Setiap akan memulai usaha atau bisnis, hal yang pertama kali yang harus diperhitungkan adalah modal kerja. Modal kerja inilah yang dinamakan Working Capital. Pada artikel ini kami akan memberi gambaran rumus working capital sebagai modal penting kamu sebelum memulai kerja dalam berbisnis.
Begitu pentingnya peran modal kerja sebagai akar untuk memulai sebuah usaha atau bisnis, sehingga bisnis yang akan dijalani menjadi lebih lancar tanpa banyak kendala. Berikut kami jabarkan untuk kamu tentang pengertian, tujuan, jenis hingga rumus working capital.
Ketahui Lebih Lengkap Tentang Working Capital
Sebelum memulai inti bahasan tentang rumus working capital, ada baiknya kita memahami secara menyeluruh tentang working capital itu sendiri. Sehingga diharapkan dengan pemahaman yang cukup membuat konsep perumusan nya lebih presisi, karena semua ini akan berhubungan erat dengan asset-aset yang dimiliki.
Pengertian Working Capital
Kata lain dari capital working adalah modal kerja bersih, sehingga membedakan antara jumlah asset-aset usaha/perusahaan, seperti dana di bank, uang tunai, pemasukan dari pembayaran piutang konsumen, dan aset-aset yang lainnya yang belum bisa diuangkan.
Adapun istilah liabilitas dalam capital working dimana total hutang suatu usaha/perusahaan yang harus dibayarkan pada waktu tertentu. Jumlah aset dikurangi liabilitas menjadi modal kerja bersih. Singkatnya, working capital merupakan ketersediaan dana untuk membiayai operasional suatu usaha/bisnis.
Konsep Working Capital
Di dalam tulisannya, Munawir (2010) merumuskan tiga konsep working capital yang selalu digunakan di suatu perusahaan. Berikut penjelasannya :
- Kuantitatif
Konsep capital working yang pertama adalah konsep kuantitatif. Dimana berfokus pada bagaimana cara untuk mencukupi seluruh kebutuhan usaha/perusahaan dalam biaya operasionalnya. Bersifat rutin dan menunjukkan seluruh dana (fund) dalam jangka pendek.
- Kualitatif
Berikutnya adalah konsep kualitatif. Dimana berfokus pada kualitas working capital itu sendiri. Konsep ini menjelaskan bahwa working capital adalah kelebihan aktiva lancar dalam hutang jangka pendek. Dengan kata lain jumlah aktiva lancar dari pinjaman jangka panjang atau pemilik usaha/perusahaan.
- Fungsional
Konsep ketiga dari working capital adalah fungsional. Dimana konsep ini berfokus pada bagaimana modal atau dana untuk dapat menghasilkan profit suatu usaha/perusahaan.
Tujuan Working Capital
Dalam prakteknya pengelolaan working capital ini ditangani langsung oleh manajer sebuah perusahaan. Karena managerlah yang memiliki tugas mencari laba/profit bagi perusahaan. Disertai pula dengan tenaga teknisi perusahaan dalam membantu pengelolaan working capital secara tepat. Berikut rincian tujuan-tujuannya :
- Sudah memenuhi suatu likuiditas perusahaan.
- Mengalokasikan dana perusahaan yang bersifat darurat yang selanjutnya digunakan untuk mendanai beban jangka pendek maupun jangka panjang yang harus dilunasi sebelum waktu yang ditentukan.
- Perusahaan memiliki stok persediaan barang yang cukup untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
- working capital juga bisa dialokasikan untuk diinvestasikan kembali untuk mendapatkan profit lebih. Seperti menyediakan sistem kredit bagi para konsumen dengan syarat ketentuan yang sesuai dengan kemampuan konsumen dengan cara mencicil.
- working capital juga dapat diinvestasikan ke pasar modal dalam bentuk saham perusahaan. Selanjutnya dana modal tambahan dari investor disesuaikan dengan pemberian imbalan hasil kesepakatan di awal.
- working capital untuk pengoptimalan dalam pemakaian aktiva lancar yang berhubungan dengan penambahan penjualan dan profit perusahaan.
- Untuk menjaga nilai mata uang, dengan kata lain perusahaan bisa menempatkan dana untuk meminimalisir inflasi secara besar-besaran dengan menempatkan modal kerja ke tempat investasi yang terjamin dan bisa di percaya.
