Akuntansi forensik merupakan salah satu bidang dalam ilmu akuntansi. Jenis akuntansi yang satu ini memang jarang dikenal, tetapi memiliki peranan yang penting. Kenapa? Hal ini karena akuntansi di bidang forensik lebih mengarah ke proses audit.
Proses pelaksanaannya dilakukan oleh seorang akuntan profesional di bidang forensik. Pelaksanaan akuntansi di bidang forensik oleh akuntan juga mencakup beberapa ruang lingkup. Ruang lingkup yang dimaksud juga sangat beragam, seperti penipuan pajak, klaim asuransi, dan lain sebagainya.
Memangnya, seperti apa tahapan proses akuntansi di bidang forensik? Seperti apa contoh kasusnya? Jika penasaran dan ingin mengetahuinya, maka Anda bisa mencari tahu informasi lebih lengkap tentang akuntansi di bidang forensik melalui artikel ini!
Pengertian Akuntansi Forensik
Ilmu akuntansi ternyata tidak hanya terpaku pada satu bidang saja, tetapi memiliki beragam jenis dan dapat diterapkan dalam bidang yang bervariasi. Akuntansi di bidang forensik menjadi salah satu contoh dari jenis akuntansi.
Para ahli di bidang akuntansi banyak yang menyatakan pendapat tentang jenis akuntansi yang satu ini. Menurut D Larry Crumbley, akuntansi di bidang forensik merupakan jenis akuntansi yang cocok dengan hukum dan bisa digunakan di dalam kasus pengadilan.
Merriam Webster’s Collegiate Dictionary mengungkapkan bahwa akuntansi di bidang forensik merupakan jenis ilmu akuntansi yang digunakan untuk berbagai kepentingan masalah hukum.
Secara umum, akuntansi forensik merupakan penerapan ilmu akuntansi dalam mencatat, menganalisis, mengklasifikasikan, melaporkan, hingga mengkonfirmasi data keuangan untuk membantu proses penyelesaian sengketa hukum.
Di dalam penerapannya, akuntansi di bidang ini dapat digunakan untuk membantu proses penyelidikan masalah hukum yang berkaitan dengan sengketa keuangan, misalnya korupsi. Proses penyelidikannya dilakukan oleh KPK, BPK, dan BPKP yang bisa disebut sebagai akuntan forensik.
Di dalam pelaksanaannya, akuntan forensik memiliki tugas jasa penyelidikan. Tugas ini dijalankan dengan mengarah ke pemeriksaan atau audit penipuan. Tugas lainnya adalah jasa litigasi dengan mengidentifikasi kesaksian dari pemeriksa penipuan.
Ruang Lingkup Akuntansi Forensik
Berdasarkan jenis proses hukum, akuntansi di bidang forensik memiliki beberapa ruang lingkup. Apa saja ruang lingkup tersebut? Jika belum mengetahuinya, maka berikut ini jenis-jenis ruang lingkup dari akuntansi di bidang forensik, yaitu:
1. Penipuan Sekuritas
Penipuan pajak dapat dilakukan dengan membuat klaim informasi palsu untuk menipu investor. Akuntansi memiliki peranan untuk membantu mengungkap pelaku penipuan sekuritas tersebut dan membantu investor terhindar dari penipuan.
2. Penipuan atau Penghindaran Pajak
Banyak pihak yang tidak bertanggungjawab memberikan informasi palsu tentang kondisi keuangan mereka. Tujuannya agar terhindar dari pembayaran pajak. Kondisi tersebut merupakan salah satu tindakan penghindaran atau penipuan pajak yang melanggar hukum.
Akuntansi berperan untuk menggunakan data yang dimiliki hingga membuktikan sejauh mana perusahaan atau pihak tertuduh telah melakukan penipuan atau penghindaran pajak.
3. Perselisihan Keluarga dan Perkawinan
Kasus perselisihan keluarga atau perkawinan yang berhubungan dengan penyembunyian uang dan menggunakan hubungan untuk mencuri uang dapat diatasi dengan menerapkan ilmu akuntansi.
4. Pencucian Uang
Akuntansi forensik memiliki peranan untuk menyelesaikan kasus kejahatan pencucian uang. Selain itu, ilmu akuntansi ini juga digunakan untuk menemukan sumber asli dana dari kasus pencucian uang tersebut.
5. Kebangkrutan atau Kerugian Ekonomi
Ruang lingkup akuntansi di bidang forensik lainnya adalah adanya bisnis yang mengalami kebangkrutan atau kerugian ekonomi. Akuntan forensik memiliki peranan untuk membantu proses pemulihan akibat kebangkrutan tersebut.
Selain itu, akuntan forensik juga dapat membantu penyelidikan kasus penipuan yang menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan.
6. Klaim Asuransi
Jika terdapat individu atau pihak lain yang melakukan klaim asuransi dengan cara ilegal, maka asuransi di bidang forensik akan membantu mengatasi permasalahan tersebut.
