GuruAkuntansi.co.id Kali ini kami akan membahas tentang revolusi negara Indonesia tercinta ini, mulai dari latar belakang, proklamasi kemerdekaan, perjanjian, agresi milikter sampai dampak revolusi nasional Indonesia.
Latar Belakang
Munculnya berbagai organisasi dan gerakan berskala besar untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda kala itu.
Yaitu Budi Utomo, Organisasi Sarekat Islam, partai nasional Indonesia dan lainnya yang berkembang pesat saat itu.
Mereka menggunakan strategi yang tepat dengan mengirim perwakilan mereka ke Volksraad (seperti Dewan Rakyat) untuk diplomasi. Agar Belanda memberi rakyat Indonesia kedaulatan dan hak otonom untuk memerintah wilayah mereka sendiri.
Ada juga gerakan yang lebih sulit. Yaitu dengan memaksa Belanda untuk memberikan hak-hak rakyat Indonesia dalam waktu cepat. Para pemimpin gerakan itu adalah Soekarno dan Mohammad Hatta.
Yang kemudian menjadi presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia. Gerakan ini dapat dilakukan dengan bantuan kebijakan Politik Etnis yang masih dilakukan oleh Belanda.
Ada juga tempat tinggal oleh warga Jepang di wilayah Indonesia dalam waktu tiga setengah tahun. Dan menjadi poin penting dalam kelahiran revolusi nasional Indonesia.
Di mana Belanda hanya mampu mempertahankan beberapa daerah kolonial di Hindia Belanda. Namun dalam tiga bulan Jepang telah berhasil mengendalikan Sumatera.
Setelah itu pihak Jepang juga membuat strategi jitu dengan mengambil hati rakyat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan ke Indonesia. Juga memungkinkan orang Indonesia untuk digunakan di ruang publik.
Inilah yang membuat keberadaan berbagai organisasi perjuangan di seluruh Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan
Pada bulan Agustus tahun 1945 Pemerintah Republik Indonesia terdiri dari Jakarta, kemudian kabinet Presiden dibentuk di mana Sukarno sendiri adalah pemimpin tertinggi.
Kemudian Komite Nasional Indonesia pusat dibentuk dan bertujuan untuk membantu Presiden. Juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan badan legislatif.
Dengan pembentukan pemerintah pusat di Jakarta. Beberapa raja di daerah mengaku bergabung dengan pemerintah pusat dan beberapa menolak. Terutama Raja yang bersekutu dengan Belanda.
Pemerintah Indonesia baru saja dibuat dengan waktu yang cepat. Karena bangsa Indonesia khawatir jika Belanda berusaha kembali merebut wilayah Indonesia.
Dalam sebuah konferensi antara komandan dari militer di setiap divisi di Yogyakarta. Seorang berusia 30 tahun yang merupakan mantan guru sekolah.
Yaitu, Soedirman dipilih menjadi komandan Tentara Keamanan Rakyat, dengan gelar Panglima Tertinggi.
Revolusi Indonesia
Ketika berita proklamasi kemerdekaan Indonesia mulai menyebar ke berbagai daerah dan pulau. Pada awalnya, banyak orang Indonesia tidak percaya karena mereka jauh dari ibukota.
Dan setelah berita itu tersebar luas, banyak orang menyatakan diri mereka pro-pemerintah Republik Indonesia. Dalam keadaan ini ada kekosongan pasukan luar yang menduduki wilayah Indonesia.
Karena Jepang dan Belanda dalam situasi yang sangat lemah.
Karenanya situasi politik merupakan peluang untuk membangun pemerintahan yang kuat.
Pada bulan September 1945, pemerintah republik, dibantu oleh berbagai organisasi rakyat, telah mengambil kendali atas infrastruktur utama.
Pada bulan September 1945, pemuda Indonesia menyatakan janji mereka bahwa kemerdekaan Indonesia akan segera terwujud.
Sisi lain pihak Belanda memberikan tuduhan kepada Sukarno dan Hatta yang telah bersekutu dengan Jepang.
Ada juga pemerintah Hindia Belanda yang telah menerima dana sepuluh juta dolar dari Amerika Serikat. Untuk membantu Belanda menjajah Indonesia lagi.
Usaha Menjajah Kembali Indonesia
Kelelahan Perang Dunia II di kawasan Eropa menyebabkan situasi Belanda saat itu menjadi sangat lemah. Dan Jepang tidak terlalu tertarik untuk kembali menduduki wilayah Indonesia.
Daerah yang dulunya dikuasai oleh Jepang sehingga Angkatan Darat Australia yang diikuti oleh pasukan Belanda bergerak cepat untuk mengambil alih.
