Apa itu CF dalam akuntansi? Istilah ini akan sering Anda dengar saat mempelajari atau menjalani profesi pada bidang akuntansi. CF merupakan singkatan dari Cash Flow, apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, maka artinya adalah pendapatan atau beban yang dihasilkan dari kegiatan operasional bisnis.
Setiap pebisnis dituntut untuk memiliki pemahaman dasar mengenai cara mengelola keuangan usaha, termasuk mengoptimalkan arus kas yang dimiliki perusahaan. Dilansir dari data statistic Fortune, sekitar 30% usaha berskala kecil mengalami kebangkrutan karena kesalahan dalam mengelola uang.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Anda harus tahu bagaimana cara menghitung Cash Flow (Arus Kas) perusahaan. Berbekal pengalaman tentang CF, Anda akan lebih mudah dalam mengawasi kondisi masuk dan keluarnya uang untuk membiayai semua aktivitas bisnis perusahaan.
Apa Itu CF Dalam Akuntansi?
Dilansir dari Corporate Finance Institute, Cash Flow (CF) mengacu pada arus kas yang terjadi pada situasi terjadinya kenaikan maupun penurunan jumlah dana yang dimiliki oleh institusi, bisnis, atau individu.
Dalam akuntansi, istilah CF mengacu pada pengukuran jumlah uang kas (tunai) yang masuk dan keluar dari perusahaan pada periode waktu tertentu. Keberadaan Cash Flow bisa menjadi indikasi bahwa usaha Anda mempunyai cukup uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari perusahaan.
Apabila arus kas bisnis Anda positif, artinya jumlah uang tunai atau pemasukan bisnis lebih tinggi dibandingkan pengeluaran usaha. Dengan begitu, maka Anda tidak akan mengalami kesulitan dalam membayar tagihan serta menutupi sejumlah pengeluaran usaha lainnya.
Sebaliknya, jika arus kas pada perusahaan Anda negatif, artinya jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan pemasukan. Untuk menghindari hal ini, maka perusahaan harus melakukan pencatatan laporan arus kas pada setiap transaksi tunai (kas ekuivalen).
Jenis Jenis Cash Flow dan Contohnya
Setelah mengetahui apa itu CF dalam akuntansi, Anda juga harus memahami jenis-jenis Cash Flow yang bisa dihasilkan dari operasional usaha, pembiayaan, dan investasi. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi Anda dalam menentukan posisi uang kas yang dimiliki oleh perusahaan.
Di bawah ini adalah jenis jenis Cash Flow dalam akuntansi beserta contoh akuratnya:
1. Arus Kas dari Operasional
Cash Flow jenis ini dihasilkan dari operasi standar yang dijalankan oleh perusahaan, seperti penjualan produk, tagihan, mendanai modal kerja, atau membayar biaya. Dengan kata lain, operasional bisnis meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan badan usaha untuk menghasilkan pendapatan.
Arus kas dari kegiatan operasional umumnya ditulis pada bagian awal laporan arus kas. Angka tersebut menunjukkan bagaimana dan kemana uang dibelanjakan. Sehingga Anda bisa mengetahui dengan jelas mengenai segala bentuk aktivitas berkaitan keuangan yang terjadi di perusahaan.
Dengan begitu, Anda dapat mengetahui aspek yang perlu diperbaiki. Contohnya, memaksimalkan produksi barang, meningkatkan layanan produk (perusahan jasa), memangkas pengeluaran tidak perlu, dan lainnya. Sehingga kas dapat dialokasikan pada kegiatan lain yang berpotensi meningkatkan pendapatan bisnis.
Untuk menghitung arus kas operasional bisnis, maka dapat menggunakan rumus ini:
Arus Kas Operasional = Laba Bersih + Pengeluaran Non Tunai + Perubahan Modal Kerja |
Contoh penggunaan rumus adalah sebagai berikut:
Per periode Januari 2023, perusahaan mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan produk senilai Rp30.000.000. Dari pendapatan tersebut, maka Anda mendapatkan bunga piutang Rp3.500.000. Akan tetapi, Anda juga harus membayar pajak sewa Rp2.500.000 dan upah pegawai Rp7.000.000.
Dengan begitu, dapat disimpulkan jika arus kas operasional usaha pada periode Januari 2023 adalah:
(Rp30.000.000 + Rp3.000.000) – (Rp2.500.000 + Rp7.000.000)= Rp23.500.000
2. Arus Kas dari Investasi
Memahami apa itu CF dalam akuntansi, khususnya Cash Flow yang didapatkan dari hasil investasi sebenarnya tidaklah sulit. Sebab arus kas investasi menunjukkan nominal uang yang dihasilkan perusahaan melalui kegiatan investasi yang terjadi dalam periode akuntansi tertentu.