7. Aset yang Disalahgunakan atau Tersembunyi
Penggelapan, penipuan, dan pencurian dapat dilakukan dengan menyembunyikan atau menyalahgunakan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kasus seperti itu dapat diselidiki dan diselesaikan dengan menggunakan bantuan ilmu akuntansi di bidang forensik.
Tahapan dalam Proses Akuntansi di Bidang Forensik
Seperti apa proses aplikasi ilmu akuntansi di bidang forensik untuk membantu penyelesaian masalah. Jika belum mengetahuinya, maka berikut ini tahapan-tahapan dalam proses akuntansi forensik, yaitu:
1. Identifikasi Pokok Permasalahan
Akuntan forensik akan melakukan proses identifikasi atau pemahaman awal tentang permasalahan yang dihadapi. Hasil dari proses identifikasi tersebut adalah spesifikasi ruang lingkup agar proses audit yang akan dilakukan lebih terarah.
2. Melakukan Pembicaraan dengan Klien
Setelah proses identifikasi masalah selesai, akuntan akan melakukan pembicaraan lebih mendalam dengan klien. Pembicaraan tersebut dilakukan untuk mengetahui limitasi, jangka waktu, lingkup, kriteria, metodologi audit, dan berbagai informasi lainnya.
Hasil dari tahapan ini sangat penting untuk menemukan kesepahaman antara akuntan dengan klien agar proses penyelesaian kasus dapat berjalan lebih cepat.
3. Proses Pemeriksaan Awal
Akuntan akan mengumpulkan data awal yang digunakan untuk analisis. Data yang dimaksud harus memenuhi prinsip 4W 1H, sehingga bisa mendapatkan hasil untuk melanjutkan proses investasi atau tidak.
4. Pengembangan Rencana untuk Pemeriksaan
Tahapan selanjutnya adalah proses pengembangan rencana untuk pemeriksaan. Akuntan akan menyusun dokumentasi kasus, tujuan audit, prosedur pelaksanaan, dan berbagai data lainnya. Hasil tahap ini adalah temuan yang akan didiskusikan dengan klien maupun tim audit lainnya.
5. Proses Pemeriksaan Lanjutan
Proses pemeriksaan lanjutan akan dilaksanakan untuk mengumpulkan bukti-bukti dengan berbagai cara atau teknik. Tujuannya untuk mencari kebenaran dari kasus, kecurangan yang terjadi, dan pelaku dari kasus tersebut.
6. Penyusunan Laporan
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah menyusun laporan hasil penyelidikan oleh akuntan forensik atau tim auditor. Laporan tersebut disebut dengan istilah laporan audit forensik yang berisi berbagai poin penting selama penyelidikan kasus.
Poin penting tersebut berupa kondisi di lapangan/ TKP, kriteria berupa standar dalam melaksanakan penyelidikan, dan kesimpulan. Kesimpulan yang dimaksud berupa penjelasan secara keseluruhan dari inti proses audit yang dilakukan oleh akuntan forensik.
Contoh Kasus dalam Akuntansi di Bidang Forensik
Banyak kasus yang melibatkan akuntansi di bidang forensik. Apa saja contoh kasus tersebut? Berikut ini beberapa contoh kasus terkenal yang pernah terjadi dan melibatkan akuntansi di bidang forensik, yaitu:
- Enron
Kasus ini membuat pemegang saham kehilangan dana hingga $72 miliar dolar di tahun 2001. Selain itu, ribuan karyawan juga kehilangan pekerjaan bahkan rekening pensiun.
- Charles Ponzi
Kasusnya berupa penipuan investasi pada tahun 1920. Kasusnya berupa pembayaran pengembalian kepada investor dari uang investor lain atau uang mereka sendiri tanpa membayar keuntungan sebenarnya.
- Bernie Madoff
Secara finansial, penipuan Madoff merupakan sebuah skema Ponzi terbesar dan terlama. Kasus ini melibatkan Madoff yang berhasil menipu investor pribadinya hingga $64,8 miliar dolar.
- Tyco International
Kasus Tyco International terjadi pada tahun 2002 karena keserakahan ekstrim yang dilakukan oleh CEO dan CFO. Keduanya melakukan kejahatan dengan menggelapkan atau mencuri uang perusahaan sebesar $150 juta dolar.
- Worldcom
Terjadi pada tahun 2002 dengan kasus penggelembungan aset perusahaan ($11 miliar dolar), penipuan ($3,8 miliar dolar), dan hilangnya uang investor ($180 miliar dolar).
Akuntansi forensik merupakan salah satu jenis akuntansi yang dapat digunakan untuk membantu penyelesaian masalah hukum. Ruang lingkup jenis akuntansi yang satu ini cukup beragam. Proses pelaksanaannya pun dilakukan menggunakan setidaknya enam tahapan hingga pembuatan laporan.