Kerajaan Kutai Kartanegara – Kesultanan Islam didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama pada tahun 1300 dan berakhir pada tahun 1960. Kerajaan Kutai Kartanegara didirikan pada awal abad ke-13 di daerah yang disebut Tepian Batu atau Kutai Lama.
Kesultanan Kutai diciptakan dengan pewaris takhta, yaitu Putra Mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat diangkat sebagai Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura pada 22 September 2001, sebagai Sultan Aji Muhammad Salehuddin II.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan mengenai sejarah, awal beridirinya dalam kerajaan Kutai Kartanegara. Yuukk… Simak ulasan selengkapnya sebagai berikut.
Bagaimanakah sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara ?
Kerajaan Kutai Kartanegara telah didirikan yakni pada awal abad ke-13 di daerah yang disebut Tepian Batu atau Kutai Lama (sekarang di sebuah desa di kabupaten Anggana) dengan raja pertamanya, yakni bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti.
Kerajaan ini disebut Tanjung Kute di Kakawin Nagarakretagama pada tahun 1365, merupakan salah satu sebuah wilayah yang ditaklukkan di Pulau Tanjungnagara oleh Patih Gajah Mada di Majapahit. Versi lain dari Kesultanan Kutai Kartanegara.
Pada abad ke-16, di bawah kepemimpinan Raja Aji Pangeran, kerajaan Kutai Kartanegara berhasil menaklukkan Sinum Panji Mendapa, Kerajaan Kutai Martadipura (atau Kerajaan Kutai Martapura atau Kerajaan Mulawarman) di Muara Kaman.
Raja Kutai Kartanegara kemudian menyebut kerajaannya Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebagai penggabungan kedua kerajaan. Pada abad ke-17, agama Islam Kerajaan Kutai Kartanegara, yang saat itu dipimpin oleh Aji Raja Mahkota Mulia Alam, diterima dengan baik oleh Tuan Tunggang Parangan.
Setelah beberapa dekade, gelar Raja digantikan oleh gelar Sultan. Sultan Aji Muhammad Idris pada tahun 1735-1778 adalah sultan pertama Kutai Kartanegara yang menggunakan nama Islam. Dan kemudian gelar kerajaan diubah menjadi Kesultanan Kutai Ing Martadipura.
Prasasti Yupa Kerajaan Kutai Kartanegara
Yupa adalah sebuah pilar batu sebagai peringatan bagi para Brahmana untuk mengikat hewan atau pengorbanan manusia untuk berkorban kepada para dewa. Prasasti Yupa adalah sebagai sumber sejarah untuk pendirian kerajaan di wilayah Kalimantan.
Terdapat beberapa isi dari Prasasti Yupa, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Aspek Kehidupan Politik
Dari salah satu Yupa diketahui bahwa raja pertama di kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga. Yupa lain juga menyebutkan mengenai sejarah dalam pemerintahan Aswawarman di Kerajaan Kutai.
Isi prasasti Yupa tersebut telah menyatakan bahwa Raja Kudungga digantikan oleh otoritasnya yakni Raja Aswawarman, dan kemudian oleh cucunya Raja Mulawarman, yang berhasil membawa Kutai ke puncak ketenaran.
2. Aspek Kebudayaan
Yupa mengatakan bahwa dalam masa pemerintahan Aswawarman di Kerajaan Kutai, yakni mengadakan upacara Aswamedha, sebuah upacara yang dilakukan ketika sebuah kerajaan ingin memperluas wilayahnya dengan melakukan ritual pemeliharaan kuda untuk mengetahui batas-batas.
3. Aspek Kehidupan Sosial
Menurut isi prasasti Yupa berikutnya, merupakan telah begitu banyak orang Indonesia telah menerima pengaruh ajaran Hindu di kerajaan Kutai sejak 400 Masehi. Ini memiliki efek positif, sehingga Kerajaan mulai membangun struktur yang dibangun seperti pemerintah kerajaan di India. Karena kerajaan di wilayah India membawa Hindu ke wilayah Indonesia.
4. Aspek Ekonomi
Di era Kerajaan Kutai hidup terutama ternak, pertanian dan perdagangan. Lokasi Kerajaan Kutai di tepi Mahakan sangat subur untuk pertanian. Bahkan diperkirakan bahwa hubungan perdagangan ada dari Kerajaan Kutai ke beberapa daerah di luar negeri. Pada abad ke-4 M, ada rute perdagangan internasional dari India (melalui Selat Makassar) ke Filipina ke Cina.
Para pedagang diduga singgah di Kerajaan Kutai untuk membeli dan menjual barang sambil beristirahat untuk pelayaran berikutnya. Hal-hal seperti itu membuat kerajaan Kutai penuh sesak dan rakyatnya makmur.
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berakhir ketika pemerintah Maharaja Dharma Setia yakni merupakan seorang Raja pada abad ke-21, meninggal di medan perang melawan Raja Kutai pada abad ke-13, yakni yang bernama Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Karya Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan sebuah dua kerajaan yang begitu berbeda.
Kutai Kartanegara memiliki sebuah ibukota di wilayah Tanjung Kute dan disebutkan dalam literatur Negara kertagama Jawa. Kutai kemudian menjadi kerajaan Islam, yaitu kesultanan Kutai. Setelah menjadi kerajaan Islam, nama pemimpin, yang awalnya raja, berubah menjadi Sultan.
Dalam kerajaan ini, didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama pada tahun 1300 dan berakhir pada tahun 1960. Telah didirikan yakni pada awal abad ke-13 di daerah yang disebut Tepian Batu atau Kutai Lama.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini yang dapat kami ringkas dengan jelas dan mudah untuk dipahami yakni mengenai Kerajaan Kutai Kartanegara. Semoga ulasan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.