Resolusi Konflik – Untuk mengatasi masalah ini melalui pendekatan resolusi konflik, disarankan agar pihak-pihak yang telah terlibat dengan suatu konflik atau pihak ketiga mempunyai pengetahuan khusus.
Konflik adalah peluang. Konflik tidak selalu berbahaya, tetapi konflik dapat membawa manfaat. Memiliki kemampuan sebagai menangani peningkatan atau untuk meningkatkan terhadap konflik.
Dalam pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Resolusi Konflik. Untuk ulasan selengkapnya, yuukk… Simak sebagai berikut.
Apa itu Resolusi Konflik ?
Setiap orang harus memiliki konflik, baik kecil, sedang atau bahkan besar. Sesi III dan IV Dr. Sigit Triyono melanjutkan sesi tentang Resolusi Konflik.
Tujuan sesi ini untuk pertemuan koordinasi GBI/GPLing/BPLN BPD adalah untuk mengajarkan keterampilan untuk mencegah, mengelola dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif dan sehat.
Definisi Konflik menurut Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai kompetisi, keadaan, konflik, atau perilaku, perselisihan, serangkaian keputusan yang bersaing atau tidak begitu sesuai.
Sigit dapat memperingatkan bahwa tidak ada satu komunitas pun yang pernah mengalami konflik di antara anggotanya. Akan tetapi, konflik hanya berakhir dengan hilangnya komunitas itu sendiri.
Konflik adalah peluang. Konflik tidak selalu berbahaya, tetapi konflik dapat membawa manfaat. Setidaknya Sigit mengatakan ada sembilan yang meningkatkan solidaritas dan mengidentifikasi masalah.
Hubungan kelompok yang kuat, meningkatkan pengetahuan, beradaptasi dengan kenyataan, dan keterampilan, meningkatkan kreativitas, mendukung pencarian kehidupan spiritual yang damai dan dewasa.
Hal-Hal yang Dibutuhkan dalam Resolusi Konflik
Tidak mudah dalam menyelesaikan adanya suatu konflik yang muncul. Meskipun bukan tidak mungkin untuk diselesaikan melalui pendekatan resolusi konflik.
Untuk mengatasi masalah ini melalui pendekatan resolusi konflik, disarankan agar pihak-pihak yang telah terlibat dengan suatu konflik atau pihak ketiga mempunyai pengetahuan khusus.
Keterampilan ini yakni sangat penting dalam membaca situasi, memutuskan solusinya dan menengahi pihak yang berkonflik. Maka beberapa keterampilan itu harus dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu konflik.
- Dapat mendengarkan dengan cara aktif.
- Memiliki kemampuan sebagai menangani peningkatan atau untuk meningkatkan terhadap konflik.
- Mengetahui bahwa dalam memecahkan masalah bersama adalah bermanfaat.
- Dapat memahami dan membaca perasaan serta kemarahan.
- Dapat memahami dalam perspektif dan sudut pandang terhadap orang lain.
- Mempunyai suatu kemampuan untuk berdiskusi dan menengahi.
Keuntungan dari Penyelesaian Lewat Resolusi Konflik
Jika ada masalah atau konflik, solusinya sering menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Kekerasan sering muncul karena mereka tidak tahu bagaimana menghadapinya.
Dalam resolusi konflik, resolusi konflik dapat menjadi program alternatif yang menginformasikan para pihak. Bahkan resolusi konflik sangat berguna untuk memulihkan hubungan yang sebelumnya berbahaya atau bermasalah.
Selain keuntungan tersebut, adanya suatu resolusi dalam konflik yakni dengan menawarkan manfaat lain ketika dapat dipilih untuk menyelesaikan masalah, diantaranya ialah sebagai berikut:
- Pihak yang berkonflik dan pihak ketiga dapat mengendalikan emosinya dengan lebih baik.
- Menciptakan dalam suatu iklim yang telah menguntungkan.
- Dapat memperkirakan dengan lebih banyak dalam perbedaan.
- Mempunyai suatu keterampilan dalam menyelesaikan konflik di masa depan.
- Toleransi terhadap varietas akan meningkat.
- Dapat membangun kerja sama.
- Berdamai terhadap satu sama lain.
- Adanya suatu rasa hormat, perhatian, pengertian, dan toleransi satu sama lain.
Jenis – Jenis Resolusi Konflik
Situasinya lebih dari satu orang, Anda memiliki potensi konflik. Alasan konflik yang begitu berbeda. Dimulai dengan perbedaan filosofi dan tujuan untuk tidak menyeimbangkan kekuatan. Ada banyak cara untuk melakukan ini untuk menyelesaikan konflik, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Negosiasi
Para pembuat keputusan yang terlibat dalam konflik adalah pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi. Bahkan selama proses penyelesaian, tidak ada pihak ketiga di luar peserta konflik yang akan membantu menyelesaikan masalah.
Dan resolusi konflik muncul dari kedua sisi konflik. Contoh penyelesaian masalah negosiasi adalah ketika pasar, penjual dan pembeli terlibat dalam partai konflik mulai dari pengambilan keputusan hingga proses penyelesaian hingga hasil akhir.
2. Mediasi
Dalam mediasi, pembuat keputusan adalah pihak yang terlibat konflik. Namun, dalam proses penyelesaian ada pihak ketiga, mediator, yang mendukung proses penyelesaian konflik. Peran mediator harus memfasilitasi pihak konflik dan pihak netral.
Saat menentukan hasil akhir, pihak ketiga atau mediator memiliki persamaan yang sama ketika membuat keputusan. Diharapkan bahwa keputusan tersebut akan diterima dan dikonfirmasi dengan semua pihak yang terlibat adanya suatu konflik.
3. Litigasi
Litigasi tidak berbeda terhadap arbitrasi. Yang membedakan arbitrase adalah hasil penyelesaian konflik. Hasil dari konflik dimenangkan atau dihilangkan sehingga tidak pernah terancam punah.
Contoh sengketa hukum ialah adanya suatu penuntutan dalam yudisial. Hakim yakni telah bertindak sebagai pembuat keputusan, penasehat dan menentang pihak oposisi.
4. Arbitrasi
Arbiter terlibat dengan adanya suatu pengambilan keputusan dalam arbitrasi. Wasit juga mengontrol proses pengambilan keputusan. Kriteria untuk wasit haruslah orang yang tidak begitu netral dan independen.
Dalam resolusi tersebut, arbiter menerima pertanyaan, ide, dan latar belakang masalah tersebut. Ketika kedua belah pihak berkompromi pada solusi, mereka masih bisa melakukan apa yang mereka inginkan.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini, yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Resolusi Konflik. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.