Accrued expense adalah salah satu hal penting dalam akuntansi untuk mengetahui kewajiban yang diharapkan oleh perusahaan di masa mendatang. Walaupun dijadwalkan untuk dilakukan pembayaran di masa mendatang, namun hal tersebut merupakan elemen penting dalam akuntansi yang digunakan dalam neraca bisnis.
Bagi perusahaan, accrued expense juga berguna untuk membantu memahami posisi keuangannya secara lebih mendalam. Untuk mengetahui apa itu accrued expense serta peranannya dalam suatu bisnis, yuk simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Accrued Expense Adalah? Berikut Pengertiannya!
Accrued expense adalah beban atau kewajiban perusahaan yang harus dibayar di masa mendatang namun harus dilaporkan catatan keuangannya sebelum perusahaan tersebut melakukan pembayaran baik cicilan atau pelunasan. Dalam bahasa Indonesia, accrued expense disebut juga sebagai beban akrual yang masuk ke dalam akuntansi akrual.
Dalam pencatatan akuntansi, umumnya accrued expense akan dicatat sebagai kewajiban lancar yang terdapat dalam neraca bisnis. Pencatatannya sendiri dilakukan selama periode akuntansi suatu perusahaan/organisasi.
Nah, nantinya kewajiban yang masih tersisa akan menjadi beban yang harus dibayar oleh perusahaan di masa mendatang. Nilai yang ada juga bisa menjadi bahan perkiraan nilai sebenarnya dari total beban yang masih tersisa tersebut.
Bila terjadi perubahan nilai, maka perkiraan tersebut akan diperbarui kembali dalam catatan keuangan untuk mengetahui nilai sebenarnya dari periode akuntansi yang sedang berjalan. Hal ini bisa dilihat dari faktur atau kwitansi yang diterima oleh perusahaan.
Jenis-Jenis Accrued Expense dalam Akuntansi
Semua beban yang masuk ke dalam kewajiban lancar akan dimasukkan ke dalam accrued expense, contohnya yaitu:
A. Utang Bunga
Utang bunga merupakan sebuah beban yang terdapat pada bunga pinjaman yang masih belum dilunasi. Selama tagihan masih berjalan, maka bunga pinjaman akan tetap ada dan harus dicatat dalam entri laporan keuangan.
Pencatatan nilai utang bunga dalam pembukuan keuangan sangat penting untuk dilakukan, namun juga harus disesuaikan kembali kembali saat terjadi perubahan-perubahan kecil maupun besar yang terjadi di masa depan.
B. Upah/Gaji Karyawan
Seperti yang kita tahu, gaji UMP/UMK di masing-masing wilayah di Indonesia tahun ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal inilah yang menjadikan mereka harus membayar kewajiban lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
Nah, upah/gaji karyawan termasuk ke dalam accrued expense atau biaya yang masih harus dibayar. Penetapan gaji bisa dilakukan sesuai kebijakan perusahaan baik dalam rentang mingguan, setengah bulan, bulanan, maupun dua bulan sekali.
C. Purchase Order
Sejatinya, perusahaan bisa memasukan nilai pembelian ke dalam laporan pengeluaran kas maupun dalam laporan pembelian apabila dilakukan secara kredit. Akan tetapi, dalam beberapa kasus terjadi di mana barang datang terlebih dahulu namun perusahaan belum membayarnya.
Hal ini juga terjadi apabila perusahaan sudah menerima kuitansi atau invoice dari pihak vendor, namun perusahaan masih belum membayarnya. Hal itu nantinya akan dimasukkan ke dalam account payable.
D. Pajak & Lainnya
Pajak yang dalam hal ini merupakan pajak masih belum dibayar juga dimasukkan ke dalam accrued expense. Dalam pencatatan akuntansi, pajak ini akan masuk ke dalam kewajiban lancar yang harus dicatat selama masa periode akuntansi berjalan maupun setelah pembayaran dilakukan tiap tahunnya.
Selain itu, beban lain yang harus dibayar oleh perusahaan yang masuk ke dalam accrued expense meliputi sewa utilitas, sewa kantor, dan lainnya. Pencatatan laporan keuangan diperlukan guna mengetahui kewajiban apa saja yang harus dibayar di masa depan.
