Sudah menjadi tanggung jawab dari seorang akuntan untuk mengumpulkan data keuangan yang akurat. Proses pengumpulan dan analisis laporan keuangan perusahaan akan membutuhkan tahapan siklus akuntansi yang tepat. Maka dari itu, setiap perusahaan akan membutuhkan akuntan yang profesional.
Meski memiliki peran yang sangat penting untuk suatu perusahaan, akan tetapi ada juga beberapa bisnis yang terlalu mengabaikan tentang siklus ini. Ketika perusahaan membuat laporan keuangan menggunakan siklus ini, mereka dapat lebih mudah untuk menerapkan keputusan bisnis yang baik.
Namun, tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa orang yang belum terlalu paham mengenai apa saja tahapan yang harus dilakukan untuk penerapan siklus ini. Sebelum membahas tentang beberapa tahapannya, kami akan menjelaskan tentang pengertiannya terlebih dahulu.
Pengertian Tahapan Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan tindakan akuntansi yang melibatkan proses pencatatan berbagai bukti transaksi keuangan perusahaan secara teratur. Nantinya, bukti transaksi keuangan perusahaan ini akan menjadi laporan dalam suatu periode tertentu.
Biasanya, siklus ini akan digunakan oleh sebuah perusahaan ketika proses pembukaan buku di awal tahun dimulai. Kemudian, siklus akan berakhir ketika jurnal penutup sudah dibuat. Pada dasarnya, istilah akuntansi ini akan berbeda dari istilah proses akuntansi.
Namun, untuk tahapan siklus ini sendiri akan ditambahkan dengan kegiatan lain yang berguna untuk memastikan apakah catatan akuntansi tersebut sudah siap digunakan pada periode yang akan datang. Kegiatan yang harus ditambahkan tersebut adalah pembuatan jurnal pembalik.
Setelah jurnal pembalik berhasil dibuat dengan menggunakan data-data yang akurat, pihak manajemen perusahaan harus mengunggahnya ke akun yang sesuai kebutuhan. Selama perusahaan masih beroperasi dengan baik, prosedur akuntansi ini harus dilakukan secara berulang atau berkala.
Jenis-Jenis/ Tahapan Siklus Akuntansi
Ada 2 jenis siklus yang dapat dibedakan menurut jenis perusahaan yang menggunakannya. Berikut adalah kedua jenis siklus akuntansi yang wajib Anda ketahui:
1. Perusahaan Dagang
Jenis siklus yang pertama dapat diterapkan oleh perusahaan-perusahaan dagang di Indonesia. Seperti yang sudah banyak orang tahu, perusahaan dagang itu sendiri merupakan suatu bisnis yang di dalamnya melibatkan aktivitas pembelian, penyimpanan, serta penjualan barang yang berbentuk.
Ada beberapa jenis akun yang digunakan pada siklus ini, yaitu penjualan, biaya persediaan, dan harga pokok dari penjualan perusahaan. Jadi, pelaku usaha dari perusahaan ini harus memperhatikan ketiga hal tersebut.
2. Perusahaan Jasa
Berbeda dengan perusahaan dagang yang menawarkan barang-barang yang berwujud, untuk perusahaan jasa sendiri menawarkan produk atau layanan yang tidak berwujud. Meski begitu, layanan ini tetap bisa menjadi keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Sementara itu, ada beberapa perusahaan jasa yang terlalu meremehkan pentingnya siklus ini terhadap bisnisnya. Nyatanya, perusahaan jasa juga membutuhkan siklus akuntansi yang tepat untuk menjalankan bisnisnya secara lebih lancar dan mudah.
Tahapan Siklus Akuntansi
Hasil pengolahan data akuntansi yang dilakukan dengan menggunakan siklus ini akan lebih terlihat sistematik. Maka dari itu, para pelaku usaha harus mengetahui bagaimana tahapan-tahapannya dengan baik. Tak perlu membahas hal lainnya lagi, tahapan siklus akuntansi adalah:
1. Melakukan Identifikasi Transaksi dalam Perusahaan
Siklus ini akan diawali dengan proses identifikasi transaksi dalam perusahaan. Dalam hal ini, tidak semua jenis transaksi dapat dicatat dalam laporan keuangan. Hanya beberapa transaksi yang dilengkapi bukti sah saja yang dapat dicatat dalam laporan keuangan perusahaan.
