi keuangan pada 31 Desember 2022. Berapakah perhitungan rasio lancarnya?
Aktiva lancar
Aktiva Lancar | Nilai |
Persediaan | 100 juta |
Kas dan Setara Kas | 25 juta |
Piutang Usaha | 50 juta |
Aktiva Lancar Lainnya | 25 juta |
Utang Lancar
Utang Lancar | Nilai |
Hutang Akun | 50 juta |
Pinjaman | 60 juta |
Beban Akrual | 30 juta |
Hutang Pajak | 20 juta |
Jawaban:
Dari data di atas, maka kita dapat menghitung current ratio berdasarkan rumus yang telah kami sediakan di atas. Untuk rinciannya, berikut kami jabarkan:
Total Aktiva Lancar: 200.000.000
Total Utang Lancar: 160.000.000
Current Ratio = Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar
= 200.000.000 : 160.000.000
= 1,25
Demikianlah informasi yang dapat kami berikan seputar contoh current ratio yang perlu kalian ketahui, semoga bermanfaat!