Perbedaan Accrued Expense & Account Payable
Jika kita lihat secara sepintas, tentunya accrued expense dan account payable memiliki kemiripan dari beberapa sisi. Mulai dari statusnya yang sama-sama dalam bentuk hutang serta sama-sama ditulis dalam kewajiban lancar neraca bisnis. Akan tetapi, sejatinya keduanya berbeda.
- Account Payable: merupakan utang dagang perusahaan terhadap pihak ketiga yang wajib dibayarkan dalam jangka waktu tertentu dengan waktu yang tidak lebih dari 6 bulan. Ini terjadi karena pembelian berbagai barang dan jasa dari vendor.
- Accrued Expense: merupakan angka estimasi biaya atas nilai yang akan dibayar di masa mendatang. Jadi hanya sebatas perkiraan yang mungkin harus dibayarkan, tidak meliputi biaya pasti atas transaksi yang terjadi.
Beban akrual ini terjadi akibat penerapan accrual basis di mana pencatatan pemasukan maupun pengeluaran perusahaan yang didasarkan akan terjadinya transaksi, bukan saat terjadinya uang masuk maupun uang keluar.
Jadi, bisa dikatakan accrued expense ini berkebalikan dengan cash basis atau basis kas yang dasar pencatatannya yaitu adanya uang yang berpindah tangan. Keunggulannya yaitu pada laporan laba ruginya mencerminkan langsung keuntungan atau kerugian yang didapatkan oleh perusahaan.
Metode beban akrual juga akan memberikan gambaran langsung dan menyeluruh akan kondisi finansial perusahaan. Terutama dalam mengetahui kewajiban perusahaan yang mesti dibayarkan di masa depan.
Contoh Accrued Expense serta Perhitungannya
Nah, untuk memudahkan kalian dalam mempelajari terkait accrued expense, maka berikut ini kami contohkan rincian perhitungannya dalam pembukuan catatan keuangan perusahaan:
Contoh Soal Accrued Expense dan Jawabannya
Perusahaan bernama PT ABC baru saja melakukan renovasi pabriknya dan sehingga membutuhkan sistem kelistrikan baru dengan daya yang lebih. Oleh itu, pada 10 Mei 2023, perusahaan ini menyewa jasa service listrik untuk pemasangan tersebut.
Namun, pihak jasa service tidak memiliki kabel dan alat kelistrikan lainnya karena spesifikasi yang dibutuhkan berbeda. Ia meminta perusahaan untuk membelinya dan perusahaan pun langsung memesannya hari itu juga.
Pada 15 Mei, perusahaan menerima pesanan berbagai produk kelistrikan dari sebuah vendor perusahaan listrik, sehingga jasa service didatangkan kembali untuk melakukan pemasangan listrik secara menyeluruh. Total pembelian tersebut bernilai Rp 20 juta.
Begitu selesai menyelesaikan seluruh proses instalasi listrik, jasa service pun menyerahkan faktur tagihan jasa service sebesar Rp 2 juta yang mana akan dilunasi oleh perusahaan sebulan kemudian yaitu pada tanggal 25 Juni 2023.
Vendor produk listrik yang dipesan berbagai peralatannya baru mengirimkan faktur pembeliannya pada 10 Juni 2023. Dari keterangan di atas, bagaimanakah perhitungan accrued expense yang baik dan benar?
Jawab:
Untuk menghitung accrued expense dari suatu transaksi, maka kita perlu membuat rincian terlebih dahulu atas masing-masing aktivitas transaksi yang terjadi. Berikut contohnya:
- Biaya penggunaan jasa service listrik yaitu Rp 2 juta yang nantinya akan masuk ke dalam akun “Utang Usaha”. Hal ini disebabkan akibat tagihan tersebut sudah diterima oleh perusahaan sehingga dianggap sebagai hutang atau kewajiban yang belum dibayar.
- Biaya pembelian peralatan listrik dari vendor sebesar Rp 20 juta akan masuk ke dalam akun “Beban Akrual” atau dalam akuntansi biasa ditulis sebagai “Beban yang Masih Harus Dibayar”. Hal ini dikarenakan fakturnya belum diterima oleh perusahaan.
Nantinya, kedua jenis transaksi di atas akan dicatat dalam akun beban pada laporan laba rugi PT ABC pada tanggal 30 Juni 2023.
Demikian pembahasan singkat terkait accrued expense, apakah kalian sudah punya gambaran detail terkait hal ini?