Jenis Working Capital
Sebelum melangkah ke rumus working capital kenali dulu jenis-jenisnya. Karena disini working capital menjadi hal yang sangat vital dalam menjalankan dan mengembangkan dengan baik suatu perusahaan. Baik bisnis yang memiliki skala besar maupun bisnis dengan skala kecil. Working capital terdiri dari tiga jenis :
- Variable Working Capital
Biasanya, jumlah selalu berubah tergantung aktivitas pada produksi perusahaan. Variabel working capital terdiri dari tiga jenis :
- Seasonal Working Capital
Jenis pertama adalah seasonal working capital. Dimana hal yang sangat mempengaruhinya adalah perubahan musim.
- Cyclical Working Capital
Jenis kedua adalah Cyclical Working Capital. Dimana perubahan working capital dipengaruhi oleh perubahan konjungtur perusahaan.
- Emergency Working Capital
Jenis ketiga adalah Emergency Working Capital. Hal ini bersifat darurat dan tidak diketahui penyebabnya sehingga diperlukan dana cadangan.
- Permanent Working Capital
Dalam bisnis usaha/perusahaan working capital merupakan modal yang harus selalu sedia karena dari sinilah semua kebutuhan operasional bisnis terpenuhi. Permanent working capital terdiri dari dua jenis :
- Primary Working Capital
Jenis keempat dari working capital adalah primary working capital. Dimana hal ini wajib ada sebagai jaminan usaha sehingga berjalan dengan baik dan benar.
- Normal Working Capital
Jenis kelima dari working capital adalah normal working capital. Dimana hal ini merupakan jumlah working capital yang dibutuhkan dalam urusan memperluas produksi barang pada bisnis perusahaan.
Perhitungan Rumus Working Capital
Sampailah pada inti pembahasan, yaitu rumus working capital. Langkah awal menghitung working capital adalah dengan mengumpulkan data dari aset-aset perusahaan. Sebagai contoh, dana di bank, dana tunai, inventaris perusahaan, utang piutang yang tertunda.
Langkah kedua dalam menghitung working capital adalah mengumpulkan data liabilitas perusahaan, seperti gaji pegawai, tagihan utang, dan tagihan pajak, dll. Paling tidak memiliki tempo waktu satu tahun. Berikut penjelasan rumus working capital :
Working Capital = Dana Aset – Dana Liabilitas
Contoh Kasus :
Perusahaan kamu memiliki aset sebesar 1 miliar rupiah dengan total hutang perusahaan mencapai 300 juta rupiah. Maka working capitalnya adalah 700 juta rupiah. Jumlah angka ini termasuk positif karena nominalnya lebih besar dibandingkan nilai hutangnya. Berarti dalam hal ini working capital perusahaan sudah sangat mampu dalam menghadapi permasalahan dalam segi utang.
Bisa diambil kesimpulan, jika selisih antara working capital dengan nilai liabilitas sangat kecil bahkan lebih rendah, bisa dipastikan perusahaan tidak akan dapat beroperasi dalam waktu yang lama dan akan mengalami kolaps.
Bagaimanapun juga, dibutuhkan analisa yang lebih jauh terhadap working capital ini untuk mengetahui seberapa sehat finansial perusahaan.
Working Capital Ratio
Working Capital Ratio dipakai untuk memperlihatkan kepada kamu situasi finansial dari perusahaan. Data yang diperlukan sama, yaitu aset dan liabilitas. Berikut penjelasan rumusnya :
Working Capital Ratio = Dana Aset / Dana Liabilitas
Contoh Kasus :
Perusahaan kamu memiliki aset 1 miliar rupiah dan memiliki hutang jangka pendek sebesar 250 juta rupiah yang harus dilunasi dalam kurun waktu 12 bulan. Berikut hitungannya :
Rp 1.000.000.000/Rp 250.000.000 = 4
Dengan working capital ratio 4 atau di atas 2, menunjukkan bahwa kondisi finansial perusahaan kamu sangatlah baik dan sehat.
Penutup
Hal yang terpenting dari pembahasan serta rumus working capital di atas adalah bagaimana keseriusan kamu dalam mengaplikasikan teori diatas ke dalam rancangan bisnis/perusahaan kamu. Karena apa gunanya sebuah pemahaman teori tanpa adanya aksi. Selamat mencoba dan salam sukses dalam berbisnis!.