Kegiatan investasi meliputi pembelian aset, seperti properti dan peralatan yang bersifat jangka panjang. Sehingga termasuk dalam aset tetap. Di samping itu, arus kas investasi juga meliputi aktivitas merger, akuisis perusahaan lain, dan investasi pada surat berharga, termasuk obligasi dan saham.
Dalam menghitung arus kas investasi, maka bisa terapkan rumus berikut:
Arus Kas Investasi = Dana Penjualan Aset Hasil Pinjaman – Uang yang Digunakan Membeli Aset |
Contoh penggunaan rumus:
PT. AAA mendapatkan kas dari penjualan saham senilai Rp100.000.000 dan penjualan obligasi sejumlah Rp140.000.000. Akan tetapi, pada saat bersamaan PT. AAA juga membeli properti untuk tujuan investasi sebesar Rp150.000.0000. Lantas, berapa arus kas bisnis dari investasi?
(Rp100.000.000 + Rp140.000.000) – Rp150.000.000 = Rp90.000.000
3. Arus Kas dari Pembiayaan
Dalam proses memahami apa itu CF dalam akuntansi, Anda juga harus tahu rumus dan cara menghitung arus kas dari pembiayaan. Istilah ini merujuk pada jumlah bersih pendanaan yang didapatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu.
Secara umum, Cash Flow dari aktivitas pembiayaan bersumber pada proses pergerakan kas perusahaan melalui pemilik saham, investor, serta kreditur. Bagian ini meliputi ekuitas, utang jangka panjang, dan dividen.
Menghitung CF dari pembiayaan dapat dilakukan dengan rumus berikut:
Arus Kas Pembiayaan = Kas dari Ekuitas – Pembayaran Dividen + Pembelian Kembali Ekuitas |
Contoh penerapan rumus arus kas dari pembiayaan:
PT. XXX memperoleh dana pembiayaan dari investor sebesar Rp90.000.000 dengan nilai penjualan saham senilai Rp110.000.000. Namun, di periode yang sama perusahaan memiliki kewajiban membayar hutang ke bank sejumlah Rp80.000.000. Jadi, dapat disimpulkan jika arus kas pembiayaan bisnis adalah:
(Rp90.000.000 + Rp110.000.000) – Rp80.000.000 = Rp120.000.000.
Cara Menghitung Cash Flow Perusahaan
Pada kenyataannya, mengetahui apa itu CF dalam akuntansi dan jenis-jenisnya saja tidak cukup. Sebab pebisnis juga dituntut memiliki keterampilan dasar dalam menghitung Cash Flow perusahaan.
Secara umum, penghitungan Cash Flow dilakukan dengan cara mengambil angka-angka yang berhubungan setiap kegiatan dengan menambahkan atau mengurangi pendapatan bersih perusahaan.
Apabila hasil menghitung CF menunjukkan tanda negatif (-), maka ketika memasukkan dalam rumus harus dikurangkan. Sebaliknya, apabila angka menunjukkan hasil positif (+), angka yang ada harus dijumlahkan.
Anda dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung Cash Flow perusahaan:
Laba Bersih (+ / -) Aktivasi Operasi (+ / -) Kegiatan Investasi (+ / -) Aktivitas Pembiayaan + Saldo Kas Awal = Saldo Kas Akhir |
Supaya lebih mudah, maka bisa lihat pada contoh soal yang terdapat pada sub judul sebelumnya, tepatnya jenis jenis Cash Flow. Setelah itu, mari cari nilai saldo kas bisnis pada akhir periode Januari 2023.
Jika Anda bingung, maka di bawah ini adalah nominal kas dari contoh soal sebelumnya:
- Arus kas operasional : Rp30.000.000
- Arus kas investasi : Rp90.000.000
- Arus kas pembiayaan : Rp120.000.000
- Saldo kas awal : Rp10.000.000
Berikut adalah rumus dan contoh penghitungannya:
Laba Bersih + Kegiatan Operasi + Aktivitas Investasi + Kegiatan Pendanaan + Saldo Kas Awal |
Rp30.000.000 + Rp23.500.000 + Rp90.000.000 + Rp120.000.000 + Rp10.000.000 (Apabila ada saldo kas awal yang tersisa) = Rp253.500.000.
Jadi, bisa disimpulkan jika nominal saldo kas akhir (net cash flow) perusahaan di periode Januari 2023 adalah senilai Rp253.500.000.
Memahami apa itu CF dalam akuntansi beserta jenis-jenis, rumus, dan contohnya akan sangat membantu Anda dalam mengawasi aktivitas keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Dengan begitu, uang kas yang ada dapat dikelola secara lebih baik dengan tujuan mengembangkan bisnis agar lebih maju.