2. Proses Analisis Transaksi
Double-entry system merupakan salah satu sistem pencatatan yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan. Dengan menggunakan sistem ini, transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan akan berpengaruh terhadap posisi keuangan utang maupun piutang dalam jumlah yang sama.
3. Proses Pencatatan Transaksi ke Buku Jurnal Perusahaan
Jika akuntan perusahaan sudah menganalisis transaksi tersebut dengan benar, maka akuntan dapat langsung mencatatnya ke dalam jurnal perusahaan. Jurnal itu sendiri merupakan catatan kronologis yang berisi tentang transaksi-transaksi pada suatu periode tertentu.
Nantinya, ada 2 jenis jurnal yang dapat digunakan dalam siklus ini, yaitu jurnal khusus dan jurnal umum. Jika jurnal khusus akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan pada transaksi yang terjadi secara berulang, untuk jurnal umum akan dimasukkan ke satu rekening utang atau piutang perusahaan.
4. Mengunggah Jurnal ke Buku Besar Akuntansi
Siklus akuntansi akan dilanjutkan dengan mengunggah isi jurnal ke buku besar yang telah disediakan perusahaan. Berbeda dengan jurnal, buku besar merupakan kumpulan rekening pembukuan yang setiap bagiannya akan digunakan untuk mencatat segala jenis informasi tentang aktiva bisnis.
Untuk memudahkan proses identifikasi transaksi yang harus dilakukan, masing-masing rekening ini akan diberi nomor kode yang berbeda.
5. Menyusun Neraca Saldo
Bagi beberapa pelaku usaha yang belum tahu tentang bagaimana cara membuat neraca saldo yang tepat, Anda bisa memindahkan saldo yang telah tercatat di buku besar ke neraca saldo untuk dikumpulkan menjadi satu. Pastikan tidak ada kesalahan sebelum laporan mulai disusun.
6. Pembuatan Jurnal Penyesuaian Perusahaan
Pada dasarnya, pencatatan penyesuaian ini akan dilakukan secara berkata dan tidak jauh berbeda dari proses pencatatan transaksi lainnya. Yang menjadi perbedaan dalam hal ini adalah transaksi penyesuaian akan dicatat pada jurnal penyesuaian, lalu dikumpulkan dalam buku besar perusahaan.
7. Proses Penyusunan Neraca Saldo Tahap Kedua
Setelah jurnal penyesuaian disusun secara tepat, pihak manajemen perusahaan harus melakukan proses penyusunan neraca saldo lagi. Pada tahapan ini, saldo hanya perlu dipindahkan ke neraca saldo baru. Saldo yang perlu dipindahkan adalah saldo yang telah disesuaikan dengan buku besar.
8. Pembuatan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam proses perkembangan suatu bisnis, sehingga pelaku usaha harus membuat laporan ini dengan cara yang tepat dan data yang akurat.
Beberapa jenis laporan yang harus disusun dalam siklus ini adalah laporan perubahan modal, laporan untung-rugi perusahaan, laporan arus kas, dan neraca perusahaan.
9. Pembuatan Jurnal Penutup
Pada dasarnya, fungsi dari jurnal penutup itu sendiri adalah untuk melakukan penutupan rekening pada rekening laba-rugi perusahaan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Nantinya, rekening-rekening nominal ini harus ditutup, sehingga aktivitas transaksi bisa diukur secara lebih akurat.
10. Proses Penyusunan Neraca Saldo Tahap Ketiga
Neraca saldo memang akan menjadi salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan dalam laporan keuangan perusahaan. Tujuan proses penyusunan neraca saldo tahap ketiga ini adalah untuk memastikan apakah saldo yang seimbang sudah benar dan sesuai dengan data yang ada.
11. Pembuatan Jurnal Pembalik
Untuk tahapan yang satu ini tidak harus dilakukan oleh setiap perusahaan, karena sifatnya sendiri opsional. Jadi, beberapa perusahaan boleh melakukannya ataupun tidak melakukannya.
Kendati demikian, jurnal pembalik dapat berguna untuk menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi secara berulang. Siklus akuntansi dapat membuat hasil laporan keuangan lebih akurat, sehingga para pelaku usaha harus memahami tahapan-tahapannya dengan baik. Lakukan beberapa tahapan yang ada di atas, untuk menyusun laporan keuangan perusahaan secara lebih akurat dan cepat.