Dan tidak ada perlawanan berarti dari tentara Australia. Sangat mudah untuk mengambil kembali beberapa daerah di Indonesia Timur.
Ada juga dari Inggris yang mencoba mengendalikan jala-jala administrasi sipil di Wilayah Jawa.
Belanda juga ingin mengambil alih pemerintahan kolonial dengan bantuan NICA untuk terus mengklaim kedaulatan wilayah Indonesia.
Pertama kali Tentara Inggris mendarat di beberapa daerah seperti Palembang, Padang, Medan, Semarang, dan Surabaya.
Perjanjian Linggarjati
Belanda melakukan negosiasi dengan perwakilan Republik Indonesia. Konferensi antara kedua pihak diadakan di bawah pimpinan netral dari komisi khusus dari Inggris bernama Lord Killearn.
Tempatnya di bukit Linggarjati dekat dengan kota Cirebon. Dan mencapai tujuan pada 15 November 1946 yang berisi poin-poin utama, yaitu:
Belanda mengakui de facto republik Indonesia dengan kekuatan termasuk Jawa, Sumatra, dan Madura. Dan Belanda harus meninggalkan daerah de facto terakhir pada 1 Januari 1949.
Republik Indonesia dan Belanda juga sepakat untuk bekerja sama membentuk Republik Indonesia Bersatu. Salah satunya adalah Republik Indonesia.
Republik Amerika Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Indonesia United akan menjadi milik Uni Indonesia-Belanda dengan Belanda, Curasao, dan Suriname. Ini untuk memajukan kepentingan bersama dalam hubungan luar negeri, keuangan, pertahanan, ekonomi dan budaya.
Indonesia United juga akan menyerahkan diri sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Maka setiap perselisihan yang ada dapat diselesaikan melalui Arbitrase.
Kedua delegasi Indonesia kembali ke Jakarta. Soekarno Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian.
Pada 15 November 1946 di rumah Sjahrir, Jakarta, sebuah diskusi diadakan tentang Negosiasi Linggarjati. Di mana Sjahrir bertanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Agresi Militer Belanda I
Pada tengah malam tanggal 20 Juli 1947, sebuah partai Belanda melakukan ofensif militer dengan tujuan utama menghancurkan kekuatan republik Indonesia.
Dimana serangan itu telah melanggar nilai-nilai perjanjian Linggarjati. Pasukan Belanda akhirnya dapat mengusir pasukan Republik Indonesia dari wilayah Sumatera, serta Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dan kemudian pihak Indonesia memindahkan pusatnya ke wilayah Yogyakarta.
Karena itu negara-negara lain melihat perilaku dari Belanda dan memberikan reaksi keras dari berbagai negara.
Seperti Australia, Uni Soviet, India, dan Amerika Serikat secara langsung mendukung pihak Indonesia. Seperti di Australia, kapal-kapal milik Belanda diboikot sejak September 1945.
Dewan PPB juga sangat aktif dalam membentuk Komisi Tiga Negara untuk mendorong negosiasi.
PBB akhirnya mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata.
Ketika aksi militer terjadi pada 9 Desember 1947. Pasukan Belanda membantai sejumlah besar warga sipil di desa Rawagede (sekarang disebut Balongsari). Di Karawang, Jawa Barat.
Pemberontakan Komunis di Indonesia
18 September 1948 dalam sebuah kelompok yang disebut Republik Soviet Indonesia dibentuk di daerah Madiun.
Pendirinya adalah anggota PKI yang ingin melakukan pemberontakan terhadap kepemimpinan Soekarno Hatta.
Pertempuran penuh antara PKI dan TNI akhirnya dimenangkan oleh TNI. Dalam jangka waktu beberapa minggu dan pemimpi Muso terbunuh dalam perang.
Secara internasional, Para Pihak dari Republik Indonesia menegakkan kebijakan anti-komunis.
Dampak Revolusi Nasional
Ada sekitar 100.000 hingga 200.000 jiwa diperkirakan tewas dalam perang militer dan sipil.
Ada juga sekitar 1.200 tentara hilang atau terbunuh pada 1945-1946 di Jawa dan Sumatra. Dan juga dari pasukan Belanda terbunuh dalam jumlah sekitar 5000 tentara.
Gerakan Revolusi Indonesia berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi Indonesia. Seperti kekurangan bahan bakar dan bahan makanan.
Setelah ini terjadi Republik Indonesia menata ulang segala sesuatu di semua bidang yang sebelumnya telah diblokir oleh Belanda.
Demikianlah pembahasan tentang Revolusi Indonesia yang dapat kami sampaikan. Semoga Artikel ini bermanfaat untuk Anda.