Candi Bajang Ratu Trowulan – Candi ini terletak di Desa Temon, Dukuh Kraton, Distrik Trowulan, Kabupaten Mojokerto, berjarak 3,5 km dari Kuil Wringinlawang dan 600 meter dari Kuil Tikus.
Candi ini memiliki bentuk gerbang bata merah, yang pada zaman dahulu berfungsi untuk gerbang utama dalam sebuah Kerajaan Majapahit. Di dalam candi ini, terdapat beberapa peninggalan, sejarah, lokasi dan lain sebagainya.
Dalam pembahasan kali ini kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai Candi Bajang Ratu Trowulan. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak penjelasan sebagai berikut.
Apa itu Candi Bajang Ratu ?
Candi Bajang Ratu adalah salah satu candi dalam sebuah budaya dari Kerajaan Majapahit. Itu terletak di Mojokerto, desa Temon, Kecamatan Trowulan, Jawa Timur. Karena dalam namanya, Bajang Ratu yakni berasal dari sebuah bahasa Jawa, yakni asal dari sebuah kata Bajang dan Ratu. Bajang berarti katai. Ratu Bajang berarti bahwa Raja Jayanegara diangkat menjadi raja kerajaan Majapahit sebagai seorang anak.
Candi ini memiliki bentuk gerbang bata merah, yang pada zaman dahulu berfungsi untuk gerbang utama ke dalam sebuah Kerajaan Majapahit. Akan tetapi, dalam sebuah Candi Bajang Ratu sekarang berfungsi sebagai pintu masuk bagi peziarah yang telah berkunjung. Selain Candi Ratu Bajang, orang juga dapat belajar tentang sejarah candi Hindu, yakni sejarah candi Dieng dan sejarah candi kidal.
Sejarah Candi Bajang Ratu
Sejarah Candi Bajang Ratu juga dikenal sebagai Gerbang Ratu Bajang adalah kuil budaya dalam sebuah kerajaan Majapahit, yang telah dibangun dalam abad ke-14. Disebut Gerbang Raja Bajang, candi ini mempunyai sebuah bentuk seperti gerbang besar.
Gerbang ini berfungsi untuk sebuah pintu belakang kerajaan dan bangunan suci sebagai memperingati kematian seorang Raja Jayanegara. Sejauh ini, sudah menjadi budaya bagi peziarah sebagai melewati kuil atau gerbang ini ketika mereka meratapi orang yang sudah meninggal.
Tahun 1915, Oudheidkonding Verslag (OV) pertama memprakarsai penamaan sang ratu. Di mana, menurut para arkeolog, nama Ratu Bajang terkait dengan Raja Jayanegara, yang merupakan seorang raja dari kerajaan Majapahit. Pararaton mengatakan bahwa Raja Jayanegara yakni dapat dinobatkan sebagai anak atau raja yang ditunjuk.
Sehingga dalam sebuah kata bajang berarti kerdil dan dapat dikombinasikan dengan sebuah kata ratu sehingga untuk Raja Jayanegara itu menyandang gelar ratu bajang atau ratu bajang. Dikatakan bahwa tempat setelah kematian seorang Raja Jayanegara dapat didedikasikan sebagai jiwa Raja Jayanegara.
Lokasi Candi Bajang Ratu
Dalam sebuah lokasi Candi Bajang Ratu relatif besar, yakni kira-kira dalam 2 km dari pusat Sungai Majapahit ke timur, yang saat ini telah berada di Desa Temon dusun Kraton, dan hanya berjarak 0,7 km dari Pura Tikus. Lokasi tersebut telah dipilih untuk mencapai kedekatan dan ketenangan dengan alam yang masih terkendali.
Kedekatan ini terkait erat dengan pusat kota Majapahit. Ada bukti saluran lintas di depan candi, yang terletak sekitar 200 meter langsung di pusat sebuah sistem Kanal Majapahit.
Pengunjung harus berkendara 200 meter dari sebuah Jalan Tol Mojokerto – Jombang sebagai mencapai ke sebuah Gerbang Bajang Ratu. Kemudian, di persimpangan Dusun Ngliguk, belok ke timur Arak hingga 3 km ke Desa Temon, Dusun Kraton, Kabupaten Mojokerto, Kecamatan Trowulan.
Di sekitar Gerbang Bajang Ratu di Trowulan (bekas ibukota Kerajaan Majapahit), ada banyak peninggalan bersejarah lainnya dari Zaman Keemasan, ketika Kerajaan Majapahit merupakan salah satu dalam sebuah kerajaan yang paling dihormati di dunia.
Candi Bajang Ratu adalah salah satu candi dalam sebuah budaya dari Kerajaan Majapahit. Gerbang ini berfungsi untuk sebuah pintu belakang kerajaan dan bangunan suci sebagai memperingati kematian seorang Raja Jayanegara.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara jelas dan lengkap yakni mengenai Candi Bajang Ratu Trowulan. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.