Zaman Praaksara di Indonesia – Periode praaksara yakni dengan antara satu bangsa dan yang lain berbeda tergantung pada kemampuan pengikut manusia untuk mengenali huruf.
Dalam adanya sebuah penemuan artefak dan fosil di wilayah Indonesia yakni dapat menjelaskan mengenai bagaimana manusiaa purba pernah ada di Indonesia dan bagaimana manusia purba akan bertahan.
Selanjutnya, hasil ini membawa kita pada asal mula nenek moyang bangsa Indonesia. Alat-alat yang telah ditinggalkan oleh manusia purba yakni menjadi rute yang bisa memahami di mana ia mulai dan di mana itu berakhir.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Sejarah Zaman Praaksara di Indonesia beserta penjelasan nya. Untuk ulasan selengkapnya, yukk… Simak sebagai berikut.
Apa yang dimaksud dengan Masa Praaksara?
Periode Praaksara, sering disebut dengan periode non-Eka, adalah adanya sebuah periode di mana manusia purba tidak dapat mengetahui Kitab Suci. Seluruh dunia yakkni mempunyai periode pra-keaksaraan yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
Istilah ‘masa praaksara’ digantikaan dengan nama ‘masa prasejarah’ yang dirasa tidak memadai karena dala manusia purba yang hidup pada waktu itu sudah memiliki sejarah dan budaya, meskipun mereka tidak akrab dengan tulisannya.
Keadaan Bumi Pada Zaman Prasejarah
Diperkirakan era Kainozoikum atau Neozoikum terjadi kurang lebih 65 juta tahun yang lalu. Saat itu, keadaan bumi sudah mulai stabil dan kehidupan yakni semakin tambah beragam dan berkembang.
Neozoikum yakni dapat dibagi menjadi dua zaman, yaitu periode kuartal (era keempat) dan periode tersier (era ketiga). Selama periode tersier, spesies hewan besar mulai menurun dan mamalia seperti monyet dan kera.
Selama kuartal ini, tanda-tanda kehidupan manusia purba mulai muncul. Kuartal ini dibagi menjadi dua periode, Pleistosen dan Halosen. Plaistocene adalah dalam sebuah awal kehidupan manusia. Pleistosen tidak hanya disebut dengan diluvium, tetapi juga zaman es atau gletser.
Gletser yakni dapat ditandai dalam jumlah air yang berubah menjadi sebuah es, permukaan laut juga turun kurang lebih 100 hingga 150 meter, dan laut dangkal menjadi daratan. Paparan Sunda dibentuk di Indonesia selama zaman es. Pada waktu itu, pulau-pulau Sumatra, Kalimantan dan Malaka adalah satu dan lebih pulau di daratan Indonesia, Australia, dan Papua.
Oleh karena itu, jenis-jenis dalam sebuah tumbuhan dan hewan yang sama yang dapat ditemukan di pulau Sumatra, Malaka, Kalimantan, dan daratan Asia dapat diamati sejauh ini. Selain paparan Sunda, paparan Suhul juga dibentuk.
Jenis Alat Bantu Sehari-hari
Terdapat berbagai jenis alat bantu dalam zaman praaksara ini, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Kapak Genggam
Bentuk sebuah kapak mirip terhadap kapak Perimbas, namun lebih kecil. Fungsinya hampir tidak berbeda dari kapak perimbas. Itu juga dapat memotong kayu dan menggali dalam berbagai jenis tanaman bulat.
2. Kapak Perimbas
Dengan kapak, hewan dikuliti, tulang binatang liar patah dan dipotong kayu. Terbuat dari kapak Perimbas dan cara menggunakannya dengan pegangan. Kapak ini ditemukan dengan Pithecanthropus Erectus dan terdapat di zaman batu tua atau di sebuah Zaman Paleolitik.
3. Kapak Lonjong
Kapak lonjong tersebut yakni memiliki sebuah berbentuk ova atau lonjong. Terbuat dari batu sungai, yang biasanya berwarna gelap. Ukurannya yakni bervariasi dari kecil hingga besar. Kapak ini berasal dari daratan Asia sampai Indonesia bagian timur. Di Asia Tenggara, sumbu oval ini ditemukan di wilayah Minahasa, Papua, dan Sarawak.
4. Kapak Sumatra
Kapak Sumatra, atau dapat disebut sebagai para ilmuwan Barat sebagai kapak Sumatra, ialah kapak genggam yang terbuat dari batu kali. Batu ini bisa pecah atau pecah. Kemudian bagian luar yang halus tidak diproses dan bagian dalamnya selesai. Objek ini ditemukan di wilayah kjokkenmoddinger atau di bagian pantai timur Sumatra. Tepat yakni antara Aceh dan Medan.
5. Kapak Pendek
Kapak pendek adalah adanya sebuah alat era pra-sastra di Indonesia. Bentuknya yakni setengah lingkaran dan sisi-sisinya tajam. Untuk memotong benda dan terutama sebagai memotong suatu daging.
6. Pipisan dan Landasan
Pips dan pangkalan yakni telah digunakan terhadap orang-orang pra-pendidikan untuk menghancurkan benda-benda kecil. Fondasinya halus dan rata. Contoh barang yang dihancurkan adalah biji dan warna merah. Warna merah ini kemudian digunakan sebagai upacara sihir, keagamaan, dan ritual.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Sejarah Zaman Praaksara di Indonesia beserta keadaan bumi dan jenis alat bantu dalam sehari-hari. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semuanya.